Monday, December 15, 2003

Qur'an tidak asli lagi?

Menanggapi komentar di bawah ini mengenai keraguan terhadap otentisitas Qur'an:

> Selain itu, karena hadits mulai dibukukan setelah
> sekitar 100 tahun kematian Nabi (mis: Imam Bukhori dan
> Muslim membukukan hadits lebih dari 200 tahun setelah
> kematian Nabi), maka kemungkinan pemalsuannya memang
> ada.

Jauh sebelum Bukhari dan Muslim menulis kitab shahih mereka, sudah
banyak hadits2 Nabi yang digunakan para shahabat dan tabi'in dalam
hidup mereka. Imam2 empat mazhab pun (sebelum Bukhari dan Muslim
lahir dan menulis kitab mereka) merefer dasar2 fiqh mereka kepada
hadits2 melalui metode periwayatan/sanad yang sudah dipakai bahkan
sejak Nabi masih hidup. Oral tradition yang berdasarkan kepada
memorization dan disupport some written manuscripts, adalah metode
yang digunakan dalam menjaga reliability suatu hadits. Salah satu
bukti adanya written manuscripts yang digunakan jauh sebelum
ditulisnya shahih Bukhari- Muslim adalah suhuf yang ditulis oleh
murid Abu Hurairah, Humam bin Munabih. Bukhari dan Muslim serta para
Imam ahli hadits lainnya hanya memverifikasi dan mengkategorisasi
status keshahihan banyak hadits2 yang beredar ini berdasarkan
reliability para perawinya berdasarkan kriteria shahih mereka.

Jadi jangan sampai kita beranggapan bahwa hadits baru
ditulis/dibukukan ratusan tahun setelah wafatnya Nabi, seakan2 tidak
pernah exist sebelumnya seperti "barang baru" dalam perjalanan
khazanah intelektual Islam.


> Jika ada isi hadits yang bertentangan dengan
> Qur'an, mereka tak tahu kalau Qur'an lah yang harus
> dituruti.

Dengan catatan: kalau memang terbukti tidak bisa secara logis
diresolved sama sekali kontradiksi ini. Janganlah kita langsung
menyimpulkan demikian tanpa adanya ilmu yang komprehensif terhadap
masalah yang dibicarakan. Banyak kemungkinan penjelasan2 lain yang
mungkin belum kita pikirkan yang bisa digunakan dalam meresolve the
so-called contradiction between a particular verse in the Qur'an and
a particular hadith. Disini dibutuhkan kesabaran dan tidak tergesa2
dalam mengeluarkan suatu judgmental statement tanpa dasar yang kuat.
Ilmu2 mengenai Al Qur'an dan Hadits adalah ilmu yang luas, dalam dan
integral, tidak bisa dipilah2 dan dipilih2 sehingga bisa menyebabkan
kesalahpahaman.


> Saya telah membaca habis Shahih Bukhori, namun tak
> menjumpai satupun hadits yang menyatakan bahwa Qur'an
> tak asli lagi, termasuk berkurangnya ayat surat Al
> Ahzab dari 200 jadi 73 ayat!

Kalau pun misalnya ada ayat2 yang mirip2 maknanya seperti itu, yang
mengatakan bahwa ada ayat2 yang dulu pernah diturunkan tapi kini
tidak ditemukan lagi dalam Al Qur'an, apakah ini berarti Al Qur'an
sudah terkorupsi oleh tangan2 jahil manusia dan tidak pantas
dianggap
sebagai wahyu Ilahi lagi? Apakah tidak ada penjelasan lain mengenai
hal ini?

Kita harus tahu bahwa dalam ulumul Qur'an dikenal adanya konsep
Naskh-
Mansukh, atau penghapusan ayat/pembatalan hukum dalam Al Qur'an oleh
Allah SWT. Ini disebutkan dalam Al Qur'an sendiri:

"Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia)
lupa
kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang
sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?" (2:106)

Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini bisa lihat dalam buku
Dr.Quraish Shihab dan Ahmad Von Denffer:
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Membumi/Nasikh.html
http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/Denffer_uaq/Ch5S3.htm

Dalam suatu hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Thahawi (refer
to Introduction to Sciences of Qur'an by Yasir Qadhi) disebutkan
seorang shahabat datang ke Nabi SAW dan memberitahu bahwa ketika ia
sedang shalat semalam dan hendak membaca suatu surat, tiba2 ia lupa
sama sekali dengan isi surat tsb seluruhnya, seakan2 surat tsb tidak
pernah ada dalam ingatannya. Seorang shahabat Nabi lainnya yang juga
hadir pada saat yang sama juga menyatakan hal yang sama. Nabi SAW
membenarkan keduanya dan mengatakan bahwa surat tsb semalam dinaskh
oleh Allah SWT.

Orang2 non-Muslim biasanya bertanya: Apa logikanya kok setelah
diturunkan, lalu dihapus? Apakah Tuhannya orang Islam plin-plan, dan
bingung, lalu meralat wahyunya sendiri? Tidak demikian halnya. Allah
SWT Maha Tahu dan dengan Ilmu-Nya Ia mengetahui mana2 yang terbaik
baik manusia yang menerima wahyuNya. Ketika wahyu diturunkan, pesan2
yang dikandungnya masih dianggap baru oleh orang2 Arab di zaman Nabi
karena berbeda dengan way of life yang mereka miliki. Ajaran2 Islam
ini diturunkan dalam tahapan2 agar mereka dapat beradaptasi dengan
peraturan2 ini. Allah yang menurunkan peraturan berhak pula merubah
peraturan tsb sesuai dengan ilmuNya yang maha luas untuk kebaikan
ciptaanNya.


> Jika benar fitnah tersebut, tentu banyak penghafal Qur'an yang
> protes di zaman Abu Bakar, Umar, atau Usman. Masak tidak terasa
> jika dulu membaca surat Al Ahzab 200 ayat, lalu
> sekarang tinggal 73 ayat? Hal itu sama saja dgn
> memfitnah Abu Bakar, Umar, Usman, dan ribuan sahabat
> lainnya telah merubah ayat Qur'an.

This is THE main point. Ini adalah jawaban yang logis untuk merefute
semua tuduhan atau anggapan akan ketidakaslian Al Qur'an yang
dilontarkan secara sengaja maupun tidak sengaja. Meskipun dapat
dijumpai sejumlah reports yang memberitakan adanya ayat2 yang pernah
ada tapi tidak dijumpai lagi dalam Al Qur'an, tidak ada satu pun
kita
jumpai report yang memberitakan adanya protes dari satu pun shahabat
Nabi akan ketidakaslian Al Qur'an sejak pertama kali dikumpulkan
menjadi satu kitab di zaman khalifah Abu Bakr, hingga mengcopyan
kitab ini dizaman khalifah Utsman bin Affan sebagai standard mushaf.


>    Bagaimana Suyuthi yang hidup lebih dari 300 tahun
> setelah kematian Nabi bisa tahu kalau jumlah ayat
> Qur'an pada masa Khalifah Usman ternyata kurang dari
> masa Nabi, sementara para sahabat Nabi yang hafal
> Qur'an tidak pernah merasakan hal itu?

Kalau kita lihat langsung dalam kitab Al-Itqan (yang bervolume2) itu
kemungkinan besar akan dapat dijumpai sanad atau sumber dari setiap
riwayat yang dicantumkan Imam Suyuthi ini. Mungkin ada yang bisa
mencantumkan sumber2 riwayat tsb di sini? Setahu saya belum ada
terjemahan Indonesia atau Inggris kitab Al-Itqan ini. Saya hanya
memiliki ikhtisar/ringkasannya saja dalam bhs.Indonesia kalau tidak
salah terbitan Gema Insani Press.

Mudah2an bermanfaat. Tolong dikoreksi kalau salah.
Wallahu'alam bishawab.

No comments: