Saturday, October 25, 2008

Menulis SWT dan SAW di belakang tulisan Allah dan Nabi

Kabarnya menulis karya ilmiah di IAIN/UIN tidak diperkenankan menulis SWT atau SAW di belakang tulisan Allah dan Nabi Muhammad.

Saya rasa kita semua tahu bahwasanya tidak menulis SWT di belakang nama Allah tidak akan mengurangi kebesaran dan keagungan-Nya. Menurut saya penulisan ini lahir dari perasaan kita yang ingin memberikan special title kepada-Nya (yang membedakannya dengan nama2 lainnya) Tradisi penulisan ini bisa dijumpai dalam kitab2 karya ulama2 Islam sejak dulu hingga kini. Mungkin juga tradisi ini mengikuti isyarat dalam Qur'an untuk pengagungan Allah (dalam ayat 39:67), juga banyak ayat2 lainnya di Qur'an seperti 6:100, 10:18, 16:1, 17:43, 30:40. Selain SWT, penulisan AWJ ('Azza wa Jalla) juga bisa dijumpai dalam tulisan2 ulama2 Islam ini. Mungkin kita bisa samakan dengan tradisi penulisan panggilan atau gelar nama orang2 terhormat dalam masyarakat, seperti presiden, atau kiyai haji, dan lainnya.

Begitu pula tradisi penulisan SAW yang bisa dijumpai dalam kitab2 ulama2 Islam. Mungkin ini lahir karena perasaan ingin mengikuti perintah dalam Al Qur'an untuk bershalawat kepada Nabi (33: 56) juga hadits2 Nabi yang mengingatkan akan meruginya mereka yang tidak mau menyebut shalawat kepada beliau ketika nama beliau disebutkan.

Berdosa atau tidaknya, atau masuk tidaknya ke dalam neraka, orang2 yang tidak menulis SWT dan SAW di belakang nama Allah dan Nabi, saya rasa itu urusan Allah SWT yang menilai niat di hati setiap orang. Kalau memang niat seseorang memang tidak mau mengagungkan Allah atau tidak mau bershalawat kepada Nabi, ayat2 di atas dan hadits2 Nabi sudah mengingatkan.

Yang kita sayangkan adalah kalau anak2 Islam dididik untuk memiliki feeling "inferiority complex" atau dikikis sedikit demi sedikit perasaan "respect" dalam hati mereka sehingga merasa malu atau tabu untuk mengagungkan Allah SWT atau bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW dalam tulisan2 mereka  dengan alasan "nggak enak nanti orang non-Muslim tersinggung sama tulisan kita". Mental mereka menjadi rendah dan tidak lagi memiliki izzah sebagai Muslim. Na'udzu billah. Saya sendiri kadang menulis God Almighty ketika berdiskusi dengan non-Muslim. Atau kalau saya tulis Allah SWT, biasanya saya translate artinya biar mereka mengerti. Begitu pula dengan Nabi SAW, kadang saya tulis "The Prophet", atau kadang pula "Muhammad" kalau berdiskusinya sudah dalam taraf adu argumentasi yang tidak boleh terlihat adanya bias religious feeling.

Kalau mengenai topik tentang kemarahan banyak orang Islam kepada IAIN/UIN beberapa tahun belakangan ini, saya rasa bisa dilihat dari munculnya beberapa insiden atau tulisan2 kontroversial yang berasal dari beberapa orang yang berlatar belakang universitas Islam ini. Misalnya dulu pernah ada mahasiswa IAIN Bandung yang bertakbir "anjinghu akbar" (bisa dilihat klipnya di youtube: http://www.youtube.com/watch?v=5lizJRwnDPQ). Atau ada pengajar IAIN Surabaya yang sengaja menulis lafazh Allah di sebuah kertas kemudian membuangnya dan diinjak2 seraya berteriak (Gatra, 7 Juni 2006), atau terbitnya buku "Indahnya Pernikahan Sesama Jenis" yang berisikan artikel jurnal Fakultas Syari'ah IAIN Semarang tahun 2004. Atau  tahun ini kita sempat dikagetkan dengan laporan Jakarta Post tentang  Kita semua tahu bahwa sebenarnya tidak semua orang2 IAIN/UIN seperti itu, tapi saya rasa kita bisa memahami mengapa banyak orang Islam di tanah air saat ini melihat pendidikan di IAIN/UIN sedemikian curiga dan negatif sampai menimbulkan istilah2 negatif pula.

Wallahu'alam.

Friday, October 24, 2008

Ceramah Ustadz Yusuf Mansur

Saya teringat akan ceramahnya ustadz Yusuf Mansur di salah satu masjid semasa liburan beberapa bulan lalu yang ingin saya share. Ustadz muda ini terkenal dengan julukan "ustadz sedekah" karena ceramahnya pasti aja menyinggung pentingnya bersedekah dan shalat sunnah.

Ceramah beliau malam itu juga tidak jauh dari sedekah dan shalat2 sunnah sebagai jalan menyelesaikan problematika hidup, ditambah dengan kisah2 nyata yang beliau alami dan jumpai sendiri. Meskipun kedengarannya kejadian dalam kisah2 tsb kemungkinannya sangat jarang sekali terjadi, tapi menurut ustadz Yusuf Mansur jika Allah SWT sudah  berkehendak membantu kita, semua yang tampak sulit oleh kita, bisa saja mudah terjadi.

Salah satu kisahnya tentang seorang kawannya yang mengeluh telah lama kerja banting tulang sampai lembur2 malam, tapi penghasilan segitu2 aja terus nggak nambah2. Waktu ditanya apa ia masih suka shalat dhuha, tahajud, dan gemar bersedekah, ia bilang boro2 shalat malam, akibat kerja lemburnya ia sudah kecapean untuk bisa bangun malam, begitu juga shalat sunnah lainnya. Terus bagaimana bisa bersedekah kalau penghasilannya aja pas2an.

Kemudian ustadz Yusuf Mansur bilang pada dia, coba deh berhenti lembur beberapa hari aja untuk bisa lagi shalat malam dan usahakan shalat dhuha juga, serta coba bersedekah walaupun hanya sedikit. Kawannya bilang kalau dia berhenti lembur dari mana lagi dia akan menambah penghasilannya?  Ustadz Yusuf Mansur menjawab kamu masih percaya sama Allah nggak?

Wah, waktu itu saya merasa pertanyaan tsb itu sepertinya mengena ke diri saya sendiri. Karena biasanya pikiran saya memang seperti pikiran kawannya itu. Bagaimana Allah mau menolong kalau kita tidak berusaha sekuat tenaga? Tapi biasanya karena terlalu diforsir kita sering kecapean sendiri dan akhir letih dan malas dengan ibadah2 sunnah. Atau bagaimana mau bersedekah kalau rumah kita masih belum lunas, bill2 lainnya harus dibayar, anak2 dan istri butuh ini itu, dst...

Kawannya masih tidak yakin. Lalu si ustadz bilang, ok, gini deh, kalau dalam beberapa hari ia masih nggak naik2 gajinya, si ustadz yang nanggung gaji lemburnya. Tapi kalau gajinya naik, ia harus mensedekahnya setengah kenaikan gajinya itu. Lalu ustadz bilang lagi, sebenarnya ini bisa dibilang bukan tauhid sejati, karena ia itu masih menggantungkan harapannya pada "backup plan" yang berari ia masih nggak percaya 100% sama Allah yang sanggup menolongnya. Tapi akhirnya kawannya tsb bersedia berhenti dari lemburnya. Dan akhir cerita, beberapa hari kemudian, ia diminta oleh saudaranya untuk bekerja di perusahannya dengan gaji yang jauh lebih besar dari gaji sebelumnya.

Aneh, tapi nyata.

Dan bukan satu dua kisah saja, tapi banyak kisah2 nyata lainnya.

Ustadz Yusuf Mansur memang tampak begitu yakin akan janji Allah terhadap orang2 yang gemar bersedekah dan shalat sunnah. Bukan hanya balasan di akherat, tapi di dunia ini juga dimudahkan urusan2nya, dari kelapangan rezeki dan karunia kesehatan. Mungkin karena beliau mengalami sendiri atau berjumpa dengan pengalaman2 nyata.

Dalam satu riwayat diceritakan bahwa seorang penjual kayu bakar yang tengah menggendong kayu2 bakar pernah lewat di depan Nabi dan sahabat2nya. Kemudian Nabi mendapat kabar dari malaikat bahwa ajal orang tsb akan tiba hari itu. Tapi sampai akhir hari, orang tsb masih hidup dan lewat kembali di depan Nabi. Kemudian Nabi menghampirinya dan memberitahukan padanya akan kabar yang diterima sebelumnya, dan ingin tahu apa yang ia lakukan sehingga sampai sekarang masih segar bugar. Penjual kayu bakar tsb menceritakan bahwa dalam perjalanan ia berjumpa dengan seorang yang membutuhkan makanan, kemudia penjual kayu bakar tsb dengan ikhlas menyedekahkan makanannya kepada orang tsb. Ketika penjual tsb meletakkan kayu2 bakar yang digendongnya, tiba2 keluarlah seekor ular berbisa dari dalam kayu2 tsb. Menurut Nabi, ular tsb ditahan seizin Allah SWT untuk tidak mematuknya, karena sedekah yang ia ikhlas lakukan. Allah SWT bebas menentukan umur seseorang berdasarkan iradah-Nya dengan  ilmu, kuasa dan kasih sayang-Nya.

"Silaturahmi dapat memperpanjang umur, dan sedekah dapat merubah takdir" (HR. Muslim)

Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang2 sakit di kalanganmu dengan memperbanyak sedekah, dan siapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani)

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia membantu orang lain yang mengalami kesulitan. (HR. Ahmad)


Wallahu'alam.

Tuesday, October 21, 2008

Annual Muslim Day Parade di New York City

Annual Muslim Day Parade di New York City:
https://journeyintoamerica.wordpress.com/2008/10/17/together-we-stand-divided-we-fall/

Wah rame juga ya penontonnya... ada yang teriak2 mencaci maki Nabi SAW, menjelek2an syari'ah, menuduh orang2 Islam bertanggung jawab thd perbuatan terorisme, etc... Ada Muslim yang terpancing emosi sampai meneriakkan child killer kepada orang2 yang anti Islam tsb. Ada pula yang hampir berantem... salah seorang Muslim bahkan sampai terpancing emosi, mengeluarkan kata2 "kotor" kepada seorang wanita yang terus menerus meneriak2an kata2 anti Islam.

Bagaimana caranya berda'wah kepada orang2 anti Islam tsb? Apakah mereka lebih baik diundang ke masjid dan diberikan informasi yang mengkoreksi pandangan2 buruk mereka terhadap Islam? Atau memang hati mereka sudah tertutup (summum bukmun umyun fahum la yarji'un) susah untuk diajak mendengar kata2 kita lagi?


Sunday, October 19, 2008

Training ESQ

Saya sendiri belum pernah mengikuti training ESQ tetapi setelah melihat videos di link youtubes ernyata banyak sekali ilmu2 yang bermanfaat di dalamnya buat kita semua.

Saya melihat banyak sekali ilmu2 mengenai kehidupan ini yang bisa dijumpai di mana saja, termasuk di dalam buku2 yang ditulis oleh non-Muslim, yang bisa diambil manfaatnya oleh umat Islam, meskipun tidak disebut secara langsung dalam Qur'an dan Hadits. Atau bisa pula yang bisa ditemukan di dalam keduanya, tapi belum ada orang Islam yang mampu merangkumnya secara structural sehingga bisa lebih mudah dimengerti dan diingat. Contohnya yang bisa dijumpai dalam buku2 psychology atau motivational, seperti "The Seven Habits of Effective People" by Dr.Stephen Covey (saya pernah ikut trainingnya selama 3 hari dan terasa sekali manfaatnya), "Real Life" by Dr.Phil McGraw (baru  saya baca sekilas di airport bookstore beberapa waktu lalu), dan masih banyak yang lainnya.

Dalam salah satu training ESQ disebutkan adanya penemuan terbaru yang bernama 'God Spot". Sebutan ini adalah daerah di otak yang terlihat aktif ketika seseorang mengalami "spiritual experience". Ini kalau tidak salah berdasarkan research neuroscientist team di University of California at San Diego. Tapi belakangan research terbaru di University of Montreal meragukan hasil research tsb karena mereka menemukan tidak hanya satu spot tapi di beberapa area di brain yang aktif during the spiritual experience.

Orang2 atheist menggunakan hasil research ini untuk mengkritik agama bahwa para pembawa agama (religious founders) mengalami gangguan pada area brain ini sehingga kadang2 melihat halusinasi (melihat malaikat, jin, mendengar suara wahyu, dll). Orang2 theist menggunakan research ini untuk membenarkan paham agama bahwa manusia ini diciptakan by default (secara fitrah) memiliki hubungan dengan Tuhan penciptanya. Padahal sebenarnya research tsb tidak mengkonklusikan demikian, juga tidak pro atheist ataupun pro theist.


Sayangnya ada orang2 Islam yang "alergi" terhadap buku2 macam ini karena menurut mereka buku2 tsb ditulis non-Muslim dan tidak berdasarkan Qur'an dan Hadits. Padahal banyak hikmah2 di dalamnya bisa dicari hubungannya dengan ayat2 Qur'an dan hadits nabi. Terutama mengenai hubungan antar manusia, yang kadangkala kita kira gampang (common sense) tapi ternyata tidak semudah yang kita kira. Kita perlu mengetahui BKMs (best known methods) dari orang2 yang telah berpengalaman how to deal with ourselves and with different types of people personalities. Persis seperti yang Nabi bilang mengenai hikmah barang orang mu'min yang hilang.

"Hikmah itu adalah barang hilang orang beriman.Di mana pun dia mendapatkannya, maka dia berhak memilikinya." (HR.Ibnu Majah).

Wallahu'alam.


Friday, October 10, 2008

Artikel tentang Wanita dalam Islam

Good article:
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2008/10/03/AR2008100301968_pf.html

However it does not answer many questions or doubts that many non-Muslims have regarding Islam, particularly about:

- the beating of wife by husband due to disobedience (not vice versa?)
- man can easily divorce his wife (not vice versa? )
- wife is cursed by angels if not fulfilling her husband's sexual need (not vice versa?)
- woman is the majority of hell population due to disobedience to their husband (not vice versa?)
- woman's portion of inheritance is only half of man's
- woman's credibility is only half of man's
- etc.

Right now, many non-Muslims who read Anti-Islam/Islamophobes writings about woman in Islam will know that all the above have basis in Islam (either in the Qur'an or Hadith, unlike "honor killing" or "female genital mutilation" which are also often mistakenly linked to Islam). All these need to be addressed one by one with satisfying answers (without beating around the bush), if we want to change the negative view that other people have about woman in Islam.

Saya sendiri tidak punya references khusus terhadap pertanyaan2 tsb, walaupun ada beberapa artikel2 di internet dari google yang membahas hal tsb, di antaranya:

http://www.livingislam.org/n/wmnc_e.html#ch-3

http://www.islamonline.net/english/In_Depth/IslamWifeBeating/index.shtml

http://www.answering-christianity.com/beating_no.htm

Mudah2an link di atas dapat bermanfaat dan membantu in the mean time...

Wallahu'alam.

Sunday, September 28, 2008

60 Million dollars to defame Islam - Obsession the movie

Insya Allah kalau umat Islam di US menyumbang $10 per orang aja dikali 7 million orang sudah menjadi $70 million. Apalagi kalau para pengusaha2 Muslim kaya raya, di timur tengah dan di asia, juga semua orang Islam di berbagai negara di dunia turut membantu akan bisa jauh lebih banyak lagi. Tapi sekarang masalahnya menurut saya adalah keefektifan program yang akan menjadi response terhadap ramainya Islamophobic ini. Sayang sekali kalau dana yang banyak ini diberikan tanpa ada program yang jelas dan tidak efektif. Misalnya dana tsb dipakai dipakai mencetak Qur'an sebanyak2nya atau mengadakan banyak interfaith TANPA  menjawab straight forward to the point, satu persatu tuduhan2 yang sangat buruk terhadap ajaran Islam maupun Nabi SAW, akan menjadi tidak efektif.

Saya kemarin ke Istiqlal dan selepas shalat ternyata berjumpa dengan Buya Abunyamin Roham yang banyak menulis buku Islam (tak disangka2 padahal malamnya saya sempat membaca buku beliau yang berisikan jawaban beliau terhadap "Islamic Invasion"nya Robert Morey - setahu saya penulis lain yang telah menerbitkan buku serupa adalah Ibu Irene Handono dengan judul "Islam dihujat: Menjawab buku Islamic Invasion"). Buya sudah tua umurnya (sekitar 70an) tapi masih semangat menulis buku2 Islam. Saya bilang pada beliau bahwa buku2 beliau perlu ditranslate ke bhs Inggris karena akan sangat bermanfaat sekali kalau dibaca oleh orang2 di US. Beliau tampak bersemangat dan akan mencari tahu mengenai usaha translation ini.

Saya sendiri sudah berusaha mentranslate bukunya Dr.Quraish Shihab, tapi bahasa Inggris saya tidak begitu bagus dan saya sendiri tidak punya pengalaman dalam translation ini, ditambah perfectionist, terasa lama sekali kalau buat satu halaman saja (dan itupun waktu dibaca ulang nggak pas gitu gimana kayaknya... makanya nggak pernah jadi-jadi... :)

Kita juga bisa berusaha membuat slides dan diconvert ke movie di youtube untuk menjawab tuduhan2 orang2 yang anti-Islam di sana (termasuk obsession movie ini). Saya kadang kalau ikut pula dalam diskusi di bagian comment video yang tampak anti Islam, dan alhamdulillah saya lihat kalau kita menjaga etika kita dalam berdiskusi tidak sedikit orang2 yang memiliki salah paham terhadap Islam mengakui salahnya cara pandang mereka dan respect dengan kita. Meskipun sederhana dan simple, tapi mudah2an ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

I searched on google and found a nice rebuttal of this anti-Islam DVD at:

http://www.obsessionwithhate.com/therebuttal.php

(you might want to save this  whole page just in case).

If necessary, we could print this rebuttal as small booklets or handouts, and distribute them to community centers, churches, and schools to educate people.

May Allah showers all of us with his mercy and blessings during this month of Ramadan and continue afterwards.

Semoga bermanfaat...

Saturday, September 06, 2008

Prof. Dr. KH Ali Mutstafa Yaqub

Saya kenal Prof. Dr. KH Ali Mutstafa Yaqub dari tulisan2 beliau dulu sekali di majalah Amanah dan buku2 beliau tentang Hadits Nabi SAW. Saya banyak belajar dari buku2 beliau mengenai sejarah hadits dan pembahasan mengenai hadits2 Nabi yang ditulis dgn bahasa yang mudah dimengerti. Setahu saya beliau pakar hadits di Indonesia (seperti halnya Dr.Daud Rasyid, dll).

Saya ingin bisa bertemu beliau (juga ulama2 lainnya) untuk berkonsultasi ttg hadits2 Nabi yang shahih sanadnya tapi matannya tampak "doesn't make any sense" atau bertentangan dengan modern science, sehingga sering digunakan sbg bahan penghujatan Islam.yang kini dijadikan bahan ejekan oleh para anti Islam dalam buku2 mereka juga dalam website dan forum2 diskusi di internet. Sudah beberapa toko buku saya kunjungi (Gunung Agung, Gramedia, Wali Songo), tapi saya tidak menjumpai adanya buku2 yang membahas hal ini. Dulu pernah ada buku "Hadits-hadits Musykil" tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

Misalnya: hadits yang menjelaskan bahwa ketika tenggelam matahari itu pergi bersujud di bawah 'Arasy (padahal kita tahu matahari itu tampak tenggelam karena perputaran bumi), lalat di kedua sayapnya ada kuman dan antidot (dulu pernah membaca ada klaim riset membuktikan hal ini tapi tidak ada bukti yang bisa diverifikasi), siapa yang makan kurma ajwa tidak akan mempan sihir dan racun (hadits ini digunakan anti Islam untuk menantang orang Islam makan kurma ini dan meminum baygon), Nabi Musa menampar malaikat sampai copot matanya, setan kencing di kuping orang tidur, dll... karena matannya yang agak "aneh" ini, tidak sedikit orang yang berpendapat hadits2 ini tidak shahih dan ditolak. Termasuk hadits dalam Bukhari yang bilang Aisyah menikah dgn Nabi ketika umur 9 th (pembahasan ini ditulis oleh seorang dokter di Michigan dan disebarkan ke milis2, tapi pernah dibantah oleh beberapa ulama yang lebih paham status sanadnya yang shahih ini).

Mudah2an kalau ada yang kesempatan berdiskusi dgn Bpk KH ini bisa ditanyakan hal2 ini dan bisa menshare jawabannya. Mudah2an bermanfaat buat kita semua.

Salam juga buat beliau, semoga diberikan kekuatan dan kesehatan selama di US dan kembali ke tanah air.

Monday, July 07, 2008

Being a Muslim is not fun anymore?

Tidak sedikit new converts yang balik lagi keluar dari Islam karena attitude tidak simpatik dari Muslims. IMHO, ini kendala yang sering dihadapi Muslim community, tidak hanya di Amerika sini tapi juga di tanah air.

Adanya kelompok extreme yang *memaksakan* pemahaman fiqh mereka dalam hal2 yang furu' (cabang) kepada orang2 yang berbeda pemahaman fiqhnya terhadap hal yang sama. Menurut mereka "al-haqqu wahid" (kebenaran itu cuma satu) termasuk dalam hal2 pemahaman hal2 fiqh yang terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, dan menurut mereka  tidak ada selain kebenaran selain bid'ah dan kesesatan dan setiap yang sesat masuk neraka. Ini akhirnya menimbulkan konflik intern dalam umat. Mana ada orang yang mau dipaksa, disindir, dituduh sesat dan masuk neraka hanya karena berbeda pendapat terhadap masalah2 cabang?

Dulu waktu masih kuliah, saya juga kenal dengan seorang brother yang baru masuk Islam, aktif di masjid, tidak lama kemudian ia sering memakai baju long dress gaya Arab, dan kadang2 kaffiyeh menutup kepalanya.

Pernah suatu hari saya di ajak ke apartmentnya dengan seorang Arab brother yang selalu mengajarinya Islam. Ketika melihat di ruang tamu ada CD player dengan koleksi CD musik, si brother dari Arab ini bilang "This is haram bro!" kepada brother new convert ini. Lalu di kamar beliau ada poster Michael Jordan (si new convert brother ini fannya Jordan), komentar si Arab brother tadi serupa "What is this? This is haram bro!". Saya dari tadi nggak enak dengan tone komentar dan gaya seperti layaknya pembuat fatwa si Arab brother ini. Tapi saya memang tidak dekat dengan dia sehingga tidak enak rasanya saat itu untuk berdebat di depan new convert ini. Dengan agak segan si new convert ini pun mengambil koleksi CD musiknya dan mencopot poster Michael Jordan di kamarnya.

Hanya beberapa bulan kemudian, si new convert brother sudah hilang dari masjid. Suatu hari saya bertemu dengannya di study lounge di campus cafetaria. Saya kaget ketika melihat dia yang kini memakai anting, memakai baju tanpa lengan dengan tatoo di lengan atasnya dan bergaul dengan orang2 yang tidak jauh beda dengan penampilannya. Saya sapa dia dan dia pun menyapa balik, tapi tampaknya dia berusaha mengalihkan perhatiannya dari saya.

Ini hanya satu contoh dari banyak kasus serupa yang sama yang dialami new convert.
Untuk menghindari hal yang serupa, saya selalu berpendapat bahwa pendidikan new convert sebaiknya jangan diberikan kepada mereka yang berpaham "picik" (closed minded) terhadap ajaran2 Islam, yang hanya tahu satu dua hadits sudah berani memberikan fatwa, tidak pernah belajar komprehensif mengenai Islam, yang bisanya hanya taqlid buta kepada para "suyukh" mereka tanpa tahu apa dasarnya, apalagi menutup mata terhadap argumentasi pandangan yang berbeda.

Mudah2an issue ini bisa kita diskusikan di masjid2 tempat kita berada (tentunya dengan baik2 dan sabar) sehingga bisa terbentuk solusi untuk menghindari agar issue yang sama tidak terulang lagi. Amin.

Wallahu'alam

Tuesday, June 03, 2008

At-Tahrim:1-5, Tafsir Ibn Katsir dan Safwat At-Tafasir

Saya ingin meminta bantuan kepada ikhwah yang memiliki tafsir Ibn Katsir yang full version (bukan yg mukhtasar atau abridged version in English) juga Safwat At-Tafasir nya Muhammad Ali Sabuni, untuk tafsir surat At-Tahrim ayat 1-5.

Banyak orang2 anti Islam/Islamophobes yang menggunakan tafsir surat ini untuk menghujat Nabi SAW yang dikatakan bahwa ayat2 tsb turun untuk mengkritik Nabi yang mengharamkan dirinya untuk menggauli hamba sahayanya Maria al-Qibtiyah setelah salah satu istri beliau, Hafsa RA, menemukan Nabi berdua Maria di rumahnya, padahal hari itu adalah giliran Nabi dengan Hafsa.

Para Islamophobes ini mengatakan bahwa tafsir2 klasik termasuk Ibn Katsir, Baydawi, Zamakhsyari, dan kontemporer Safwat at-Tafasirnya Ali Sabuni memuat hadits2 yang berkenaan dengan hal ini, tetapi tafsir Ibn Katsir (abridged version - yang bisa juga dibaca online) yang diterjemahkan dalam bhs Inggris tidak memuat kisah ini lagi tetapi hanya memuat latar belakang yang lain yaitu Nabi mengharamkan dirinya meminum madu untuk menyenangkan istri2nya (diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim). Mereka menuduh ini usaha dari ulama2 Islam untuk menutupi kisah yang mereka tuduh "memalukan" terhadap Nabi mereka.

Ketika saya bilang bahwa tafsir Ibn Katsir dalam bhs Inggris itu hanya memuat hadits2 yang shahih saja, mereka meminta apa buktinya hadits2 yang berkenaan dengan Hafsa dan Maria ini dikatakan tidak shahih? Mereka mengatakan pula bahwa dalam Safwat at-Tafasirnya, Ali Sabuni mengatakan bahwa menurut Ibn Katsir kisah mengenai Maria ini lebih dipercaya daripada kisah Nabi dan madu, dengan alasan jealousy yang timbul akibatnya di kalangan istri Nabi.

Karena saya tidak memiliki kedua kitab tsb, saya ingin meminta tolong ikhwah di sini yang memilikinya mungkin bisa membantu mencheck status hadits2 tsb. Atau bisa pula memforwardkan email ini kepada mereka yang memiliki specialized knowledge terhadap masalah ini.

Berikut ini Ibn Katsir full version online:
http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?nType=1&bm=&nSeg=0&l=arb&nSora=66&nAya=1&taf=KATHEER&tashkeel=0

Mungkin ada ikhwah yang jago bhs Arab di sini yang bisa mencari tahu apakah benar Ibn Katsir lebih percaya kepada cerita Maria dan Hafsa ini dibanding hadits shahih berkenaan dengan Nabi dan madu tsb?

Jazakullah khair atas bantuannya.


---- response from mas Ahmad Rafiq -----

Assalamu'alaikum,

Sebelumnya saya mau memperkenalkan diri sebagai "wong anyar" dari yogya, tapi asli saya dari Banjarmasin, nama saya Ahmad Rafiq. Nuwun mas Munjid (senior saya di Dep. of Religion Temple Uni) yang ngetokin pintu IMSA buat saya, mudahan saya bisa belajar banyak dari sini. Saya kenal beberapa nama  di sini yang saya pernah ktemu, tapi banyak yang belum, Insya Allah waktunya tiba untuk "kopi darat".

Saya tidak jago bahasa Arab, tp yang saya paham dari Ibnu Kasir, bukannya dia berusaha menutupi kasus pertama, tetapi hadis yang pertama itu sahih dengan syarat Bukhari Muslim, tetapi tidak ada dalam satupun kitab hadis yang enam (itu bisa masuk Mustadrak ya? yang lain mungkin lebih tahu), sementara riwayat yang tentang madu memang terdapat dalam Kitab Bukhari Muslim (artinya kita masih mungkin menemukan hadis sahih di luar Bukhari Muslim). Jadi singkatnya dia tidak membanding kekuatan kedua hadis tersebut secara langsung. Sementara itu versi ringkas Ibnu Kasir memang hanya mencantumkan hadis sahih yang diambil dari Bukhari Muslim, tapi dengan catatan, versi ringkas ini bukan Ibnu Kasir yang meringkas, karena bagi ibnu Kasir sendiri dalam banyak tafsir ayat yang lain keseimbangan informasi itu penting (sebenarnya karena karaternya yang bil-Ma'sur/berbasis riwayat maka dia akan berusaha mengumpulkan riwayat sebanyak yang dia bisa dalam setiap penafsirannya).
Sementara itu kalo kita baca tafsir yang lebih banyak mencatumkan riwayat, bahkan jadi rujukan Ibnu Kasir, seperti al-Tabari, ia lebih cenderung untuk menyebut riwayat yang tentang kasus Mariah al-Qibtiyah, Hafsah, dan Aisyah lebih kuat dibanding yang tentang minuman (madu/ bahkan dia tidak menyebut secara tegas tentang Madu). Tapi rangkaian ayat ini harus dibaca sampai tuntas, mulai dari Nabi SAW sebagai manusia yang juga bisa tersalah, lalu diingatkan Tuhan (sebagaimana pada banyak kasus lain), lalu kasus ini menjadi salah satu dasar hukum kifarat Half al-Yamin (melanggar sumpah) dan larangan mengharamkan yang halal, lalu kewajiban Istri untuk menjaga rahasia rumah tangga (termasuk 'aib suami), kemudian kewajiban menjaga keluarga dst.
yang menarik bagi saya surah al-tahrim itu bisa dilhat dalam kelompok besar, ayat 1-5 itu termasuk yang ghairu ibtidaiy, artinya yang pakai asbab al-nuzul, tapi ayat yang pakai asbab al-nuzul ini seringkali nanti (dalam al-Quran) akan disambung dengan yang ibtida'iy (tidak punya asbab), justeru pada ayat-ayat yang tidak punya asbab inilah nilai-nilai pelajaran dari ayat-ayat sebelumnya akan ditekankan, bisa kita lihat pada ayat 6 dst sampai cerita istri Nuh, Lut, Firaun n Maryam.

Anyway, saya kadang mikir kalo harus ngelayani orang Islamophobia (sebagaimana juga segelintir orang Islam yang selalu memandang orang lain sebagai musuh), apa nggak ada kerjaan lain bagi mereka yang lebih konkrit. tapi mungkin memang harus ada kali ya kelompok2 seperti itu untuk "menyeimbangkan" wacana n mancing kita ben mikir neh, asal jangan main gebuk!. Kadang kita justeru belajar dari sesuatu yang kita tidak senang.

Wallahu a'lam, gitu dulu sekedar perkenalan,

Wassalam

Rafiq.

Thursday, May 15, 2008

Tanggapan buat seorang ex-Muslim

Kisah sedih tentang Hassan Radwan, seorang ex Muslim aktivis (lulusan BA in Arabic and Islamic studies dan president of the Islamic society of University of London, amir of the da'wah society of North London, editor of Islamic magazine, writer of Islamic books for children, and guru Islamic school di UK founded by Yusuf Islam) yang murtad keluar Islam akibat banyaknya pertanyaan yang sulit dijawabnya dan mengganggu hatinya.

http://youtube.com/watch?v=aG8su4USr1U  (about his story)

http://www.youtube.com/watch?v=OuImUgwW9To  (about his family and past Islamic activities pictures).

Good lesson buat kita semua yang take for granted iman yang ada di dalam hati ini.
Juga sebagai pelajaran buat kita agar tidak mengacuhkan dan menutup mata terhadap pertanyaan2 yang dilontarkan oleh siapa saja tentang Islam.
Tidak mustahil lambat laun anak2 kita akan berhadapan pula serta bertanya tentang hal yang sama.

Mudah2an Allah SWT selalu menguatkan dan melindungi iman dalam hati kita semua hingga akhir hayat nanti. Amin.

Berikut ini beberapa video yang saya post sebagai tanggapan buat Hassan Radwan:

http://www.youtube.com/watch?v=1wKSm13AXRM
menjawab videonya yang menuduh Nabi SAW memukul Aisyah RA istrinya dan membunuh orang2 yang menulis puisi yang menghinanya.

http://www.youtube.com/watch?v=Kv43XGHqi8o
menjawab videonya tentang keraguannya terhadap Islam

Mudah2an bermanfaat.

Tuesday, May 06, 2008

Response Dr.Quraish Shihab atas film Fitna


Bisa dibaca di sini:
http://www.slideshare.net/Shobrie/ayat-ayat-fitna-quraish-shihab

Bagus argumentnya dan tidak "beating around the bush".
Bagus sekali kalau ada dalam English version juga sehingga bisa kita sebarkan ke lingkungan kita di sini.
Jazakallah khair!

PS: Senang rasanya kalau melihat para ulama, scholars & intelectuals of Islam bersama2 bersatu membantah hujatan dan propaganda Islamophobes yang kini ramai dipropagandakan di mana2, daripada saling berdebat kusir antara sesama mereka.

Friday, April 25, 2008

Non-Muslim scholar masuk Islam

Senang rasanya mendengar ada non-Muslim scholar apalagi yang mendalami ilmu2 Islam (mungkin sebelumnya berniat untuk tujuan missionaris atau lainnya) tetapi  kemudian mendapat hidayah dan masuk Islam.

Beberapa waktu yang lalu ketika sedang mencari argumentasi refutation terhadap tuduhan orientalists mengenai the origin of hadith, saya ketemu dengan video ini di youtube:

http://youtube.com/watch?v=XulKyLhS694

Ternyata Dr.Jonathan Brown ini juga seorang Muslim convert. Beliau saat ini terkenal sebagai salah satu hadith scholar yang kini tengah mengajar di University of Washington di Seattle. Dalam video tsb kita bisa lihat argument2 beliau merefute Goldziher, Schacht and others yang berusaha mengaburkan sejarah penulisan dan pengumpulan hadits Nabi (yang sering dituduh ditulis 200-300 tahun setelah Nabi).


Another side note:

Regarding hadith criticism, I also found books written by Dr.M.M.Azami really useful to be used as resources to refute the orientalists' (or missionaries' , or hadith rejectors') arguments, especially his book "Studies of Early Hadith Literature" which include his doctoral dissertation about the existence of hadith compilations written by companions of the Prophet, which include "as-Sahifa as-Sadiqa" (contains hadith collections by Abdullah bin Amr bin Ash - died 65 AH) and "as-Sahifa Hammam ibn Munabbih" (contains hadith collections by Abu Hurairah - died 60 AH). He also wrote a book refuting Schacht's accusation regarding hadith.

I hope this information will be useful for those who need it.

Tuesday, April 08, 2008

Youtube diblocked karena film Fitna?

Kabarnya yang dengar dari teman2 di multiply.com, youtube diblokir karena adanya film Geert Wilders' Fitna yang anti-Islam itu. Menurut saya sih sebenarnya Youtube itu penuh dengan video2 yang lebih extreme kebencian thd Islamnya dibanding film Fitna. Dan sekarang tampaknya film Fitna pun sudah diperbanyak dan diupload oleh banyak user yg membenci Islam bukan hanya di youtube tapi di video site2 lainnya. Tampaknya hanya sedikit dari umat Islam yang membuat film2 response/rebuttal dan mempostnya pula di sana dengan keyword yang pas (misalnya "fitna, response, rebuttal, islam, muslim, qur'an") sehingga orang2 yang mencari video responsenya akan melihat video kita pula. Saya mencoba mempost 10 min video response di multiply juga di youtube (http://youtube.com/watch?v=hSvyOpk-bIw) dan dalam satu minggu sudah mencapai 15000 viewers. Atau bisa kita pula beramai2 mem-FLAG video2 propaganda anti Islam tsb sebagai "Hateful/Abusive Content" sehingga oleh youtube admin video tsb akan diremove.

Saya sangat menyayangkan kalau Youtube diblokir karena saya sendiri merasakan banyak belajar Islam dengan banyak Muslims (dari berbagai negara) di sana, juga dari video2 Ahmad Deedat, Zakir Naik, Jamal Badawi, dlsb, serta kesempatan berda'wah kepada siapa saja di sana. Memblokir youtube rasanya kok seperti menutup ladang ilmu dan da'wah... Begitupula multiply.com yang saya rasakan bisa menjadi medium silaturahmi dan sharing antara kita, kabarnya sebagian ISPs di Indonesia sudah memblokirnya pula.

Mudah2an ada yang bisa menyampaikan hal ini kepada Bapak Mentri Infokom agar tidak terjadi pemblokan kebebasan berkomunikasi di era informasi ini.

Saturday, March 29, 2008

Menanggapi film FITNA

Sebenarnya mudah saja kalau mau membuat film sebagai response thd film ini, dengan style yang sama pula (cutting and pasting quotations dari ajaran2 agama, paham, ataupun pemimpin2 mereka, disertai potongan clips of the victims of the crime of people associated with them, atau komentar2 orang2 extrimis agama/paham mereka).

Misalnya karena Islamophobes bisa dari kelompok religious ataupun non-religious/atheist, dalam film response tsb bisa diperlihatkan quotation ayat2 dari Bible atau ajaran2 atheism/communism yang menghalalkan segala cara, beserta foto2 kekejaman Inquisition, Crusades, Nazi, WW1 and WW2, Lenin, Stalin, Polpot, Zionis, Bosnia, Grozni, korban2 rape/sex abuse para pemimpin gereja, pastor2 yang terlibat sex scandals, mass suicide, serial killers, dll, yang memiliki background yang sama dengan mereka. Juga anak2 kecil yang dilatih Jesus' camp untuk menjadi "Soldiers of God" (http://youtube.com/watch?v=LqcVGsofOpE), atau Christian extremists yang bernafsu membuat WW3 agar mempercepat 2nd coming of Jesus (http://youtube.com/watch?v=_UoHfCUBiEM), dst, dst. Pointnya cut and paste komentar2 mereka disertai ayat2 kitab suci ataupun doktrin2 paham mereka. Tambahi background music, dan jadilah film responsenya! Pasti akan jadi hit box office juga! ;-)

Setelah pikir2 lagi, saya merasa lebih baik membuat response yang educative, daripada yang offensive.Berikut ini video yang saya compile dari clips film "The Message" yg menceritakan garis besar historical background dari ayat perang dalam Al Qur'an. Mudah2an dapat menghapus miskonsepsi mereka yang membenci Islam, Qur'an dan Nabi SAW.

http://www.youtube.com/watch?v=hSvyOpk-bIw

Mudah2an bermanfaat bagi yg membutuhkan.

Tuesday, March 18, 2008

Tanggapan terhadap tulisan Prof.Feldman

Menanggapi tulisan:
http://www.nytimes.com/2008/03/16/magazine/16Shariah-t.html?pagewanted=1&_r=1&th&emc=th

Tulisan Prof.Feldman ini lumayan bagus dan tampak diusahakannya untuk bersifat objective, meskipun ada juga hal2 kekurangannya. Satu hal penting yang perlu digarisbawahi dalam tulisannya adalah mengenai perbedaan definisi terhadap kata2 yang sering digunakan di dunia barat dengan makna sebenarnya dalam Islam:

"One reason for the divergence between Western and Muslim views of Shariah is that we are not all using the word to mean the same thing. Although it is commonplace to use the word "Shariah" and the phrase "Islamic law" interchangeably, this prosaic English translation does not capture the full set of associations that the term "Shariah" conjures for the believer. Shariah, properly understood, is not just a set of legal rules. To believing Muslims, it is something deeper and higher, infused with moral and metaphysical purpose. At its core, Shariah represents the idea that all human beings — and all human governments — are subject to justice under the law."

Masalah syari'ah ini sering dibawa2 Islamophobes untuk melabel orang2 Islam yang setuju dengannya sebagai kelompok extrimist atau radikal yang perlu dicurigai bahkan dimusuhi. Kalau tidak salah dulu Imam Syamsi juga waktu diinterview di FoxNews mengenai video "ISLAM: What the West Needs to Know" pernah digiring dengan pertanyaan yang serupa. Imam Syamsi dengan bagus menjawab bahwa syari'ah itu tidak hanya perkara justice and punishment melulu, tapi aturan2 hidup sehari2 setiap Muslim dari bangun tidur, mandi, shalat, kerja dan aktivitas2 lainnya.

Dulu kalau tidak salah ada institusi yang berusaha melobi pemerintah untuk mengeluarkan undang2 yang mengucilkan atau mendeportasi Muslims yang setuju dengan syari'ah. Bahkan institusi ini mengklaim bahwa komunitas Muslims di masjid2 di Amerika banyak yang dikategorikan masuk ke dalam kelompok extrim dan radikal karena dituduh setuju dengan syari'ah, bahkan dituduh berusaha mengganti hukum2 di negara ini dengan syari'ah. Ini jelas tuduhan fitnah dan propaganda agar pemerintah membenci dan mencurigai setiap Muslim yang sudah jelas setiap hari mempraktekkan ajaran2 Islam dalam kehidupan mereka. Alhamdulillah pemerintah tidak termakan begitu saja oleh propaganda fitnahan tsb. Tapi kita tidak tahu kalau fitnahan macam ini ada yang mempengaruhi pemikiran orang2 awam maupun govt officials yang akhirnya melahirkan sikap mencurigai dan memperlakukan orang2 Islam dengan buruk.

Adalah tugas kita bersama untuk terus berusaha menghapus miskonsepsi2 macam ini.
Dimulai dari diri sendiri, keluarga, tetangga, teman2, dan masyarakat semua.

Wallahu'alam.

Monday, March 10, 2008

Can Muslim and Christian be friends?

Video ini baru dipost di youtube mengenai debat dua bulan yang lalu (Jan 2008) yang diadakan Islamic Society of Tulsa Oklahoma, antara Dr.Jamal Badawi dengan Pastor Reza mengenai topik di atas.

Meskipun topiknya kelihatan sederhana, tetapi di dalamnya bisa dijumpai argument2 yang sering dibawa oleh hard-core Islamophobes mengenai hubungan Muslim dengan non-Muslim. Kata2 si Pastor sering membuat kita emosional, tapi terus terang ini kenyataan yang ada di dalam banyak buku hadits dan tafsir, yang sering di salah gunakan saat ini oleh para propaganda Islamophobia untuk menghujat Islam (juga oleh kelompok2 extrim dalam Islam yang akhirnya membuat image Islam menjadi buruk).

Alhamdulillah Dr.Jamal Badawi bisa dengan tenang (meskipun tampak agak tergesa2 karena limited time) menjawab tuduhan2 tsb.

https://www.youtube.com/watch?v=FGxMqj8EBSo

Silahkan ditonton dari bagian 1 sampai habis, harap sabar dan jangan keburu emosi lalu stop di awal atau tengah2...  :-)
Bagian akhirnya bagus sekali ditutup oleh closing statementnya Dr.Badawi. To the point. Not apologetical, but the truth.

Silahkan yang mau mendiskusikannya, bergabung di milis diskusi-islamophobia@googlegroups.com

Mudah2an bermanfaat.

Thursday, March 06, 2008

Rebutting Islamophobes on Conservative Radio

I heard Jeff Siddiqui, a Muslim da'wah activist from Seattle, was interviewed by a conservative talk radio last year and he was really good in presenting his arguments correcting misconceptions about Islam and Muslims!

What the NBC website really shows that the propaganda of Islamophobes is working.  Label all terrorism and crimes done by Muslims with adjective "Islamic" or "Muslim", but don't associate those done by Jews, Christians, Hindu, Buddhist, Atheists, with their belief.  Even the word "Jihad" which is a word that has noble meaning in the Qur'an has been used  frequently now with negative connotation in "jihadist, another label for "terrorist".

As far as I know the only station that has been trying to remove these Islamic- or Muslim-adjectives from negative connotation from their reporting is ABC News. Their effort should be applauded and thanked. In their recent TV show, they tested how people behave when a Muslim sister was treated harshly by a bigot in a store. This is really an effort to counter the Islamophobes propaganda. But if you read the viewer comments on ABC website, you will find SO MANY people HATE ABC for the show. This shows us how bad and deep the propaganda has affect on a lot of people.

All of us TOGETHER should start participate actively in countering their propaganda and false conceptions about Islam. We could send email, letter, or comment on the website, to news media, correcting their biased report. Or talk to our friends at schools, offices or neighborhood, if they have these misconceptions. Insha Allah our effort will not be useless in improving the situation, and most certainly it won't be worthless in front of Allah SWT.

"O ye who believe! Be the helpers of God (in His cause), even as Jesus son of Mary said unto the disciples: Who are my helpers for God? They said: We are God's helpers." (Qur'an 61:14)

Wallahu'alam

Tuesday, February 19, 2008

What's wrong with being a Muslim and running for President?

It's kinda sad to see when many people in America asked if Obama is a Muslim, everyone tries hard to convince them that he's not one, but forget to add a line "But what's wrong with being a Muslim and running for President of this country?"

We should let everyone know and not forget that the constitution of this nation does not prohibit anyone of any faith or any race from running for a government office. Does being a Muslim now make someone deserve to be perceived as a bad person and not allowed to contribute to the betterment of this nation? 

Friday, February 15, 2008

Why they left Islam?

Mengamati banyaknya orang masuk Islam di Amerika ini, saya jadi teringat kasus yang sangat disayangkan: Steve A. Johnson (Faruq Abdullah) yang dulu convert ke Islam bahkan menjadi aktivis da'wah ISNA, dan sempat menulis beberapa buku da'wah pula, salah satunya "Da'wah to Americans: Theory and Practice", kemudian beliau balik lagi ke Christianity, bahkan sekarang mengajar Muslim studies di Columbia International University (school of missionaries). (http://www.ciu.edu/faculty/bio_short.php?id=273).
Jochen Katz et.al. dari answering-islam team, yang sering men-debunk berita masuknya non-Muslim scholars atau celibrities ke Islam, tidak luput menyebarkan berita ini pula dalam diskusi2 mereka.

O you who believe! If you ever abandon your faith, God will in time bring forth [in your place] people whom He loves and who love Him - humble towards the believers, proud towards all who deny the truth: [people] who strive hard in God's cause, and do not fear to be censured by anyone who might censure them: such is God's favour, which He grants unto whom He wills. And God is infinite, all-knowing.
(5:54)

Verily all this is an admonition: whoever, then, so wills, may unto his Sustainer find a way. But you cannot will it unless God wills, for, behold, God is indeed all-seeing, wise.
(76:29-30)

Wallahu'alam.

Thursday, February 14, 2008

The Pharaoh of Moses?

Setahu saya kita tidak memiliki banyak bukti peninggalan bersejarah (archeological evidence) yang detail mengenai sejarah Nabi Musa dan kaumnya di Mesir. Narasi sejarah Nabi Musa hanya banyak ditemukan dalam Bible (Old Testament) dan Qur'an. karena Bible sendiri penuh dengan kontradiksi terhadap historical narrations, jadi tidak bisa dipercaya 100% sebagai sumber sejarah.

Di Bible, Pharaoh yang membesarkan Musa dan menindas kaumnya berbeda dengan Pharaoh yang tenggelam di laut merah berdasarkan kisah di Book of Exodus verse Ex 4:19 - konteks ayat ini ketika Musa dalam status fugitive lari dari Pharaoh yang ingin membunuhnya karena Musa membunuh seseorang akibat persengketaannya dengan seorang budak. Lalu diceritakan Musa balik ke Pharaoh (tidak diceritakan Pharaoh yang sama atau tidak) pada usia 80 tahun. Dari sini sebagian Bible scholars menganggap Pharaoh yang berhadapan dengan Nabi Musa adalah Merneptah anak dari Ramses II (Pharaoh yang mengangkat Musa menjadi anaknya). Tapi pendapat ini tidak diterima oleh sebagian Bible scholars lainnya.

Al Qur'an tidak menceritakan dua Fir'aun (Pharaohs) dalam zaman Nabi Musa, tapi satu orang saja, yaitu yang istrinya membesarkan Musa sejak bayi, yang menindas bani Israil di Mesir, dan yang tenggelam di laut merah ketika mengejar Musa dan kaumnya. (salah satu ayat2nya di 26:10 ff. specifically 26:18-19). Di ayat itu jelas Pharaoh yang berhadapan dengan Musa adalah Pharaoh yang membesarkannya sejak kecil.

Ramses II ini diestimate para ahli sejarah berkuasa selama at least 40 tahun. Dan diketahui kekuasaannya berakhir sama dengan waktu Exodusnya bani Israil menyebrangi laut merah dipimpin Nabi Musa. Jadi ada kemungkinan Ramses II inilah Pharaoh yang sebenarnya tenggelam di laut merah.

Dalam buku "History Testifies to The Infallability of The Qur'an" by Dr.Louay Fatoohi dan Prof.Seetha Al-Dargazelli, chapter 7 "The Qur'anic Identification of the Pharaoh of the Exodus", dijelaskan alasan2 mengapa kisah Pharaoh yang disebut Al Qur'an lebih bisa diterima historically daripada kisah di Bible. Buku ini bisa dibeli di islamicbookstore.com.

Mudah2an ada manfaatnya dan tolong dikoreksi kalau ada yang salah.


Wallahu'alam.

Saturday, January 19, 2008

Kemana para ulama Islam?

Di tengah2 semaraknya Islamophobia, para Islamophobes kabarnya banyak yang menjadi millionaire karena penjualan buku2 anti-Islam yang menjadi best-sellers. Sayang, saya belum menjumpai adanya buku2 refutation dari Muslim scholars terhadap buku2 tsb. Padahal banyak Muslim professors dan intellectuals di banyak universitas baik di berbagai negara termasuk Timur Tengah. Yang saya jumpai hanya website2 yang dikelola oleh laymen (not specialized Islamic scholars) yang merasa concern untuk merespond. ( e.g. islamic-awareness.org, etc).

Saya pernah bertanya kepada Dr.Jamal Badawi, Dr.Ahmad Sakr juga Imam Zaid Shakir (Zaituna Institute) sewaktu mereka berkunjung ke sini, kapan terbit buku2 menjawab Islamophobes, belum ada jawaban pasti. Terakhir (beberapa tahun yang lalu) saya dengar Hamza Yusuf beserta beberapa scholars lainnya akan menerbitkan buku2 tanggapan, tapi saat ini belum dengar lagi kabarnya.
Apakah memang ada Muslim scholars yang sudah menulis buku refutation or rebuttal tapi tidak mau diterbitkan oleh any publisher? Termasuk Islamic publisher? Kalau tidak salah di US ada Amana, IIIT, dan Zaituna publishers.

Tidak sedikit yang bilang bahwa banyak ulama dan professor Muslim di timur tengah yang tidak mahir dalam bahasa Inggris dan tidak banyak pula penterjemah yang mahir menterjemahkan ke bahasa Inggris sehingga mudah dibaca dan dimengerti "native speakers". Sayangnya selama ini tidak ada yang memberikan alternatif solusi, dan semakin lama waktu berjalan makin banyak orang2 awam yang terpengaruh dengan pembentukan opini Islamophobes ini. Saya rasa survey yang diconduct CAIR tentang menaiknya trend Islamophobes ini salah satu penyebabnya bisa jadi karena pembentukan opini yang buruk ttg Islam ini.

Lain halnya dengan orang2 non-Muslim di sini yang begitu cepat mengcounter buku2 yang menyerang keimanan mereka. Waktu Richard Dawkins menerbitkan bukunya "The God Delusion" yang bestsellers itu, tidak lama kemudian muncul buku2 rebuttalnya, salah satunya "The Dawkins Delusion". Atau bukunya Bart Ehrman "Misquoting Jesus", tidak lama kemudian muncul buku2 rebuttalnya, seperti "Misquoting Truth". Apakah para authors ini dibayar mahal, atau berniat menjadikan bukunya bestsellers pula, atau karena memiliki motivasi tinggi, waktu yang banyak, atau team effort yang bagus? Saya tidak tahu, tapi yang saya sayangkan adalah mengapa orang2 Islam tidak bisa melakukan hal yang serupa?

Sayang sekali (mudah2an jangan sampai terjadi) kalau buku2 anti-Islam ini tidak jarang dijadikan reference oleh mereka yang non-Muslims untuk belajar tentang Islam. Bayangkan kalau buku2 ini dibaca pihak authority or policy makers yang akan mempengaruhi sikap dan attitude mereka terhadap Muslims baik local, national maupun international.

Saya sedih kalau ada orang2 Islam sendiri merasa tidak peduli dan berusaha merespond masalah ini. Mungkin mereka ataupun keluarga mereka belum merasakan dampak dari Islamophobia. Padahal common sense saja sebenarnya, image Islam dan Muslim yang dibuat buruk sedemikian rupa bila diconsumed oleh ignorant people akan membuat mereka membenci Muslims dan ini bisa mentrigger hate crimes towards Muslims.

Sedih lagi kalau ada Muslims yang sampai berkomentar "It's wasting time and energy to respond to Islamophobes". Apakah mereka tidak percaya lagi dengan adanya pahala dari Allah SWT dalam setiap usaha da'wah? Or is that only an excuse for our laziness or our inability in writing and articulating our responses in English? It is upon us Muslims to ponder this and start doing the effort.

Wallahu'alam.

Thursday, January 10, 2008

Menggunakan sumber yang tidak lengkap

Banyak diskusi agama terjadi di mana salah satu atau kedua pihak menggunakan dalil/reference yang tidak komprehensif, atau hanya partial. Seperti dalam diskusi mereka yang mengklaim bahwa dalam Islam semua agama yang ada saat ini diakui *kebenaran*nya dan dijamin keselamatannya di akherat. Mereka mengeneralisasi ayat Qur'an 2:62 atau 5:69, tetapi tidak menggunakan ayat2 lain e.g. 3:19, 3:85, dllnya, begitupula hadits2 Nabi SAW yang berhubungan dengan ayat-ayat ini.

Memang diperlukan honesty dalam berargumentasi. Mengutip references partially dan meninggalkan bagian2 yang berhubungan yang malah menggugurkan argumentasi adalah sikap DISHONEST (or honest mistakes if unintentional). Ini serupa dengan argument2 para Islamophobes yang sering menghujat Islam, Qur'an maupun Nabi SAW.

Wallahu'alam.

Saturday, January 05, 2008

Banned from the Bible

Dalam liburan bulan yang lalu saya juga menonton program "Banned from the Bible". Setahu saya mainstream Christians berpendapat bahwa the banned gospels tsb ditulis oleh Gnostic sects yang menganut paham "Gnosticism" yang bertentangan dengan ajaran Judaism, Christianity and Islam, yang berpendapat bahwa manusia itu sebenarnya adalah divine spirits yang terperangkap dalam dunia yang diciptakan oleh evil entity, karena itu menurut mereka gospels tsb dilarang. Tetapi ternyata teori dan definisi paham Gnosticism sampai saat ini masih banyak diperdebatkan oleh para historians karena banyak variationsnya dari sekte ke sekte terutama sejak ditemukannya manuscripts Dead Sea Scrolls and Nag Hamadi.

Kebetulan saat itu saya sedang berdiskusi dengan beberapa rekan Christians mengenai reliability dari kisah Jesus' crucifixion and his resurrection. Mereka berpendapat bahwa kedua events ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri karena didukung informasi dari gospel manuscripts dari awal abad pertama juga informasi di luar gospels dari first or second century historians. Makanya mereka merasa heran mengapa orang2 Islam kok percaya begitu saja kepada Qur'an yang diturunkan 600 tahun setelah zaman Jesus yang mengandung informasi bertentangan dengan data2 awal abad pertama  dan kedua yang lebih dekat jaraknya dengan event tsb (4:157).

Juga mereka melihat adanya kebingungan di kalangan orang2 Islam sendiri akan siapa sebenarnya yang disalib. Ada ulama yang berpendapat bahwa yang ditaruh di tiang salib itu sebenarnya Jesus namun ia tidak mati, hanya tampak mati oleh orang2 yang melihatnya (swoon theory), sehingga tidak bisa dibilang Jesus itu disalib (karena berdasarkan terminologi "crucified" mengandung arti "died on the cross"). Kelompok Ahmadiyyah umumnya menganut paham ini. Ahmad Deedat dan Dr.Zakir Naik sering dibilang menganut teori ini meskipun sebenarnya argument ini mereka gunakan untuk membuktikan kemungkinan Jesus tidak mati di tiang salib berdasarkan ayat2 Bible sendiri.

Ada pula orang2 Islam yang berpendapat bahwa yang disalib itu adalah Judas Iskariot salah satu disciple yang menghianati Jesus. Dulu sejak SD saya masih ingat teori ini sering diajarkan dalam pelajaran2 agama Islam di tanah air. Setahu saya teori ini berdasarkan isi dari Gospel of Barnabas yang manuskriptnya ditemukan di akhir abad ke-16. Meskipun autentisitas manuscript gospel ini diragukan, ternyata dalam abad ke-6 gospel ini pernah dimasukkan ke dalam list gospels yang dilarang oleh Church. Meskipun demikian karena manuscript dari abad ke-6 ini belum ada yang menemukan, kita masih belum bisa membuktikan kesamaan isinya dengan manuscript dari abad ke-16.

Ada pula yang berpendapat bahwa yang disalib itu adalah salah satu disciple of Jesus yang memvolunteerkan diri untuk diubah mukanya seperti Jesus dan disalib in his place. Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan hal ini berdasarkan pendapat dari Ibn Abbas dari Ibn Abi Hatim juga dari riwayat An-Nasa'i. Sedangkan "Tafsir Jalalayn" (Al-Mahalli and As-Suyuthi) berpendapat bahwa yang disalib itu adalah salah seorang dari Jews atau tentara Romawi yang datang untuk menangkap Jesus. Riwayat lain yang disebut berasal dari Ibn Abbas dalam "Tafsir Ibn Abbas" menyebutkan bahwa yang disalib itu adalah salah seorang tentara Romawi bernama Tatianus. Ada pula yang berpendapat bahwa yang disalib itu adalah Simon the Cyrene yang datang untuk memanggul tiang salib menuju ke arena penyaliban. Dlsb.

Ketika mereka bertanya siapa yang disalib menurut saya, saya bilang wallahu'alam. Yang saya tahu berdasarkan Qur'an adalah Jesus tidak dibunuh (wa ma qataluhu) dan tidak pula disalib (wa shalabuhu). Ini berarti Islam tidak mengakui adanya konsep penebusan dosa seluruh manusia di tiang salib dengan disalibnya the so-called a "God-Man" in form of Jesus.

Al Qur'an tidak mengingkari adanya peristiwa atau event crucifixion itu sendiri. Tetapi Al Qur'an jelas2 tidak mengakui bahwa Jesus was crucified (either it was him alive on the cross or someone else was put to death on the cross in his place, Qur'an doesn't say). Ketika mereka bertanya mengapa saya tidak percaya kepada informasi dari current canonized gospels Mark, Matthew, Luke and John yang mereka klaim berdasarkan first eyewitnesses, saya tanya balik mengapa mereka bisa berkesimpulan demikian padahal banyak contradictions dalam kisah penyaliban tsb dalam gospels yang diakui sekarang.

Mereka bilang kontradiksi2 tsb hanya pada "surrounding events" bukan pada "the main event" (that is the crucifixion) yang keempat gospels ini setuju semua. Saya bilang pointnya tetap valid bahwa adanya kontradiksi2 ini, meskipun pada surrounding events, jelas menunjukkan bahwa narasi2 tsb bukan berasal dari first eyewitnesses, tetapi berdasarkan cerita dari mulut ke mulut tanpa adanya dokumentasi yang jelas mengenai chain of narrations (sanad) yang bisa ditrace sumbernya, sehingga bisa saja cerita2 ini diubah2 dari mulut ke mulut berdasarkan paham bermacam2 orang sehingga tidak faktual adanya.

Copy  dari gospel Mark saja (yang dibilang lebih tua dari Matthew dan Luke) baru ditulis sekitar 70 tahunan after the events. Author dari Matthew dan Luke pun menurut para Bible scholars menulis gospel mereka berdasarkan gospel Mark as well as a hyphothetical gospel "Q" yang sampai sekarang belum ditemukan manuscriptsnya.

Lalu mengenai pertanyaan mereka mengapa orang Islam percaya kepada informasi dalam Al Qur'an yang diturunkan 600 tahun setelah Jesus, saya bilang kredibilitas Al Qur'an lebih bisa dipertanggungjawabkan dari pada kredibilitas Bible. Al Qur'an diturunkan di tengah2 zaman di mana banyak gospels yang tidak jelas sumbernya dan kebenaran isinya. Church saja baru bisa memfinalize canonization Bible di abad ke 5. Mengapa mereka tidak pernah bertanya mengapa mereka mengimani gospels baru available 5000-4000 tahun setelah datangnya Torah kepada Moses? Pada point ini mereka agree to disagree karena pada akhirnya menurut mereka semua kembali kepada keimanan yang ada di hati masing2.

Dalam liburan bulan lalu saya juga mencoba membaca beberapa buku mengenai sejarah Bible ini terutama yang ditulis oleh seorang distinguished New Testament scholar, Dr.Bart Ehrman, dua di antaranya: "Misquoting Jesus" dan "New Testament". Beliau juga pernah diinterview di NPR dan ketika saya dengarkan interviewnya, saya sampai berpikir wah kok mirip ya pendapatnya dengan apa yang dikatakan Al Qur'an (3:78, 2:78-79, 2:59, 5:13), someone needs to give this man some da'wah!  :-)

Interview beliau bisa didengar di link ini:  http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=5052156

Mudah2an bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Tolong dikoreksi atau ditambahkan kalau ada yang salah atau kurang.

Wallahu'alam.

Monday, November 12, 2007

Mengapa Tidak Boleh Masuk Makkah dan Madinah?

Ada orang yang bertanya mengapa orang non-Muslim tidak boleh masuk Mekkah dan Madinah? Bukankah orang Islam boleh masuk ke Vatican meskipun mereka bukan Kristian?
Menurut saya, mereka berusaha membandingkan Vatican dengan Mekkah tidaklah pas. Karena Vatican City adalah ibukota Vatican, mungkin lebih pas kalau mereka membandingkannya dengan Riyadh, ibukota Saudi Arabia. Setahu saya, orang-orang non-Muslims boleh berkunjung ke Riyadh atau ke kota-kota lainnya Saudi Arabia, tapi bukan Mekkah dan Madinah yang dikhususkan buat orang Islam saja.

Vatican jelas berbeda dengan Mekkah. Vatican bukanlah kota historis yang dibangun oleh seorang Nabi ataupun memilik peraturan khusus dalam kitab suci Kristen. Kalau misalnya memang tertulis aturan di Bible bahwa non-Christians tidak boleh memasuki Vatican, apakah benar kalau non-Christians bisa memaksakan kehendak untuk masuk juga meskipun jelas-jelas dilarang?

Mekkah adalah kota historis yang memiliki tempat istimewa dalam keimanan umat Islam. Di Mekkah berdiri Masjidil Haram dan Ka'bah yang dalam keyakinan umat Islam dibangun Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagai tempat ibadah kepada Allah SWT semata. Meskipun daerah ini pernah berubah menjadi tempat penyembahan berhala di era paganism, daerah ini berhasil dibersihkan kembali oleh Nabi Muhammad SAW (dengan perjuangan berat selama 23 tahun lamanya) menjadi pusat ibadah tauhid umat Islam sedunia yang bisa ditemui aturan-aturannya di dalam Al Qur'an. Apakah kini orang-orang Islam hendak dipaksa untuk membuang keistimewaan tempat ini dari iman mereka? Dari mana logikanya?

Mungkin bisa kita lihat analoginya. Misalnya kita kaya raya punya rumah dan villa. Lalu kita undang teman-teman ke villa, tapi tidak ke rumah yang khusus buat keluarga saja. Apakah logis pendapat orang yang menuduh kita TIDAK TOLERAN karena tidak memperbolehkan orang luar masuk ke rumah kita (di mana hanya keluarga yang boleh masuk)? Kalau ia mulai main paksa, tindakannya bisa diadukan dengan tuduhan trespassing.

Ini serupa dengan mereka yang memaksakan kehendak agar orang Islam membolehkan mereka masuk ke tempat milik umat Islam yang dikhususkan buat "keluarga", sesama umat Islam saja. Mengapa umat Islam dituduh tidak toleran serta dijelek-jelekkan imagenya. Yes, it sounds childish ("here come inside my house, now let me enter your house!") but that's what we feel from such an attitude.

Wallahu'alam.

Tuesday, November 06, 2007

Quran Sunni vs Quran Syi'ah?

Setahu saya ketika dulu pernah berdiskusi dengan orang2 Syi'ah yang knowledgable (bukan laymen) dalam madzhab mereka, menurut mereka mayoritas Syi'ah (the twelve imams)  memiliki Qur'an yang tidak berbeda dengan Qur'an mayoritas umat Islam (Sunni). Menurut mereka, banyak riwayat2 dalam kitab2 Syi'ah sendiri (Usul Kafi, dll) yang statusnya unreliable (dhaif, palsu, dll) dan tidak diterima mereka. Imam2 mereka tidak menerima riwayat2 yang menuduh adanya ayat2 yang hilang atau Qur'an tidak lengkap. Dan mereka bilang ini bukan taqiyyah (sebagaimana dituduhkan oleh sebagian Sunni) tapi fakta yang diakui mereka. 

Kemudian, mereka biasanya mengquote riwayat2 di Bukhari tentang hilangnya banyak ayat Qur'an yang dianggap mereka tidak bisa pula diterima sebagaimana riwayat2 di Usul Kafi. Menurut ulama2 Sunni, riwayat2 dalam Bukhari ini berhubungan dengan nasikh mansukh ayat2 Qur'an yang memang terjadi di zaman Nabi dan berasal dari penjelasan Nabi, bukan hilang selepas Nabi wafat. 

Wallahu'alam.

Monday, November 05, 2007

Menyikapi Aliran Menyimpang Dari Islam

Di tanah air tidak sedikit adanya aliran-aliran yang dianut orang Islam yang akhirnya menyimpang dari ajaran Islam. Seperti para pengikut "nabi" dari Betawi, pengikut Isa bugis, pengikut Salamullah, dlsb. IMHO, lahirnya aliran2 yang menyimpang dari mainstream Islam ini biasanya disebabkan dua faktor:

1. Faktor pengalaman spiritual: seperti klaim bermimpi bertemu Nabi, Allah, atau merasa didatangi malaikat atau mendengar bisikan mereka, dlsb.

2. Faktor argumentasi/pemahaman terhadap pengetahuan agama: seperti hanya mau memakai hanya Qur'an, menolak hadits, dlsb.

Faktor spiritual experience sifatnya subjective, hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mengalaminya saja. Pengakuan pengalaman spiritual ini bisa saja bohong atau dibuat2, tapi bisa juga memang benar dirasakan mereka (pengalaman mimpi yang diinterpretasi sebagai suatu yang "extraordinary" or "divine" - yang jelas dipengaruhi oleh faktor pengetahuan agama mereka). Benar atau tidaknya klaim ini bisa juga dianalisa dari motif dibaliknya. Orang mengklaim sesuatu (jujur atau tidaknya ia) biasanya memiliki motif tertentu, seperti motif ingin mendapatkan harta, atau power/status (ingin dihormati banyak orang), atau lainnya.

Tapi dengan asumsi mereka jujur terhadap klaimnya, pemahaman mereka masih bisa dianalisa karena berhubungan dengan faktor kedua di atas (faktor argumentasi/pemahaman thd pengetahuan agama). Kalau ternyata pengetahuan agama mereka terbukti tidak berdasar, atau tidak konsisten, hanya partial semata, atau argument yang mereka pakai terbukti mengandung logical fallacy ( e.g. using unreliable sources, out-of-context, non-historical, inconsistent argument, etc),  kesalahan interpretasi yang mereka yakini akan terlihat jelas oleh semua pihak. Tapi usaha meyakinkan mereka kembali tidaklah mudah karena biasanya mereka sudah begitu yakin akan keyakinannya dan menutup kemungkinan2 lainnya (termasuk kemungkinan adanya involvement dari jin/setan yang memang berusaha menyesatkan manusia dari masa ke masa).

Saya pernah berdiskusi dengan mereka yang menganut paham Ahmadiah, Inkar sunnah, Salamullah, etc. dan saya melihat sendiri argumentasi2 yang mereka pakai sering mengandung fallacies. Contohnya, inconsistent argument: hadits dipakai untuk mendukung pendapat mereka, tetapi ketika ditunjukkan hadits yang meruntuhkan argument mereka, mereka langsung bilang hadits tidak bisa dipercaya karena ditulis ratusan tahun setelah Nabi wafat. First of all, kalau tidak bisa dipercaya, kok tadi dipakai? Second of all, ketika ditanya dari mana mereka tahu sejarah penulisan hadits ini, mereka tidak bisa mengquote sumbernya (anedoctal semata). Lastly, ketika ditanya dari mana mereka tahu adanya seorang Nabi bernama Muhammad bin Abdullah yang menerima wahyu Qur'an, mereka bilang dari buku2 sejarah Islam. Ketika ditanya dari mana sumber buku2 sejarah tsb kalau tidak dari hadits maupun sirah? Mereka diam.

Saya rasa banyak umat Islam ini perlu diajarkan tentang metode berpikir yang benar. Terutama anak2 mudanya, yang diera globalisasi ini (di mana internet mudah diakses di mana2) pemikiran mereka akan dihujani pemikiran2 yang berbagai macam yang mungkin oleh generasi2 sebelumnya tidak pernah terlintas dibenak mereka. Kalau umat sudah mendapat bekal bagaimana memilah2 berbagai macam paham, saya yakin tidak akan ada orang2 yang mau mengikut mereka yang membuat2 aliran2 baru dalam Islam.

Tolong dikoreksi bila ada yang salah.
Mudah2an ada manfaatnya.

Wallahu'alam.


Sunday, November 04, 2007

Urutan kisah dalam Qur'an kacau?

Missionaris mengklaim: "Jika kita membaca Al-Qur’an maka kita akan dihadapkan pada sederetan kisah-kisah yang saling tidak menyambung satu dengan yang lainnya. Sama sekali tidak ada satu pola penulisan yang baku, apakah itu kronologis ataupun topikal. Semuanya tercampur baur tanpa adanya kejelasan maupun urutan."

Klaim ini sebenarnya pernah dikemukakan oleh orientalist Richard Bell dalam bukunya mengenai Qur'an. Pendapat Bell ini (berikut juga versi Watt juga Nodelke) telah dijawab dengan detail di dalam bukunya Dr.Muhammad Mohar Ali "The Qur'an and The Orientalists" dalam chapter XI "On the text of the Qur'an: The Language and Style and The Theory of Revision".
Beliau merefute tuduhan2 mereka ini satu per satu dan mengexpose their sheer and baseless assumptions as well as hypothesis on the interconnected rhymes and themes of the Qur'anic verses.

Buku beliau yang lain "The Qur'an and The Latest Missionary Assumption" yang membahas klaim orientalist Puin tentang otentisitas manuscript kuno Qur'an yang ditemukan di Yaman.

Addional resource:
Link di website "Islamic Awareness" ini juga dikhususkan membahas topik 'Ulumul Al Qur'an terutama dalam hal menjawab tuduhan2 dari para pengkritik Qur'an baik dari kalangan orientalists maupun missionaries.

Untuk menjawab "Is The Qur'ān A Shapeless Book?", artikel ini mungkin bisa dibaca untuk menambah wacana mengenai hubungan antara ayat2 dengan theme yang berhubungan, beautifully linked structures, interconnecting with each other.

Mudah2an ada manfaatnya.
Wallahu'alam.

Monday, August 13, 2007

Tanggapan terhadap "Propaganda anti-Islam"

Mencoba menanggapi tanggapan terhadap tulisan ini.


> 1. propaganda apa yang dianggap menyudutkan Islam....
Propaganda mengandung arti penyebaran informasi dengan tujuan tertentu. Penyebaran informasi yang tidak benar mengenai Islam yang disebarkan oleh mereka yang anti-Islam atau Islamophobes biasanya mengandung tujuan2 yang berhubungan dengan kekuasaan (power), kekayaan (wealth), keyakinan/agama seperti missionaris, atau lainnya. Pointnya adalah penyebaran informasi tidak benar ini harus dicegah karena will cause harm and sufferings to many innocent Muslims as well as non-Muslims who are related to them. Tulisan tsb saya buat dengan tujuan untuk menunjukkan kesalahan2 propaganda anti-Islam ini, with the intention to foster cordial relationships between Muslims and non-Muslims, especially in this time of age where extremists, Muslims and non-Muslims alike, are trying their best to incite everyone to start the clash of civilizations.


> 2. apakah propaganda itu memiliki dasar atau tidak.....
Jelas tidak ada dasarnya yang benar dalam ajaran Islam. Tulisan tsb dibuat untuk mengekspos fallacy yang mudah ditemukan dalam propaganda tsb.


> 3. apakah penindasan hak asasi manusia dan terorisme diajarkan dalam Islam.... kalo tidak, maka umat Islam sedunia harus mengutuk dengan keras aksi2 terorisme yang mengatasnamakan Islam dan bersama-sama mencari dan menyerahkan pelaku2 terorisme itu ke muka pengadilan yang fair ...
Islam jelas tidak mengajarkan hal2 yang dituduhkan tsb. Umat Islam mengutuk tindakan terorisme terlepas siapa yang melakukannya Muslims ataupun non-Muslims. Overwhelming majority of Islamic organizations have condemned it tetapi media massa di dunia barat jarang ada yang mau meliputnya sehingga tidak jarang terlontar tuduhan tidak ada kutukan dari organisasi2 Islam. Mengapa ini bisa terjadi dan apa tujuan mereka menyembunyikan hal ini?

Lalu saya heran mengapa anda menghubung2kan belum tertangkapnya seorang atau sekelompok kriminal dengan sikap mayoritas umat Islam yang jelas tidak setuju dengan tindakan kriminal tsb? Mengapa harus dibawa2 pastor dalam hal ini, apa hubungannya? Please jangan menggiring pembuatan konklusi yang salah dengan membuat2 opini yang tidak benar. Don't put words into other people's mouth. Strawman fallacy.


> http://www.indonesia.faithfreedom.or...ic.php?t=14246

Saya tidak paham apa hubungannya mubahalah dengan topik propaganda anti-Islam? Mubahalah adalah suatu bentuk komitmen yang diakui bersama oleh kedua pihak yang berdebat sehingga setiap pihak diminta komitmennya untuk menghindari perbuatan tidak jujur atau berdusta secara SENGAJA. Saya tidak paham mengapa mesti takut dikutuk Tuhan kalau memang kedua pihak bersedia komitmen untuk berlaku jujur? Rasanya hanya orang2 yang memang ada niat tidak jujur yang takut untuk melakukan mubahalah ini?


> http://www.indonesia.faithfreedom.or...ic.php?t=14469

Saya tidak paham apa hubungan ayat Qur'an yang melarang Nabi untuk tidak mencela tuhan2 sesembahan kaum musyrik dengan topik propaganda anti-Islam? Bukankah ini jelas menunjukkan sikap mutual respect yang diajarkan di dalam Qur'an meskipun terhadap orang2 musyrik?


> http://www.indonesia.faithfreedom.or...ic.php?t=15215

Konteks ayat 5:32 jelas dimulai dari ayat 5:27, yakni tentang sejarah pembunuhan pertama yang dilakukan oleh dua anak Adam. Ayat 5:33-34 menjelaskan konteks yang berbeda, yakni hukuman keras terhadap para pelaku kriminal berat (perampokan yang disertai pembunuhan atau pembantaian seperti yang bisa ditemukan dalam asbabun nuzul ayat tsb). Saya tidak melihat apa dasarnya ayat ini dihubung2kan dengan hukuman thd Yahudi?

Lalu tentang tuduhan bahwa ayat 5:32 adalah plagiarism dari Mishnah Sahendrin juga tidak benar. Biasanya kelompok misionaris anti-Islam seperti Ibn Warraq and the likes, mengutip quotation dari Mishnah yang sudah diubah. Quotation yang benar dari Mishnah Sahendrin: "he who destroys one human life OF ISRAEL, it is accounted to him BY SCRIPTURE as though he had destroyed a whole universe, and he who saves one human life OF ISRAEL, it is accounted to him BY SCRIPTURE as though he had preserved a whole universe". Mengapa kata2 upper case dalam quotation di atas tidak dicantumkan? Karena jelas menunjukkan perbedaan antara ayat Qur'an dan Mishnah tsb. Lalu Mishnah yang satu ini jelas2 dalam Jewish Encyclopedia disebut berasal dari post abad ke-7 karena mencantumkan influence of Islam seperti pencantuman nama A'ishah, Khadijah and Fatimah. Lalu mengapa masih diulang2 saja tuduhan plagiarism ini oleh para anti-Islam?


> Kalo yang ini mohon dijawab dengan bukti2 yang kuat bahwa Muhammad tidak melakukan hal2 itu..... Abang mungkin bisa baca sendiri di FFI

Burden of proofs is upon those who bring the accusation. Mereka yang membawa tuduhan, mereka pula yang harus membawa bukti. Seperti yang saya sebut dalam tulisan yang dipost dalam awal thread ini tuduhan2 mereka terhadap Nabi tidak memiliki bukti serta mengandung banyak fallacy. Termasuk posting2 di FFI yang biasanya disertai kata2 dengan bumbu2 kebencian dan permusuhan.


> Jangan terlalu berlebihan Bang..... kalo "ajaran dasar agamanya" seperti ini gimana : http://www.indonesia.faithfreedom.or...ic.php?t=14268

Tuduhan di atas jelas mengandung kesalahan dalam pemahaman ayat2 Qur'an karena dilakukan dengan metode "cut and paste" di luar konteksnya ataupun "the big picture". Kalau ada orang yang men-"cut and paste" episode dari sebuah movie yang panjang tentu kesimpulan para penonton bisa menjadi salah. Ini sudah disinggung dalam tulisan di awal thread ini. Mengenai tuduhan ayat2 toleransi diturunkan di saat ketika umat Islam masih lemah jelas salah. Ayat "la iqraha fiddin" 2:256, juga ayat 60:8 misalnya, yang mengajarkan tolerasi terhadap mereka yang tidak memusuhi jelas turun di Madinah di saat umat Islam memiliki upper hand terhadap pihak2 yang memusuhi mereka. Premise yang mereka gunakan terbukti salahnya. Dan premise yang salah bisa menghasilkan kesimpulan yang salah pula.


> Wajar ngga kalo dicurigai.... sebagai pembanding di Indonesia, umat Katolik n Kristen mengadakan ibadah di rumah (misa lingkungan, ibadat Rosario), dicurigai Kristenisasi, dilempari batu rumahnya, bahkan kadang2 dibubarkan dengan paksa,

Propaganda yang menyebarkan informasi yang tidak jujur terhadap Islam jelas tidak bisa dibenarkan karena akan menyebabkan mayoritas umat Islam dicurigai dan dicap bersalah tanpa ada bukti. Apakah anda mau diperlakukan dengan treatment serupa hanya karena ada orang2 yang seagama dengan anda melakukan tindakan kriminal pula?

Perbuatan yang tidak etis oleh sebagian kecil orang2 Islam terhadap orang2 Kristen dan Katolik di tanah air juga tidak bisa digeneralisasi bahwa perbuatan tsb diajarkan dalam Islam serta disetujui mayoritas umat Islam. Point ini pun telah disinggung dalam tulisan di awal thread ini.

Mudah2an ada manfaatnya.

Wallahu'alam.

Sunday, May 27, 2007

Pandangan tentang Nasikh Mansukh

Mengenai nasikh mansukh memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai makna ayat 2:106. Ada sebagian  ulama (contoh syaikh Muh.Abduh) yg berpendapat bahwa yg dinasakh itu bukan ayat2 Qur'an tapi mu'jizat yg diberikan Allah kepada Nabi/Rasul, dengan alasan bahwa mustahil ada ayat2 Allah ada yg salah di dalamnya sampai perlu dinasakh.

Tapi IMHO, pendapat ini lemah argumentnya karena didasarkan kepada asumsi yg salah, karena bukanlah suatu hal yg mustahil kalau Allah SWT yg menurunkan ayat2-Nya untuk situasi dan kondisi tertentu saja berhak pula menghapusnya kalau Dia menghendakinya berdasarkan ilmu-Nya untuk kebaikan ciptaan-Nya.

Dalam menyikapi persoalan nasikh mansukh ini, saya sendiri lebih memilih pendapat yg didukung kuat oleh hadits2 shahih. Pendapat ulama, even Prophet's companions yg kadang juga berbeda pendapat di antara sesamanya, mengenai hal nasikh mansukh ini menurut saya bisa diterima atau ditolak berdasarkan argument mana yg lebih kuat. Tapi pendapat yg didasari oleh hadits shahih dari perkataan Nabi, jelas lebih kuat karena Nabi lebih tahu mengenai wahyu yg diterimanya dari Allah SWT.

Menyikapi hadits2 mengenai adanya ayat2 Al Qur'an yg dinasakh, IMHO kita harus jelas dulu status haditsnya. Kadang ada ulama yg langsung mengomentarinya tanpa tahu keshahihannya.

Tapi by assuming ada hadits2 shahih yg menyebutkannya, IMHO tidak mustahil ayat2 tsb bisa dinasakhkan oleh Allah SWT yg menurunkannya berdasarkan ilmu-Nya.

Setahu saya hadits mengenai komentar Umar mengenai rajam statusnya shahih (Bukhari, Muslim). Tapi pendapat yg menyebutkan ayat rajam pernah disebut di dalam Qur'an dan dinasakh dengan dasar hadits Tabrani, saya tidak tahu apa status hadits tsb (dan saya jumpai juga ada dua hadits yg berbeda menyebutkan bunyi ayat yg dinasakh tsb). Saya lebih cenderung berpendapat bahwa fiqh hukum tsb didasarkan kepada hadits shahih Nabi SAW, bukan kepada Qur'an.

Mengenai pendapat2 ulama yg bilang ayat ini dinasakh oleh ayat itu (hanya berdasarkan logical argument, tanpa menyebutkan dasar hadits), saya cenderung melihat adanya kelemahan dalam argument mereka. Biasanya mereka menyebut adanya nasakh ayat2 karena mereka melihat adanya "kontradiksi" antara ayat satu dengan ayat lain. Padahal "kontradiksi" ini bisa saja terjadi tanpa nasakh mansukh, tapi karena adanya pengecualian/exception atau berbicara mengenai hal khusus dari hal yg umum, atau bisa pula karena adanya "penundaan" suatu hukum karena illat/situasi dan kondisi yg berbeda. Ini saya lihat often missing from their argumentation. Misalnya ayat2 pedang yg dibilang menasakh ayat2 damai. Kok bisa sampai berkesimpulan demikian? Saya hanya bisa guessing bahwa pendapat tsb bisa jadi dilontarkan oleh sebagian ulama akibat situasi/kondisi di mana umat Islam yg tengah terancam bahaya serbuan musuh2nya (e.g. Mongol) tapi masih ada saja orang2 yg berusaha mencari excuse untuk tidak mau berperang misalnya. Wallahu'alam.

Saya tidak punya Al-Itqan dalam bhs Inggris. Tapi ada beberapa buku yg menyerupai mukhtashar (ringkasa) al-Itqan: Ulumul Qur'an nya Ahmad Von Denffer, dan Introduction to Science of Qur'an oleh Yasir Qadhi.

Wallahu'alam.

Mudah2an bermanfaat...

Saturday, May 26, 2007

Mushaf Ustmani tidak lengkap?

Berikut ini sekilas diskusi mengenai mushaf Utsman bin 'Affan yang
dianggap tidak lengkap oleh pendebat otentisitas Al Qur'an:

> Sahabat Nabi, Zaid ibn Tsabit ra, berkata,"Nabi Muhammad SAW
> wafat sedangkan Al-Qur'an belum dibukukan"(Al-Itqan fi Ulumul
> Qur'an, Jalaluddin As-Suyuthi, Beirut, Dar Al-Fikr).

Keseluruhan ayat Al Qur'an sudah ditulis dalam bentuk suhuf2,
dan dihapal oleh para shahabat, selagi Nabi SAW masih hidup. Fakta
ini banyak ditemukan dalam hadits2 shahih, salah satunya:

When surah 4 verse 95 of the Qur'an was revealed, the Prophet
said: "Call Zaid for me, let him bring the board, the ink pot,
and the scapula bones." Then he said: "Write: 'Not equal are
those believers...' (4:95)
[ref: Bukhari, VI, No.512; also VI, No.116-118]


> Al-qur'an mulai dikumpulkan pada masa khalifah Abu Bakar ra
> berdasarkan hadist yg diriwayatkan Bukhari. Tentang gagasan
> pengumpulan Al-Qur'an atas kegelisahan Umar ra, karena banyaknya
> para pengahafal/hafidz yg gugur dalam pertempuran Yamamah.
> Pelaksana dari gagasan ini adalah Zaid Ibn Tsabit yg menerima tugas
> ini meskipun dgn "berat hati" karena dianggap sebagai tugas yg
> sulit (Bukhari, Bab Fadhail al-Qur'an, Beirut: Dar al-Fikr).

Dalam hadits tsb jelas disebutkan keberatan Zaid dikarenakan
kekhawatirannya melakukan sesuatu hal yang tidak dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Ini bisa dibaca explisitly dalam text hadits Bukhari
tsb.


> Berikut ini penjelasan ketidaklengkapan mushaf Ustmani.
> Ayat2 yg tidak didapati dalam mushaf Ustmani :
>
> Riwayat Aisyah ra : Pada zaman Nabi SAW, surat Al-Ahzab dibaca
> sebanyak 200 ayat. Maka tatkala Utsman menulis mushaf, kami tidak
> mendapatinya kecuali yg ada sekarang, (Al-Suyuthi, Al-Itqan...)
> ...

Ini dibahas oleh para ulama dalam topik Naskh dalam ulumul Qur'an.
Naskhnya ayat2 Al Qur'an ini terjadi semasa Nabi masih hidup.
Dalam hal naskh ini, riwayat2 yang diterima hanya riwayat2 yang
shahih saja. Belum lagi, riwayat2 ini harus dianalisa maksud yang
terkandung dalam matannya.

Sebelum Nabi wafat, ayat2 Al Qur'an telah lengkap tertulis dan terekam
dalam hapalan shahabat2 beliau. Semua ayat2 Al Qur'an lengkap yang
dikumpulkan Nabi ini dibukukan oleh Abu Bakar, yang kemudian
dipegang oleh Hafsa ketika Utsman bin 'Affan mengcopynya sebagai
standard mushaf.


> Beberapa hal yang menjadi "kontroversi" dalam mushaf Ustmani.
> Diantaranya : mengenai surat Mu'awwidzatain(al-Falaq dan An-Nas),
> Ibn Mas'ud mengatakan bahwa keduanya bukan termasuk Al-Qur'an,
> namun dimasukkan dlm mushaf Ustmani (Al-Suyuthi, Al-Itqan...).

Bisa diposting the exact quotation riwayat ini dari Al-Itqan?
Sepertinya Ibn Mas'ud cuma mengatakan bahwa kedua surat tsb tidak
beliau cantumkan dalam mushaf beliau sendiri, tanpa menuduh bahwa
Utsman menambah2kan surat dalam Al Qur'an. Ini terbukti semua
shahabat Nabi SAW (termasuk Ibn Mas'ud) menerima mushaf Utsman
ini sebagai mushaf standard umat Islam.


> Sebenarnya hal ini (ketidaklengkapan mushaf Utsmani) bukanlah hal
> yg "aneh" bagi ulama2 tafsir.

Apakah ada statement dari ulama2 tafsir yang bilang mushaf Utsmani ini
"tidak lengkap"? Apakah ada satu pun dari para shahabat Nabi SAW
yang protes kepada Utsman bahwa mushaf beliau yang dicopy
dari mushaf Hafsa adalah "tidak lengkap"? Banyak para shahabat
yang masih hidup di zaman itu yang hapal Al Qur'an di luar kepala
yang akan menunjukkan kesalahan2 kalau misalnya itu benar adanya.


> Justru ketika kita memang kurang informasi tentang hal inilah yg
> menyebabkan kita menjadi "keras hati". Disinilah mengapa sejak awal
> berdiskusi saya selalu menekankan, kritis dan telitilah dalam
> menanggapi, berargumen maupun "mendebat" terhadap suatu
> masalah/kasus, yaa seperti check & re-check lah... :-)

Informasi yang tidak diquote secara komprehensif dan out of context
bisa menghasilkan pemahaman yang salah. Apalagi kalau dipengaruhi
preconceived ideas dan sikap tergesa2 dalam mengambil kesimpulan.


> Satu hal lagi, kita hidup di dunia fana dimana tidak ada sesuatu yg
> mutlak benar maupun shahih, karena yg mutlak benar itu adalah
> Allah SWT, selain Dia semua relatif.

Benar bahwa Al-Haqq (kebenaran absolute) itu hanya pada Allah semata.
Lalu dari mana kita sebagai manusia tahu benar dan salah dalam hidup ini?
Allah Sang Pencipta telah menurunkan wahyuNya kepada kita, Al Qur'an,
sebagai Al-Furqan, pembeda mana yang benar dan mana yang salah.
Kalau kita bilang Al Qur'an wahyu Allah ini isinya serba relatif, buat apa lagi
diturunkan wahyu pada awalnya? Tidak bisa kita salahkan orang yg berbuat
kejahatan dengan alasan semuanya serba relatif. Kalau demikian halnya, tidak ada lagi gunanya Al Qur'an. Kita kembali lagi ke square one, berenang di tengah2 samudra keraguan...

Wallahu'alam bi shawab...

--
Wassalam,
Ridha

Friday, May 25, 2007

Ringkasan kronologis pembukuan Al Qur'an

Sebagai Muslim kita meyakini bahwa Al Qur'an yang kita miliki saat ini adalah sama dengan yang dibaca Nabi SAW serta para shahabat beliau. Apa buktinya bahwa Al Qur'an tidak pernah berubah isinya dan tidak terjadi penambahan, pengurangan atau perubahan ayat2nya seperti halnya dengan kitab2 sebelumnya?

Ayat2 Al Qur'an selain ditulis semasa Nabi SAW masih hidup juga dihapal oleh banyak shahabat beliau. Selepas Nabi SAW wafat, khalifah Abu Bakar (ra) memerintahkan Zaid bin Tsabit (ra) untuk mengcopy dan mengumpulkan suhuf2 berdasarkan hapalan seluruh isi Al Qur'an, untuk dibukukan dalam satu kitab. Di zaman khalifah Utsman bin 'Affan (ra) beliau memerintahkan Zaid kembali bersama2 shahabat2 lainnya untuk mereproduksi/mengcopy exactly mushaf yang disusun oleh Abu Bakr sebelumnya, dan dijadikan standard mushaf untuk didistribusikan ke wilayah2 baru Islam.

Dua metode yang digunakan Nabi SAW dan para shahabat beliau dalam menjaga kemurnian isi Al Qur'an:
1) memorization (penghapalan),
2) written manuscripts (manuskrip tertulis).

Berikut ini data2 yang bisa didapat dari catatan2 hadits dan sirah:

1. Nabi SAW menganjurkan penghapalan dan menyuruh penulisan Qur'an semasa ia hidup (Bukhari)

2. Nabi SAW regularly meminta para shahabat melafazhkan Al Qur'an yang dihapalnya di hadapan beliau (Bukhari)

3. Nabi mengirimkan utusan untuk mengajarkan Al Qur'an (Ibnu Hisyam)

4. Nabi memerintahkan pembacaan ayat2 Al Qur'an dalam shalat dan menganjurkan tadarrus Al Qur'an dalam setiap keluarga Muslim, especially pada bulan Ramadhan. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dll)

4. Selepas Nabi SAW wafat, ketika 70 orang penghapal Al Qur'an gugur dalam perang, karena khawatir tidak adanya official WRITTEN copy of mushaf, Abu Bakar sebagai khalifah memerintahkan pengumpulan suhuf2 (written manuscripts - kertas, pelepah, dlsb), tempat ayat2 Al Qur'an ditulis untuk membentuk official written copy of the mushaf. Para shahabat Nabi SAW ada yang literate (bisa tulis baca) dan ada yang illiterate tapi semua menghapal the whole Qur'an. Yang literate memiliki kumpulan suhuf pribadi mereka. Abu Bakr memerintahkan Zaid bin Tsabit melakukan tugas ini. Zaid mengumpulkan suhuf2 yang didukung oleh memorization para shahabat at least 2 orang yang hapal Al Qur'an sebagai saksinya. Official mushaf pertama Al Qur'an pun terbentuk. (Bukhari)

4. Setelah Abu Bakr wafat, mushaf ini dipegang oleh Umar. Setelah Umar wafat, putrinya Hafsa yang memegang mushaf. Tidak ada satu pun historical records yang menginformasikan adanya DISPUTE atau PROTEST dari para shahabat terhadap keshahihan mushaf ini. Mushaf ini tidak disebarkan ke segenap penjuru wilayah kekhalifan Islam karena mainly para shahabat yang menyebarkan Islam menghapal seluruh Al Qur'an dan sebagian dari mereka memiliki suhuf pribadi. (Bukhari)

5. Di zaman Utsman sebagai Khalifah, Islam sudah menyebar luas di mana berbagai macam dialek exist. Ketika dalam military journey ke Armenia dan Azerbijan, terdapat dan terdapat perselisihan bacaan yang benar dalam Al Qur'an di kalangan orang2 Islam. Untuk menghindari perselisihan ini, Utsman meminjam mushaf dari Hafsa dan memerintahkan satu team yang diketuai Zaid bin Tsabit untuk MENGCOPY mushaf Hafsa ini exactly the same content. Kemudian Utsman mengirim mushaf copyan ini ke seluruh wilayah Islam. (Bukhari)

Utsman tidak membuat ulang mushaf, tapi hanya mengcopy mushaf yang sudah dikumpulkan oleh Abu Bakr. Distribusi standard copy mushaf ini diterima di semua wilayah Islam:

"The wide distribution of the standard text and its UNDISPUTED
authority can also be deduced from the reports on the battle of Siffin
(AH 37), 27 years after the death of the Prophet, and 5 years after
Uthman's copies were distributed, Mu'awiyah's troops fixed sheets
from Qur'an on their spears to interupt the battle. However nobody
accused anyone else of using a 'partisan' version of the text, which
would have made a splendid accusation against the enemy." (Ulumul
Qur'an, Von Denffer).

Untuk meyakinkan public bahwa tidak ada perbedaan antara mushaf yang dikumpulkan Utsman ini dengan standard mushaf Hafsa, mushaf2 lainnya dibakar di depan public. Yang menyaksikan event tsb adalah para shahabat Nabi SAW yang hidup bersama di zaman Nabi termasuk para penghapal Al Qur'an. Tidak ada yang protes terhadap hal tsb.

Zaid is reported to have said, "I saw the companions of Muhammad
(going about) saying, "By Allah, Uthman has done well! By Allah,
Uthman has done well!" (Nisaburi)

Ibn Abi Dawud records Musab ibn Sad ibn Abi Waqqas to have
testified: "I saw the people assemble in large number at Uthman's
burning of the proscribed copies; not a one spoke out against him."
Ali commented, "If I were in command in place of Uthman, I would have
done the same." (Zarkashi)

Para pendebat otentisitas Qur'an sering membawa argument bahwa Abdullah bin Mas'ud keberatan dan INITIALLY tidak mau memberikan mushafnya kepada Utsman. Mereka seharusnya menyadari bahwa ini terjadi karena mushaf tsb dimilikinya sejak beliau mendapat pengajaran Al Qur'an dari Nabi SAW masih hidup dan terdapatnya personal notes yang ditulisnya sebagai penjelasan terhadap ayat2 Al Qur'an, yang bukan merupakan ayat2 Al Qur'an itu sendiri. Jelas saja pada awal mulanya beliau tidak mau menyerahkan personal mushafnya ini untuk dibakar. Di samping itu beliau merasa berhak untuk ikut dalam komite yang dipimpin Zaid yang lebih junior dari beliau dari segi umur. Berikut ini pengakuan orientalis Arthur Jeffrey sendiri terhadap tindakan Ibn Mas'ud tsb:

...As for 'Abdullah's initial objection to hand over his codex
to 'Uthman, and his anger of assigning the compilation of the codices
to Zayd rather than him to the extent that 'Uthman said: "Who can
make 'Abdullah excuse me? He is angry at me as I didn't put him in
charge of copying the Qur'an. Why didn't he complain of Abu Bakr
and 'Umar since they are the ones who put Zayd in charge?
It was also narrated in that report that the Companions didn't
approve Ibn Mas'ud when he said: "How can I be isolated from the
Codices [i.e. from their copy] while I received 70 surahs from the
Prophet and Zayd was still a kid playing with kids. It was also
narrated that 'Abdullah eventually agreed with 'Uthman and approved
the opinion of the community and regretted his previous sayings and
was ashamed from them. Indeed Abu Waael narrated that report and
ended with: " 'Abdullah was ashamed of his attitude and said 'I am
not the best among them' " and he stepped down the mimbar.
Ref: Arthur Jeffery, Muqaddimatan Fi 'Ulum al-Qur'an
(Two Muqaddimas To The Qur'anic Sciences), 1954, Makhtabat al-Khanji,
pg. 94-95.

Para pendebat otentisitas Al Qur'an biasanya sering mengutip dari bukunya Jeffrey ini tapi tidak pernah mengutip bagian di atas. Objectivitas mereka dalam hal ini dipertanyakan.

Mudah2an bermanfaat bagi yang membutuhkan informasi ini.

Wallahu'alam


References:

1. Ahmad Von Denffer: Ulumul Qur'an, Islamic Foundation, 1985

2. Abdur Rafay Ahmad & Mohd Elfie Nieshaem Juferi:
What is the Degree of the Authenticity of the Qur'an Historically?
http://www.answering-christianity.com/quran/quran_textual-reply.html

4. Islamic Awareness' The Qur'anic Manuscripts http://www.islamic-awareness.org/Quran/Text/Mss/

3. Dr.G.F.Haddad:
Sayyidina `Uthman's Preservation of Qur'an
http://www.sunnah.org/history/Sahaba/Sayyidina_Uthmans_preservation_Quran.htm

Thursday, May 24, 2007

Bukti Qur'an ditulis di jaman Nabi SAW


The Qur'an was written down in part during its revelations from
pieces of papyrus, flat stones, palm leaves, pieces of leather,
wooden boards, and the heart of the believers men and women
(memorization) even in the time of the Prophet (s.a.w). Here are some
evidences:

1. The well-known report about Umar bin Khattab's (r.a) conversion to
Islam shows that large passages of the Qur'an had already been
written down even at the early time, in Mecca, long before the hijra,
when the Prophet was still in the house of Arqam (one of the first
converts in Islam). It was surah Taha (chapter 20) of the Qur'an
which Umar read in the sheet of his sister that brought him to Islam.
[ref: Ibn Hisham, pp.156-157]


2. The Qur'an was not only written down by those Companions who did
so on their initiative. Indeed, the Prophet, when a revelation came,
called for the scribe and dictated to him, as mentioned in the hadith:

When surah 4 verse 95 of the Qur'an was revealed, the Prophet
said: "Call Zaid for me, let him bring the board, the ink pot,
and the scapula bones." Then he said: "Write: 'Not equal are
those believers...' (4:95)
[ref: Bukhari, VI, No.512; also VI, No.116-118]


3. It was also reported that material upon which the revelation had
been written down was kept in the house of the Prophet.
[ref: As-Suyuti, Itqan, I, p.58]


4. Another report informs us that when people came to Madina to learn
about Islam in the time of the Prophet, they were provided with
copies of the chapters of the Qur'an, to read and learn them by heart.
[ref: Hamidullah M., Sahifa Hammam ibn Munabbih, p.64]


5. The Prophet sent copies of the chapters of the Qur'an with some
Muslims for instruction in Islam of the people of Yemen.
[ref: Muwatta' Imam Malik, p.204]


6. The Qur'an did exist as a written document in the life time of the
Prophet (s.a.w), as mentioned in the following ahadith:

He (s.a.w) said: "Do not take the Qur'an on a journey with you,
for I am afraid lest it should fall into the hands of the enemy."
- i.e. the enemy may seize it and may quarrel with you over it -.
[ref: Muslim, III, No.4607,4608,4609; Bukhari, IV, No.233]


Ibn Umar said: No doubt the Prophet and his Companions travelled
in the land of the enemy and they knew the Qur'an then. - i.e. they
knew that the Qur'an was carried, as a scripture, by
the Muslims - [ref: Bukhari, Ch.129]


The Qur'an had been WRITTEN DOWN in its entirety in the time of the
Prophet. No knowledagble scholars have ever doubted this clear fact.



Refences:
'ULUMUL QUR'AN, An introduction to the Science of the Qur'an,
by: Ahmad Von Denffer, Islamic Foundation, Leicester, UK.