Sunday, November 04, 2007

Urutan kisah dalam Qur'an kacau?

Missionaris mengklaim: "Jika kita membaca Al-Qur’an maka kita akan dihadapkan pada sederetan kisah-kisah yang saling tidak menyambung satu dengan yang lainnya. Sama sekali tidak ada satu pola penulisan yang baku, apakah itu kronologis ataupun topikal. Semuanya tercampur baur tanpa adanya kejelasan maupun urutan."

Klaim ini sebenarnya pernah dikemukakan oleh orientalist Richard Bell dalam bukunya mengenai Qur'an. Pendapat Bell ini (berikut juga versi Watt juga Nodelke) telah dijawab dengan detail di dalam bukunya Dr.Muhammad Mohar Ali "The Qur'an and The Orientalists" dalam chapter XI "On the text of the Qur'an: The Language and Style and The Theory of Revision".
Beliau merefute tuduhan2 mereka ini satu per satu dan mengexpose their sheer and baseless assumptions as well as hypothesis on the interconnected rhymes and themes of the Qur'anic verses.

Buku beliau yang lain "The Qur'an and The Latest Missionary Assumption" yang membahas klaim orientalist Puin tentang otentisitas manuscript kuno Qur'an yang ditemukan di Yaman.

Addional resource:
Link di website "Islamic Awareness" ini juga dikhususkan membahas topik 'Ulumul Al Qur'an terutama dalam hal menjawab tuduhan2 dari para pengkritik Qur'an baik dari kalangan orientalists maupun missionaries.

Untuk menjawab "Is The Qur'ān A Shapeless Book?", artikel ini mungkin bisa dibaca untuk menambah wacana mengenai hubungan antara ayat2 dengan theme yang berhubungan, beautifully linked structures, interconnecting with each other.

Mudah2an ada manfaatnya.
Wallahu'alam.

No comments: