Rasa ingin tahu tentang arti dan tujuan hidup mendorong banyak orang mencari jawaban terhadap banyak hal. Dalam usahanya mencari jawaban dari suatu pernyataan, manusia berhadapan dengan konsep kebenaran. Tapi apa sebenarnya kebenaran itu? Definisi setiap orang bisa berbeda2, tergantung konteks apa yang dibicarakannya. Tapi secara umum, suatu pernyataan itu dibilang BENAR bila:
1. Faktual (tidak ada pertentangan antara statement and realitas/fakta yang bisa di-observasi).
Contohnya, kalau ada orang yang mengeluarkan statement bahwa "Si A sudah lulus PhD", sedang faktanya tidak demikian halnya, maka statement tsb bisa dibilang tidak benar.
2. Logical (tidak ada mengandung fallacy/kesalahan logika di dalamnya, seperti inkonsistensi/kontradiksi).
Contohnya: Si A bilang Tuhan itu satu. Si B bilang Tuhan itu banyak. Kedua statements ini tidak bisa dibilang dua2nya benar, karena saling bertentangan. Hanya ada satu yang benar, atau dua2nya salah.
Dalam usahanya mencari kebenaran, manusia menggunakan perangkat panca indera dan akalnya. Panca indera digunakan untuk melakukan observasi, sedang akal digunakan untuk mengelola data2 yang didapat dari observasi. Karena observasi ini tergantung kepada kemampuan panca indera manusia yang terbatas, manusia membuat teknologi untuk membantu proses observasi ini. Hasil dari proses akal menganalisa data2 observasi bisa menghasilkan suatu teori. Suatu teori bisa dibuktikan kesalahannya oleh teori lainnya karena beberapa faktor: kesalahan dalam pengumpulan data, teknologi yang dipakai tidak secanggih teknologi digunakan teori lain (data2nya tidak seakurat data2 yang lain), atau kesalahan dalam analisa/proses berpikir yang digunakan. Dalam hal2 yang tidak bisa dijangkau observasi, meskipun dibantu oleh teknologi, dunia filsafat pun dimasuki.
Contohnya orang yang melihat hujan. Dia melihat air turun dari langit dengan inderanya (observasi). Berdasarkan dari pengetahuan sebelumnya (mungkin akibat pernah melihat ember yang bocor), logikanya berpikir bahwa "sumber air di langit yang bocor sehingga tumpah ke bumi". Dengan ditemukannya teknologi yang membantu observasi, hipotesa ini diteliti, diverifikasi, dan disupport dengan experiment, kemudian disimpulkan suatu teori perputaran air (water cycle): air di bumi yang terkena panas matahari diserap naik ke atas menjadi awan, kondensasi, turun hujan dan seterusnya seperti lingkaran/cycle. Dengan majunya teknologi, teori ini bisa diverifikasi kembali dan dikonfirmasi bahwa di alam memang benar ada water cycle ini. Lalu akal bertanya lagi: kenapa bisa terjadi cycle ini? Dari mana asalnya? Akal stop tidak bisa menerangkan lagi. Manusia beralih ke filsafat, ada yang bilang itu Tuhan yang menciptakannya (filsafat spiritualisme), ada pula yang bilang itu ada dengan sendirinya di alam (filsafat materialisme).
Contoh lainnya, orang melihat orang mati. Berdasarkan informasi indera, mati ini tidak bergeraknya badan dan berhentinya denyut jantung. Dengan menggunakan experiment, ilmu kedokteran menjelaskan bahwa semua function dari tubuh manusia berhenti. Akal bertanya lagi, mengapa bisa berhenti? Ada apa setelah mati? Apa ada kehidupan lagi? Akal stop sampai di sini. Tidak ada yang bisa menjelaskan secara logis karena tidak ada data observasi.. Satu2nya cara, scientist harus mematikan diri dan membawa catatan/recorder seperti camera dllnya untuk mengetahui hal sebenarnya setelah mati. Sayangnya setelah mati, si scientist tidak balik lagi membawa laporannya... :-) Filsafat pun kembali di masuki. Yang satu bilang ada kehidupan setelah mati, ruh manusia akan tetap hidup dan menjalani fase kehidupan selanjutnya, kembali ke Penciptanya (filsafat spiritualisme). Yang lain bilang manusia setelah mati, tubuhnya berbaur ke tanah, tidak ada ruh, tidak ada kehidupan lagi (filsafat materialisme). Mana yang benar? Pengetahuan manusia tidak bisa menjawabnya secara pasti. Yang ada hanya terka2, spekulasi. Bagaimana caranya mendapatkan jawaban yang pasti? Informasi ini hanya bisa didapat dari Tuhan pencipta manusia itu sendiri (wahyu). Wahyu memberikan informasi kepada kita dari mana asal kita, mengapa kita di sini, dan akan kemana kita nanti setelah mati.
Al Qur'an menyinggung mengenai hal ini:
"Sesungguhnya di antara manusia ada orang2
yang memperdebatkan Allah, tanpa ilmu (reason),
tanpa petunjuk (observation), tanpa kitab yang
memberikan cahaya (wahyu)" (Al Qur'an 22:8)
Kalau kita buka catatan2 sejarah, kita bisa temukan di dalamnya catatan2 peradaban manusia yang tidak pernah absen dari agama2. Sekarang apakah semua agama yang mengklaim memiliki wahyu dari Tuhan benar adanya? Kalau berdasarkan definisi kebenaran di atas, karena terdapat statement2 dalam agama2 tsb yang saling bertentangan terhadap hal yang sama, tentunya akal kita menolak kebenaran semuanya. Ada agama yang bilang Tuhan itu satu, dua, tiga bahkan ada yang bilang banyak. Ada yang bilang Tuhan itu personal, ada yang bilang tidak. Ada yang bilang setelah mati manusia bereinkarnasi, dan ada pula yang bilang ia kembali kepada pencipta-Nya tanpa mengalami reinkarnasi. Lalu bagaimana menganalisa semua klaim2 ini? Mana yang benar? Apakah bisa kita menggunakan observasi dan akal dalam meneliti kebenaran agama?
Lanjutannya insya Allah di posting mendatang...
Wallahu'alam.
1. Faktual (tidak ada pertentangan antara statement and realitas/fakta yang bisa di-observasi).
Contohnya, kalau ada orang yang mengeluarkan statement bahwa "Si A sudah lulus PhD", sedang faktanya tidak demikian halnya, maka statement tsb bisa dibilang tidak benar.
2. Logical (tidak ada mengandung fallacy/kesalahan logika di dalamnya, seperti inkonsistensi/kontradiksi).
Contohnya: Si A bilang Tuhan itu satu. Si B bilang Tuhan itu banyak. Kedua statements ini tidak bisa dibilang dua2nya benar, karena saling bertentangan. Hanya ada satu yang benar, atau dua2nya salah.
Dalam usahanya mencari kebenaran, manusia menggunakan perangkat panca indera dan akalnya. Panca indera digunakan untuk melakukan observasi, sedang akal digunakan untuk mengelola data2 yang didapat dari observasi. Karena observasi ini tergantung kepada kemampuan panca indera manusia yang terbatas, manusia membuat teknologi untuk membantu proses observasi ini. Hasil dari proses akal menganalisa data2 observasi bisa menghasilkan suatu teori. Suatu teori bisa dibuktikan kesalahannya oleh teori lainnya karena beberapa faktor: kesalahan dalam pengumpulan data, teknologi yang dipakai tidak secanggih teknologi digunakan teori lain (data2nya tidak seakurat data2 yang lain), atau kesalahan dalam analisa/proses berpikir yang digunakan. Dalam hal2 yang tidak bisa dijangkau observasi, meskipun dibantu oleh teknologi, dunia filsafat pun dimasuki.
Contohnya orang yang melihat hujan. Dia melihat air turun dari langit dengan inderanya (observasi). Berdasarkan dari pengetahuan sebelumnya (mungkin akibat pernah melihat ember yang bocor), logikanya berpikir bahwa "sumber air di langit yang bocor sehingga tumpah ke bumi". Dengan ditemukannya teknologi yang membantu observasi, hipotesa ini diteliti, diverifikasi, dan disupport dengan experiment, kemudian disimpulkan suatu teori perputaran air (water cycle): air di bumi yang terkena panas matahari diserap naik ke atas menjadi awan, kondensasi, turun hujan dan seterusnya seperti lingkaran/cycle. Dengan majunya teknologi, teori ini bisa diverifikasi kembali dan dikonfirmasi bahwa di alam memang benar ada water cycle ini. Lalu akal bertanya lagi: kenapa bisa terjadi cycle ini? Dari mana asalnya? Akal stop tidak bisa menerangkan lagi. Manusia beralih ke filsafat, ada yang bilang itu Tuhan yang menciptakannya (filsafat spiritualisme), ada pula yang bilang itu ada dengan sendirinya di alam (filsafat materialisme).
Contoh lainnya, orang melihat orang mati. Berdasarkan informasi indera, mati ini tidak bergeraknya badan dan berhentinya denyut jantung. Dengan menggunakan experiment, ilmu kedokteran menjelaskan bahwa semua function dari tubuh manusia berhenti. Akal bertanya lagi, mengapa bisa berhenti? Ada apa setelah mati? Apa ada kehidupan lagi? Akal stop sampai di sini. Tidak ada yang bisa menjelaskan secara logis karena tidak ada data observasi.. Satu2nya cara, scientist harus mematikan diri dan membawa catatan/recorder seperti camera dllnya untuk mengetahui hal sebenarnya setelah mati. Sayangnya setelah mati, si scientist tidak balik lagi membawa laporannya... :-) Filsafat pun kembali di masuki. Yang satu bilang ada kehidupan setelah mati, ruh manusia akan tetap hidup dan menjalani fase kehidupan selanjutnya, kembali ke Penciptanya (filsafat spiritualisme). Yang lain bilang manusia setelah mati, tubuhnya berbaur ke tanah, tidak ada ruh, tidak ada kehidupan lagi (filsafat materialisme). Mana yang benar? Pengetahuan manusia tidak bisa menjawabnya secara pasti. Yang ada hanya terka2, spekulasi. Bagaimana caranya mendapatkan jawaban yang pasti? Informasi ini hanya bisa didapat dari Tuhan pencipta manusia itu sendiri (wahyu). Wahyu memberikan informasi kepada kita dari mana asal kita, mengapa kita di sini, dan akan kemana kita nanti setelah mati.
Al Qur'an menyinggung mengenai hal ini:
"Sesungguhnya di antara manusia ada orang2
yang memperdebatkan Allah, tanpa ilmu (reason),
tanpa petunjuk (observation), tanpa kitab yang
memberikan cahaya (wahyu)" (Al Qur'an 22:8)
Kalau kita buka catatan2 sejarah, kita bisa temukan di dalamnya catatan2 peradaban manusia yang tidak pernah absen dari agama2. Sekarang apakah semua agama yang mengklaim memiliki wahyu dari Tuhan benar adanya? Kalau berdasarkan definisi kebenaran di atas, karena terdapat statement2 dalam agama2 tsb yang saling bertentangan terhadap hal yang sama, tentunya akal kita menolak kebenaran semuanya. Ada agama yang bilang Tuhan itu satu, dua, tiga bahkan ada yang bilang banyak. Ada yang bilang Tuhan itu personal, ada yang bilang tidak. Ada yang bilang setelah mati manusia bereinkarnasi, dan ada pula yang bilang ia kembali kepada pencipta-Nya tanpa mengalami reinkarnasi. Lalu bagaimana menganalisa semua klaim2 ini? Mana yang benar? Apakah bisa kita menggunakan observasi dan akal dalam meneliti kebenaran agama?
Lanjutannya insya Allah di posting mendatang...
Wallahu'alam.
2 comments:
Assalamualaikum Wr Wb.
Alhamdulillah bisa nemu blog ini. Cukup memberikan pencerahan. Insya Allah mendapat balasan surga, amin.
Mohon ijin untuk meng-copy dan menyebarkan contentnya.
Btw artikel ini apa belum ada kelanjutannya? Kira2 kapan bisa d publish.
Apa mas punya link blog yg lainnya sbg referensi??
Terimakasih sebelumnya.
Wassalamualikum Wr Wb
syadli
assalamualaikum. menarik sekali... pembahasan mendasar seperti ini yang selama ini saya cari... :) fundamen yang kokoh bagi orang-orang yang jujur mencari kebenaran.
ditunggu posting selanjutnya... :)
Post a Comment