Monday, September 06, 2010

Ketidakjelasan argumentasi para atheist


Dalam perdebatan hal ketuhanan saya lihat memang banyak ketidakkonsistenan argumentasi dari pihak atheist.

Dalam perdebatan mengenai ketuhanan ini, akal / reason manusia memang dibatasi oleh data yang masuk dari hasil observasi yang tergantung oleh terbatasnya indera manusia dan teknologi observasi yang manusia buat untuk bisa membantunya. Akal manusia menurut saya sebenarnya sudah memiliki built-in logical processor dengan segala macam predefined rules of logic di dalamnya. Tidak adanya data dari observasi mengenai sesuatu tidak langsung berarti sesuatu tersebut tidak ada. Di mana direct data tidak ada (contohnya eksistensi Tuhan, malaikat, alam setelah kematian, dll), akal manusia bisa menggunakan rules of deduction, induction, dst. untuk mencapai kesimpulan yang reasonable.

Selain itu manusia juga telah diberikan wahyu oleh Tuhan sejak adanya ia pertama kali di muka bumi. Wahyu inilah yang memberikan cahaya di dalam kegelapan keterbatasan indera dan akal kita dalam meraba2 segala hal yang tidak dalam jangkauan kita. Tanpa wahyu, manusia hanya bisa menerka, meraba2, tanpa adanya keyakinan yang pasti mengenai hidup dan kehidupan di dunia ini.

Di antara manusia ada orang2 yang memperdebatkan Allah tanpa ilmu (reason), tanpa petunjuk (observation), dan tanpa kitab yang memberikan cahaya (wahyu).
(Al Qur'an 22:8)

No comments: