Friday, May 03, 2002

Diskusi tentang Ahmadiyah - Part 2


Menganggapi komentar ini:
 ...
> Jika nabi Isa dianggap belum wafat maka akan
> bertentangan dengan QS. Sebab
> tidak ada manusia yang abadi. Hanya Allah Ta'ala
> yang abadi.
> ...

Apakah orang yang menganggap Nabi Isa belum wafat saat
ini bisa disimpulkan ia bertentangan dengan Qur'an
karena memberinya attribute ketuhanan (kekal) kepada
beliau? Ini pokok permasalahannya. Menurut saya, jalur
logika ini menggunakan syllogism:

Premise: Setiap manusia pasti wafat
Premise: Nabi Isa adalah manusia
Konklusi: Nabi Isa pasti wafat.

Sekarang apakah orang yang mengatakan Nabi Isa sampai
sekarang belum wafat bisa disamakan dengan orang yang
mengatakan ia tidak akan wafat? Tentunya tidak. Dalam
hadits shahih disebutkan bahwa beliau nanti akan wafat
setelah berperang dan mengalahkan Dajjal serta
memerintah membawa kedamaian di muka bumi.

Lalu kemana ia sekarang menurut mereka yang mengatakan
bahwa ia belum wafat? Menurut saya tidak ada satu
textual evidence baik di Qur'an maupun hadits shahih
yang menyebutkan jawabannya. Kita hanya bisa bilang:
wallahu'alam. Tapi pointnya, kalau Allah SWT
mengangkat Isa (kemana dan dimana kita tidak tahu),
apakah ini berarti kita menganggap Nabi Isa itu sama
dengan Tuhan? Tidaklah demikian halnya.

Tentunya kita semua tahu tentang kisah ashabul kahfi
di mana para pemuda tsb tidur 300an tahun lamanya.
Bagi orang2 yang hidup di masa mereka dan generasi2
sesudah mereka, yang belum mengetahui keadaan mereka
(yang tidur ratusan tahun lamanya) tentunya menganggap
mereka telah mati sejak lama. Padahal mereka
ditidurkan saja ratusan tahun, tidak diwafatkan. Ini
bisa diambil sebagai contoh saja.

Apakah mustahil menurut akal sehat kita bahwa Allah
SWT mampu mengangkat Nabi Isa (yang hanya Dia yang
tahu semuanya) dan akan menurunkannya pada akhir zaman
untuk misi yang sudah direncanakanNya sebelumnya?
Kekuasaan Tuhan jangkauannya jauh melampaui dimensi
ruang dan waktu yang kita kenal (berdasarkan rotasi
bumi dan perputaran alam semesta) dengan segala
relativitasnya? Menurut saya tidak mustahil sama
sekali, sama dengan kisah ashabul kahfi di atas tadi.


> Jika dianggap telah wafat - maka dapat dikaji lebih
> lanjut kenapa Hz.
> Muhammad saw banyak sekali memberitakan tentang
> kedatangan Mahdi dan Masih ?

Menurut saya, Imam Mahdi dan Nabi Isa adalah dua
person yang berbeda yang akan keluar di akhir zaman
nanti. Ini berdasarkan banyak hadits yang reliable.
Pihak Ahmadiyyah berpendapat bahwa Imam Mahdi dan Nabi
Isa itu adalah orang yang sama dengan memakai hadits:
"Tidak ada Mahdi kecuali Isa bin Maryam". Padahal
hadits ini adalah dhaif karena ada perawi yang bernama
'Aban bin Shaleh dalam sanadnya yang matruk
(ditinggalkan oleh para ahli hadits karena tidak dapat
dipercaya).

> ...
> > Contohnya kalangan Ahmadiyyah menggunakan hadits
> > berikut (walaupun bukan dari Nabi SAW) untuk
> mendukung
> > paham mereka:
> >
> > "Ada dua tanda kedatangan Imam Mahdi yang tidak
> pernah
> > terjadi selama alam ini berdiri. Gerhana bulan di
> > malam pertama bulan Ramadhan dan gerhana matahari
> di
> > pertengahan Ramadhan." (Daruqutni)
>
> Anda tidak lengkap mengutip isi hadits ini. Bisa
> tolong lengkapi ?

Saya rasa ini sudah lengkap, coba anda lihat dari
referensi yang anda cantumkan di bawah:

"For Our Mahdi there are two Signs which have never
appeared before since the creation of the heavens and
the earth, namely, the moon will be eclipsed on the
first night in Ramazan (i.e. on the first of the
nights on which a lunar eclipse can occur) and the sun
will be eclipsed on the middle day (i.e.; on the
middle one of the days on which a solar eclipse can
occur), and these Signs have not appeared since God
created the heavens and the earth."
( Sunan Darqutni, kitabul eidain, chapter:
salat-ul-kasoof-ul khasoof wa haitahuma)

Kata2 yang di dalam kurung sebenarnya adalah
interpretasi pihak Ahmadiyyah dengan menginterpolasi
text hadits tsb (yang tidak ada dalam text aslinya).


> Imam Daru-Quthni adalah salah satu pengumpul hadist
> yang paling credible.

Saya tidak tahu apakah dia credible atau tidak
(lagipula saya tidak tahu standard anda dalam melabel
beliau credible), yang penting adalah sanad hadits tsb
tidak reliable, karena ada pendusta di dalamnya. Imam
Thabari, Abu Dawud, Ibn Majah, Ibn Katsir, Ibn Hisyam,
Ibn Sa'ad, dll, juga sering mencantumkan hadits2
dha'if, maudhu', bahkan Israiliyat untuk
menginformasikannya kepada para pembaca tentang semua
report yang mereka miliki mengenai topik2 yang mereka
bicarakan. Tidak jarang mereka sebutkan sanadnya
secara lengkap dan menyebut kedha'ifannya. Ini bukan
berarti mereka menjadi tidak credible karena
mencantumkan hadits2 non-shahih tsb.

> Beliau menempatkan hadits ttg gerhana bulan dan
> matahari di bulan Ramadhan
> dalam kitab shahih-nya.

Sepengetahuan saya tidak pernah adanya kitab kumpulan
hadits shahih karangan Daruquthni. Mungkin yang anda
maksud kitab Sunan Daruquthni. Kitab ini pun tidak
termasuk dalam kitabussittah yang terkenal itu.

> ...
> Hadits ini sebenarnya berasal dari Nabi Muhammad saw
> yg diteruskan sampai
> Hz. Imam Muhammad Baqir. Hadits ini dipelihara
> dengan baik oleh kalangan
> Ahl-Bayt turun-temurun. Ahl-Bayt mempunyai kebiasaan
> untuk merekam
> perkataan/sabda Hz. Rasulullah saw dengan tidak
> menyebut itu berasal dari
> Hz. Rasulullah saw. Hal ini sangat dimengerti bahwa
> jika ada narasi yg
> berasal dari pemuka Ahl-Bayt maka hadits tsb
> sesungguhnya berasal dari Nabi
> Muhammad saw.

Ini dengan asumsi memang hadits tsb diucapkan oleh
Imam Muhammad Al Baqir. Asumsi ini yang tidak reliable
karena asumsi ini didasarkan pada suatu report yang
diriwayatkan oleh orang yang terkenal suka memalsu
hadits. Kalau sanadnya shahih tidak ada cacatnya,
tentunya apa yang sebutkan di atas bisa diterima.


> > Tapi orang Ahmadiyyah berpendapat isi hadits tsb
> bisa
> > dipercaya karena mereka mengklaim isinya telah
> > terbukti kebenarannya pada saat lahirnya pendiri
> > Ahmadiyyah.
>
> Bukan saat lahirnya.
>
> Terjadi/genapnya tanda dilangit tsb (gerhana
> matahari dan bulan) di tahun
> 1894 M sesuai nubuatan QS, Bible dan Hadits - ketika
> Hz. Mirza Ghulam Ahmad
> sedang mengalami perlawanan sangat hebat dari para
> penentangnya, karena
> beliau telah memproklamirkan diri sbg Masih dan
> Mahdi-Nya di tahun 1891 M.


Bisa minta tolong dari mana dasarnya anda bisa tahu
bahwa pada tahun tsb terjadi gerhana bulan di MALAM
PERTAMA bulan Ramadhan dan gerhana matahari pada
PERTENGAHANNYA? Ini penting karena kalau tidak, apa
uniquenya peristiwa tsb (karena diklaim tidak pernah
terjadi selama alam semesta ini berdiri). Apakah ada
catatan2 sejarah yang bisa dipercaya untuk mendukung
klaim tsb?

No comments: