Saturday, February 28, 2015

Muslim and Interfaith

Islam mengajarkan kita untuk menghormati people from other religious faith. Al AQur'an jelas2 menyebutkan hal ini ( e.g. 2:256, 109:1-6, 10:99, 60:8). Rasulullah SAW sendiri menghormati delegasi2 non-Muslims dari Najran, Habsyah, Roman, dan lainnya. Begitu pula para sahabat sepeninggal beliau. Pernah Ali bin Abi Talib RA, pada saat ia menjadi pemimpin negara, beliau dinyatakan kalah dalam pengadilan, of his own court, ketika berselisih dengan seorang non-Muslim dalam hal kepemilikan sebuah perisai. Karena sikap beliau yang tawadhu' menerima keputusan hakim, selepas pengadilan, orang non-Muslim tadi tersentuh, kemudian menghampiri beliau dan  mengucapkan syahadat, serta mengembalikan perisai yang sebenarnya ia temukan selepas perang Siffin.

Sejarah Muslim di masa lalu juga jelas menunjukkan sikap hormat orang2 Islam terhadap orang2 yang berbeda agama. Orang2 Yahudi berbondong2 lari dari Inquisisi Spanyol diberikan proteksi oleh pemerintahan Islam saat itu. Di Andalusia banyak orang2 non-Muslim bersama2 orang2 Islam bekerja sama dalam dunia akademia, research dan penemuan2 science dan technology untuk kemaslahatan umat manusia.

Mengenai interfaith, berdasarkan apa yang saya amati di Amerika ini, juga membaca pengalaman2nya Muslims lainnya di sini, biasanya topik2 yang dibahas adalah bagaimana menjalin hubungan baik antara penganut agama yang berbeda dan bekerja sama untuk kemaslahatan komunitas bersama. Masing2 mengakui perbedaan2 yang ada, tapi bekerja sama terhadap hal2 yang disepakati bersama. Pernah dalam interfaith beberapa bulan yang lalu di sini, setiap pemimpin agama (Islam, Judaism, Protestant, Catholics, Mormon, Budhism, Hinduism, juga Scientology) diminta untuk menjawab pertanyaan2 berhubungan dengan masalah2 seperti peperangan dan konflik, kemiskinan dan bencana alam, global warming, etc. juga masalah2 filsafat yang akhir2 ini dimunculkan kembali lewat buku2nya Dawkins, e.g. the existence of God and Evil, Creation and theory of design, etc. Kita juga biasanya involved dalam kegiatan2 sosial seperti kebersihan lingkungan, food and shelter for homeless, etc.

Mengenai fenomena adanya orang2 Islam saat ini yang cenderung bersikap memusuhi orang2 non-Muslims (juga terhadap orang2 Islam yang berbeda pandangan dengan mereka) - karena sentimen kegamaan, ekonomi, atau politically motivated, ini menunjukkan pentingnya usaha2 menyampaikan pesan da'wah kepada mereka mengenai ajaran Islam yang sebenarnya yang mengajarkan sikap rahmatan lil 'alamin, bukan ajaran yang membawa malapetaka di muka bumi. Di samping itu diperlukan pula usaha2 meresolve root causes yang cenderung membuat orang bersikap demikian ( e.g. usaha2 pemurtadan umat Islam, ketimpangan ekonomi, ketidakadilan, dlsb).

Kita harus akui bahwa image Islam saat ini menjadi buruk akibat perbuatan2 orang2 Islam sendiri. Di masa lalu banyak orang2 non-Muslim membela Islam bahkan berbondong2 masuk Islam karena sikap orang2 Islam yang simpati, menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan, serta menghargai harkat martabat umat manusia. Tapi kini tidak sedikit orang yang keluar Islam karena merasa malu akan agamanya sendiri. Di masa lalu ketika orang2 Islam ingin keluar dari Syams karena ancaman pasukan Romawi yang datang menyerang, orang2 non-Muslims di sana tidak mau ditinggalkan karena mereka lebih prefer diatur oleh orang2 Islam, dibanding orang2 Romawi meskipun agama mereka sama.

Saya berharap suatu saat nanti image umat Islam ini menjadi bagus kembali. Mudah2an suatu saat nanti, orang akan merasa aman dan senang kalau ada orang Islam di sekitar mereka. Neighborhood menjadi aman, bersih serta maju karena ada orang2 Islam di dalamnya. Companies tertarik menghire orang2 Islam karena etos kerja dan kejujuran mereka. Orang2 Islam yang dikenal ramah tamah, pembela yang lemah, cinta kebenaran dan keadilan, yang menghargai harkat dan martabat manusia. Amin.

Wallahu'alam bi shawab.

No comments: