Sunday, March 01, 2015

Problem of Evil



Berikut pertanyaan2 dari non-Muslim, baik yang atheist maupun agnostic, yang kerap muncul:
  • Mengapa Tuhan yang katanya Maha Kuasa akan segalanya, diam saja membiarkan kejahatan atau kezhaliman berlangsung dan membiarkan hamba2Nya yang tak berdosa menderita?
  • Bukankah Dia Maha Kuasa untuk menghapus kezhaliman?
  • Bukankah Dia mampu mengirimkan malaikat2-Nya untuk membantu hamba2Nya?
  • Bukankah Dia mampu membolakbalik hati para pemimpin dunia untuk membantu yang lemah dan menghukum yang zhalim?
  • Bukankah Dia mampu merubah orang2 zhalim untuk tidak lagi mampu berlaku zhalim?
  • Mengapa semua doa yang telah dilakukan sungguh2 tidak terlihat juga hasilnya dalam membantu mereka yang menderita?
  • Apakah Tuhan kalian yang katanya Maha Kuasa tidak mampu (atau tidak mau) mencampuri urusan manusia di bumi seperti layaknya pembuat jam yang membiarkan jam tersebut berjalan tanpa campur tangannya lagi?
  • Apabila kita mengetahui orang yang akan membunuh banyak orang dan kita mampu menstopnya, apakah kita dibenarkan untuk diam saja?
  • Kalau Dia memang ada, mengapa Dia diam saja?

Sebagai manusia biasa pertanyaan2 ini kadang bisa saja terbesit dalam hati, atau mungkin saja ditanyakan oleh anak2 kita yang mulai berpikir kritis ketika melihat berita mengenai konflik2 maupun penderitaan yang dialami banyak manusia di berbagai belahan dunia.

Tulisan singkat ini dibuat dengan merangkum beberapa pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan2 di atas, dengan harapan mudah2an bisa bermanfaat buat siapa saja yang membutuhkannya. Tolong dikoreksi dan ditambahkan bila ada yang salah dan kurang.


Konsep Keburukan/Evil

Sebenarnya semua pertanyaan di atas bersumber dari pertanyaan dasar "Mengapa ada kejahatan/kezhaliman/keburukan di muka bumi?" yang berhubungan dengan "problem of evil", topik theodicy, salah satu field dalam philosophy, yang banyak diperdebatkan dalam sejarah filsafat manusia.

Evil atau keburukan adalah persepsi manusia melabel sesuatu yang dialaminya/dirasakannya tidak menyenangkan (suffering) baik secara fisik maupun mental. Keburukan ini bisa disebabkan oleh perbuatan manusia ataupun selain perbuatan manusia.

Yang disebabkan oleh perbuatan manusia, contohnya: kejahatan (di mana manusia melakukannya dengan sengaja), dan kecelakaan (dilakukan tanpa sengaja atau akibat ketidaktahuannya). Yang disebabkan oleh selain perbuatan manusia, misalnya: bencana alam dan penyakit yang menimpa di luar pengetahuan ataupun kuasa manusia. Lalu apa kaitannya ini semua dengan Tuhan?


Kontradiksi?

Kita meyakini bahwa Tuhan adalah Pencipta alam semesta yang Maha Tahu, Maha Kuasa, serta Maha Pengasih. Keyakinan ini oleh sebagian orang dianggap bertentangan dengan keburukan/evil yang dialami manusia di muka bumi:

Kalau Tuhan Maha Tahu, tentu Dia mengetahui akan kejahatan atau keburukan sebelum terjadi, dan Dia tentu mau menghilangkannya karena Dia Maha Pengasih. Dia juga mampu menghilangkannya karena Dia Maha Kuasa. Tapi kenyataannya kejahatan dan keburukan tetap terjadi di muka bumi.

"Kontradiksi" ini membuat sebagian orang menjadi atheist/mengingkari adanya Tuhan, sebagian lagi meyakini Tuhan tidak Maha Kuasa atau tidak mau bercampur tangan dalam urusan manusia, sebagian lagi bahkan meyakini adanya dua Tuhan: Tuhan Baik (God of Good) dan Tuhan Buruk (God of Evil) yang keduanya selalu bersaing.


Bagaimana kita memandang semua ini?

Dalam Islam, Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Maha Kuasa, Maha Tahu dan Maha Pengasih/Maha Baik. Allah SWT bebas berbuat sesuai dengan ilmu-Nya, kekuasaan-Nya serta iradah/kehendak-Nya yang tidak bisa dijangkau oleh akal kita yang sangat terbatas. Lalu, mengapa ada evil/keburukan terjadi di muka bumi?

Ada beberapa penjelasan yang mengandung imptant point yang bisa diutarakan dalam hal ini:

1. Free will

Manusia sebagai khalifah di muka bumi diberikan kebebasan (free will) oleh Allah SWT. Dengan free will ini, manusia bebas berbuat baik atau berbuat jahat, taat atau membangkang. Kalau Allah menahan semua perbuatan manusia yang tidak dikehendakiNya, atau merubah manusia untuk tidak lagi bebas berbuat, manusia tidak bisa lagi dibilang memiliki free will, dan ia akan seperti malaikat, yang selalu taat pada perintah Tuhan dan tidak pernah membangkang, atau bagaikan robot yang diprogram untuk melakukan apa saja yang dikehendaki programmernya.

"By the soul, and the proportion and order given to it; and its enlightenment as to its wrong and its right; truly he succeeds that purifies it, and he fails that corrupts it!" (Qur'an 91:7-10)

"and shown him (men) the two highways (of good and evil)" (Qur'an 90:10)

"It is the truth from your Lord; wherefore let him who will, believe, and let him who will, disbelieve." (Qur'an 18: 29)


2. Bumi, tempat ujian

Dibekali dengan ruh, jasad, akal, free will, dan petunjuk dari-Nya, manusia diamanahi tugas untuk hidup sebagai khalifah di muka bumi. Alam semesta termasuk bumi di dalamnya diciptakan Allah SWT dengan aturan2 yang didesign berhubungan satu dengan yang lainnya, baik secara micro maupun macro. Misalnya tanah, api, air, dan angin yang bisa bermanfaat tapi bisa juga berbahaya bagi manusia, terkait dengan hukum sebab akibat. Hewan2 karnivora seperti singa akan menyerang siapapun yang mengganggunya atau yang dianggap makanannya. Gravitasi bermanfaat buat kehidupan di bumi, tapi dapat membawa keburukan bagi orang yang menjatuhkan diri dari gedung yang tinggi. Semua diciptakan Allah SWT berdasarkan ukuran dan aturan yang ditetapkan dalam designnya.

"Verily, all things have We created in proportion and measure." (Qur'an 54:49)

He said: "Our Lord is He Who gave to each (created) thing its form and nature, and further, gave (it) guidance. (Qur'an 20:50)

"it is He Who created all things, and ordered them in due proportions." (Qur'an 25:2)

"and who determines the nature (of all that exists), and thereupon guides it (towards its fulfilment)." (Qur'an 87:3)

Dalam interaksinya dengan alam yang berjalan dengan aturan2 yang telah digariskan, juga interaksinya antar sesamanya, manusia akan mengalami situasi/kondisi suka dan duka, sad and joy, good and evil di mana ia akan merasakan sesuatu yang tidak enak (discomfort, pain, suffering) baik secara mental maupun fisikal. Semua ini dinilai Allah SWT sebagai ujian hidup manusia di muka bumi, bagaimana mereka bertindak dalam situasi/kondisi tersebut dengan semua faculty dan free will yang dimiliki. With this comes responsibility yang akan diminta pertanggunganjawabnya ketika kita kembali menghadap-Nya.

We said: Go down, all of you, from hence; but verily there comes unto you from Me a guidance; and whoso followeth My guidance, there shall no fear come upon them neither shall they grieve. (Qur'an 2:38)

"And pursue not that of which you hast no knowledge; for every act of hearing, or of seeing or of (feeling in) the heart will be enquired into (on the Day of Reckoning)." (Qur'an 17:36)

"...We test you by evil and by good by way of trial. To Us will you return." (Qur'an 21:35)

"Do men think that they will be left alone on saying, "We believe", and that they will not be tested? We did test those before them, and Allah will certainly know those who are true from those who are false." (Qur'an 29:2-3)

And surely We shall try you with something of fear and hunger, and loss of wealth and lives and crops; but give glad tidings to the steadfast, who say, when a misfortune striketh them: Lo! we are Allah's and Lo! unto Him we are returning. Such are they on whom are blessings from their Lord, and mercy. Such are the rightly guided. (Qur'an 2:155-157)

And so, he who shall have done an atom's weight of good, shall behold it. And he who shall have done an atom's weight of evil, shall behold it. (Qur'an 99:7-8)


Segala perbuatan kejahatan yang mengakibatkan keburukan/evil sebagai akibat manusia menyalahgunakan free will mereka, dilarang dengan tegas oleh Allah SWT:

"He commands them what is right and forbids them what is wrong, he makes lawful the things that are wholesome and makes unlawful the things that are bad and lifts from them their burdens and the yokes that were upon them."(Qur'an 7:157)

"Allah does command you justness, goodness and liberality to the near ones and He does forbid you shameful deeds, impropriety and rebelliousness." (Qur'an 16:91)

But seek, with the (wealth) which Allah has bestowed on you, the Home of the Hereafter, nor forget your portion in this world: but do thou good, as Allah has been good to you, and seek not (occasions for) mischief in the land: for Allah loves not those who do mischief. (Qur'an 28:77)

And do not deprive people of what is rightfully theirs; and do not act wickedly on earth by spreading corruption. (Qur'an 26:183)


3. Mengamati "keburukan" di alam

Pengetahuan yang kita miliki berasal dari hasil observasi dan akal pikiran. Data dari observasi yang kita dapat melalui penggunaan panca indera diolah oleh akal kita sehingga menghasilkan pengetahuan. Tapi tidak jarang untuk mengenal suatu definisi itu, akal kita didesign untuk memproses definisi dari lawannya/its opposite.

And all things We have created by pairs, that haply ye may reflect. (Qur'an 51:49)

Glory to Him Who created in pairs all things that the earth produces, as well as their own (human) kind and (other) things of which they have no knowledge. (Qur'an 36:36)



Misalnya bagaimana kita tahu manis kalau tidak ada pahit? Dari mana kita tahu sehat kalau tidak ada sakit? Begitu pula dari mana kita tahu kebaikan kalau tidak ada keburukan?

Kadang kita sebagai manusia menilai sesuatu yang terjadi di alam itu sebagai suatu yang buruk secara subyektif berdasarkan impactnya terhadap kehidupan kita. Misalnya, gunung meletus yang menghancurkan suatu desa. Dari sudut pandang orang2 di desa jelas meletusnya gunung ini adalah suatu yang buruk karena membawa negative impact buat kehidupan mereka (musnahnya perumahan, sawah ladang, dll). Tapi dari kalau dilihat secara keseluruhan, bumi memang perlu mengeluarkan lahar melalui meletusnya gunung tsb dari dalam untuk menjaga kestabilannya.

Contoh lainnya, misalnya seekor singa yang mengejar dan memakan kerbau di padang sahara. Bagi observer mungkin kejam sekali kerbau itu diterkam dan dimakan singa. Tapi dari sudut pandang lain, ternyata hidup singa dan juga anak2nya sangat tergantung kepada kerbau itu sebagai makanan mereka. Kalau kita melihat dari sudut pandang ini, tampaknya semua evil/keburukan yang terjadi di alam ini ternyata tampak bersifat relatif saja, tergantung dari mana sudut memandangnya.


4. Hikmah di balik setiap "keburukan"

Allah SWT sebagai Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta bebas untuk mencegah atau membiarkan suatu keburukan terjadi yang menimpa manusia dengan kehendak-Nya dan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. Setiap keputusan Allah itu (dicegah atau dibiarkan suatu event terjadi) selalu mengandung hikmah di baliknya, meskipun kita tidak selalu bisa mengetahuinya secara langsung ataupun pasti karena keterbatasan akal kita.

"Thy Lord brings to pass what He wills and chooses. They have never any choice. Glorified be Allah and exalted above all that they associate (with Him)!" (Qur'an 28:68)

"He will not be questioned as to that which He does, but they will be questioned." (Qur'an 21:23)

Tidak jarang suatu kejadian dianggap buruk, tapi kemudian dianggap baik. Atau sebaliknya. Misalnya, para penumpang bis yang harus menunggu karena ban kempes di jalan mungkin pada awalnya menggerutu akan situasi tsb, tetapi setelah mereka mengetahui bahwa beberapa km di depan baru saja telah terjadi kecelakaan beruntun yang banyak memakan korban, mereka bersyukur karena selamat akibat kempesnya ban tadi karena kalau tidak mereka akan turut mengalami kecelakaan tsb.

Sering kita tidak bisa melihat hikmah kebaikan di balik suatu kejadian, tapi ini tidak berarti tidak ada kebaikan sama sekali di sana. Allah mengizinkan sesuatu terjadi dengan izin-Nya karena Dia lebih mengetahui adanya "the greater good" di dalamnya.

But it may well be that you hate a thing the while it is good for you, and it may well be that you love a thing the while it is bad for you: and God knows, whereas you do not know. (Qur'an 2:216)

If you take a dislike to them, it may be that you dislike something and Allah will bring about through it a great deal of good. (4:19)

Tentu saja ini tidak berarti bahwa kita mendiamkan atau tidak mengacuhkan setiap evil/keburukan yang disebabkan oleh kejahatan manusia yang dilakukan dengan sengaja dan niat yang buruk, dengan dalih bahwa pasti ada hikmahnya di baliknya. Tetapi Allah serta Rasul-Nya memerintahkan kita untuk merubahnya.

"Do those who seek after evil ways think that We shall hold them equal with those who believe and do righteous deeds,- that equal will be their life and their death? Ill is the judgment that they make." ( Qur'an 45:21)

"You are the best community ever brought forth for mankind (in that) you command the proper and forbid the wrong and believe in Allah." (Qur'an 3:110)

"Let there among you be a group that summon to all that is beneficial commands what is proper and forbids what is improper; they are the ones who will prosper." (3:104)

The good deed and the evil deed are not alike. Repel the evil deed with one which is better, then certainly he, between whom and you there was enmity (will become) as though he was a bosom friend. But none is granted it except those who are steadfast, and none is granted it except the owner of great fortune. (Qur'an 41:34)

"Whoever sees something evil should change it with his hand. If he cannot, then with his tongue; and if he cannot do even that, then in his heart. That is the weakest degree of faith." (HR.Muslim)

If the people see an evil and they do not change it, soon Allah will inflict them all with His punishment. (HR.Ahmad)


5. Dunia abadi bukan di sini

Dunia yang kita jalani tidak hanya selesai di bumi ini. Hidup kita di dunia ini hanya temporary yang akan berlanjut ke akherat yang abadi dan hakiki. Orang2 yang meninggal karena peperangan, penyakit, kecelakaan, bencana alam di dunia, tidaklah menderita dan terbaur menjadi tanah, atau hilang begitu saja, tapi berlanjut hidup di akherat dunia setelah mati, di mana setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban dan diberikan ganjaran atas penggunaan free will mereka.

"We did not give any human being before you immortality. And if you die, will they then be immortal? Every self will taste death. We test you with both good and evil as a trial. And you will be returned to Us," (Qur'an 21:34-35)

"He Who created death and life to test which of you is best in action. He is the Almighty, the Ever-Forgiving," (Surat al-Mulk: 2)

"Know that the life of this world is only play and amusement, pomp and mutual boasting among you, and rivalry in respect of wealth and children, as the likeness of vegetation after rain, thereof the growth is pleasing to the tiller; afterwards it dries up and you see it turning yellow; then it becomes straw. But in the Hereafter (there is) a severe torment, and (there is) Forgiveness from Allah and His good pleasure, whereas the life of this world is only a deceiving enjoyment." (Qur'an 57:20)


Anak2 yang tidak berdosa dan orang2 shaleh yang meninggal karena dizhalimi atau tertimpa musibah di dunia ini akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik dari kebahagiaan mereka dapatkan di dunia.

"And say not of those who are slain in the way of Allah. "They are dead." Nay, they are living, though ye perceive (it) not." (Qur'an 2:154)

Think not of those who are slain in Allah's way as dead. Nay, they live, finding their sustenance in the presence of their Lord; They rejoice in the bounty provided by Allah. And with regard to those left behind, who have not yet joined them (in their bliss), the (martyrs) glory in the fact that on them is no fear, nor have they (cause to) grieve. (Qur'an 3:169-170)

Rasulullah SAW entered upon 'Ubadah ibn al-Samit when he was sick and said, "Do you know who is a shahid (martyr) in my ummah?" The people remained silent, then 'Ubadah said, "Help me to sit up." They helped him to sit up, then he said, "O Messenger of Allah, (is it) the patient one who seeks reward from Allah for his patience?" The Prophet SAW said, "(If that is the case) then the martyrs among my ummah would be very few. Being killed for the sake of Allah is martyrdom, the plague is martyrdom, drowning is martyrdom, stomach disease is martyrdom, and if a woman dies during the post-partum period, her child will drag her to Paradise by his umbilical cord." (HR. Muslim, Ahmad, Malik, Abu Dawud)


Wallahu'alam.

No comments: