Wednesday, December 10, 2008

Kekhawatiran terhadap Ekonomi

Saya teringat kalau share feeling ke orang tua mengenai kekhawatiran terhadap sekolah atau pekerjaan di sini, selalu ditanya masih nggak puasa sunnah dan shalat tahajudnya? Mereka begitu convinced bahwa kalau ibadah ini masih dijaga, Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita dan keluarga kita. Ditambah lagi kalau kita sering mengeluarkan sedekah/infaq. Insya Allah, rezeki kita dijamin oleh Allah SWT. Ikhtiyar tetap, tapi doa dan ibadah juga dijaga. Begitu selalu nasehat mereka.

Sayangnya kalau lagi malas beribadah sunnah (jangankan sunnah, yang wajib juga sering hampir telat), ditambah kalau iman ini rasanya lagi turun, atau merasa tidak pantas ditolong Allah, ketika dinasehati begini oleh orang tua, kita merasa kok bukan diberikan analisa jalan keluar yang "rasional" tapi malah yang "beginian". Atau sering kita sampai berpikir, kok jadinya beribadah itu kayak dagang/bisnis, seperti mengharapkan pamrih dari Allah, seperti tidak ikhlas jadinya?

Sebelum kita mengeluarkan argument ini, biasanya mereka sudah duluan mengeluarkan jawabannya: bukankah kita hidup di dunia ini selalu butuh Allah? Kalau bukan kepada Allah kita mengadu dan memohon pertolongan, kepada siapa lagi? Allah itu tidak suka kepada mereka yang merasa tidak butuh bantuan-Nya dan merasa tidak perlu meminta kepada-Nya. Allah cinta kepada mereka yang selalu berdoa pada-Nya. Karena itu kalau kita lagi butuh apa aja, meskipun yang kecil sekalipun, kita minta pada-Nya. Insya Allah diberi yang terbaik oleh-Nya.

Ketika diberitahu seperti ini, biasanya saya terdiam dan merenung. Saya merenung dan menyadari lagi, memang benar apa kata mereka, dan saya sendiri pun sering mengalaminya meskipun sering pula cepat melupakannya. Mungkin banyak di antara kita yang mengalami dan merasakan hal serupa. Orang lain mungkin menganggapnya suatu yang kebutulan. Tapi bagi kita yang merasakannya itu jawaban dari permohonan kita.

Mudah2an Allah SWT selalu melindungi kita semua. Amin.

No comments: