Saturday, May 26, 2007

Mushaf Ustmani tidak lengkap?

Berikut ini sekilas diskusi mengenai mushaf Utsman bin 'Affan yang
dianggap tidak lengkap oleh pendebat otentisitas Al Qur'an:

> Sahabat Nabi, Zaid ibn Tsabit ra, berkata,"Nabi Muhammad SAW
> wafat sedangkan Al-Qur'an belum dibukukan"(Al-Itqan fi Ulumul
> Qur'an, Jalaluddin As-Suyuthi, Beirut, Dar Al-Fikr).

Keseluruhan ayat Al Qur'an sudah ditulis dalam bentuk suhuf2,
dan dihapal oleh para shahabat, selagi Nabi SAW masih hidup. Fakta
ini banyak ditemukan dalam hadits2 shahih, salah satunya:

When surah 4 verse 95 of the Qur'an was revealed, the Prophet
said: "Call Zaid for me, let him bring the board, the ink pot,
and the scapula bones." Then he said: "Write: 'Not equal are
those believers...' (4:95)
[ref: Bukhari, VI, No.512; also VI, No.116-118]


> Al-qur'an mulai dikumpulkan pada masa khalifah Abu Bakar ra
> berdasarkan hadist yg diriwayatkan Bukhari. Tentang gagasan
> pengumpulan Al-Qur'an atas kegelisahan Umar ra, karena banyaknya
> para pengahafal/hafidz yg gugur dalam pertempuran Yamamah.
> Pelaksana dari gagasan ini adalah Zaid Ibn Tsabit yg menerima tugas
> ini meskipun dgn "berat hati" karena dianggap sebagai tugas yg
> sulit (Bukhari, Bab Fadhail al-Qur'an, Beirut: Dar al-Fikr).

Dalam hadits tsb jelas disebutkan keberatan Zaid dikarenakan
kekhawatirannya melakukan sesuatu hal yang tidak dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Ini bisa dibaca explisitly dalam text hadits Bukhari
tsb.


> Berikut ini penjelasan ketidaklengkapan mushaf Ustmani.
> Ayat2 yg tidak didapati dalam mushaf Ustmani :
>
> Riwayat Aisyah ra : Pada zaman Nabi SAW, surat Al-Ahzab dibaca
> sebanyak 200 ayat. Maka tatkala Utsman menulis mushaf, kami tidak
> mendapatinya kecuali yg ada sekarang, (Al-Suyuthi, Al-Itqan...)
> ...

Ini dibahas oleh para ulama dalam topik Naskh dalam ulumul Qur'an.
Naskhnya ayat2 Al Qur'an ini terjadi semasa Nabi masih hidup.
Dalam hal naskh ini, riwayat2 yang diterima hanya riwayat2 yang
shahih saja. Belum lagi, riwayat2 ini harus dianalisa maksud yang
terkandung dalam matannya.

Sebelum Nabi wafat, ayat2 Al Qur'an telah lengkap tertulis dan terekam
dalam hapalan shahabat2 beliau. Semua ayat2 Al Qur'an lengkap yang
dikumpulkan Nabi ini dibukukan oleh Abu Bakar, yang kemudian
dipegang oleh Hafsa ketika Utsman bin 'Affan mengcopynya sebagai
standard mushaf.


> Beberapa hal yang menjadi "kontroversi" dalam mushaf Ustmani.
> Diantaranya : mengenai surat Mu'awwidzatain(al-Falaq dan An-Nas),
> Ibn Mas'ud mengatakan bahwa keduanya bukan termasuk Al-Qur'an,
> namun dimasukkan dlm mushaf Ustmani (Al-Suyuthi, Al-Itqan...).

Bisa diposting the exact quotation riwayat ini dari Al-Itqan?
Sepertinya Ibn Mas'ud cuma mengatakan bahwa kedua surat tsb tidak
beliau cantumkan dalam mushaf beliau sendiri, tanpa menuduh bahwa
Utsman menambah2kan surat dalam Al Qur'an. Ini terbukti semua
shahabat Nabi SAW (termasuk Ibn Mas'ud) menerima mushaf Utsman
ini sebagai mushaf standard umat Islam.


> Sebenarnya hal ini (ketidaklengkapan mushaf Utsmani) bukanlah hal
> yg "aneh" bagi ulama2 tafsir.

Apakah ada statement dari ulama2 tafsir yang bilang mushaf Utsmani ini
"tidak lengkap"? Apakah ada satu pun dari para shahabat Nabi SAW
yang protes kepada Utsman bahwa mushaf beliau yang dicopy
dari mushaf Hafsa adalah "tidak lengkap"? Banyak para shahabat
yang masih hidup di zaman itu yang hapal Al Qur'an di luar kepala
yang akan menunjukkan kesalahan2 kalau misalnya itu benar adanya.


> Justru ketika kita memang kurang informasi tentang hal inilah yg
> menyebabkan kita menjadi "keras hati". Disinilah mengapa sejak awal
> berdiskusi saya selalu menekankan, kritis dan telitilah dalam
> menanggapi, berargumen maupun "mendebat" terhadap suatu
> masalah/kasus, yaa seperti check & re-check lah... :-)

Informasi yang tidak diquote secara komprehensif dan out of context
bisa menghasilkan pemahaman yang salah. Apalagi kalau dipengaruhi
preconceived ideas dan sikap tergesa2 dalam mengambil kesimpulan.


> Satu hal lagi, kita hidup di dunia fana dimana tidak ada sesuatu yg
> mutlak benar maupun shahih, karena yg mutlak benar itu adalah
> Allah SWT, selain Dia semua relatif.

Benar bahwa Al-Haqq (kebenaran absolute) itu hanya pada Allah semata.
Lalu dari mana kita sebagai manusia tahu benar dan salah dalam hidup ini?
Allah Sang Pencipta telah menurunkan wahyuNya kepada kita, Al Qur'an,
sebagai Al-Furqan, pembeda mana yang benar dan mana yang salah.
Kalau kita bilang Al Qur'an wahyu Allah ini isinya serba relatif, buat apa lagi
diturunkan wahyu pada awalnya? Tidak bisa kita salahkan orang yg berbuat
kejahatan dengan alasan semuanya serba relatif. Kalau demikian halnya, tidak ada lagi gunanya Al Qur'an. Kita kembali lagi ke square one, berenang di tengah2 samudra keraguan...

Wallahu'alam bi shawab...

--
Wassalam,
Ridha

1 comment:

Indriani Indree said...

bagaimana dengan maalah kebenaran yg seperti di bawah ini.

http://papabonbon.wordpress.com/2007/11/12/salafy-the-geocentris/

Jika kita menghadiri forum kajian teman teman salafi, dengan cepat kita akan menemukan bahwa teman teman kita tersayang ini percaya bahwa matahari mengitari bumi.

Contohnya seperti disebut dalam salah satu blog yang menyebutkan sebuah pengajian salafi yang percaya bumi mengelilingi berikut ini :

Ahad 9 Juli 2006 ada tabligh akbar dan telaah kitab : Matahari Mengelilingi Bumi : Sebuah Kepastian dari Al Qur’an dan As-Sunnah - karya Ust. Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, kajian bersama pengarangnya langsung. (meskipun tentu saja, ini bukan karangan asli, tapi jiplak sana sini dan menterjemahkan dari karya salafi lainnya).

waktu : pukul 09.00 - selesai
tempat : masjid Amar Ma’ruf
Jl. Joyo Martono Kompleks Jaladapura Bekasi Timur (Depan DEPSOS Bekasi Timur)

kontak :

Andi 08121814884
Indra 08129780823
Abu Fathimah 08159097360

Itu pengajian memang sudah lama sih, namun cukup .....