Monday, August 30, 2010

Presentasi Islam di sekolah-sekolah

Di sini sering ada undangan ke sekolah2 untuk presentasi mengenai Islam terutama setelah peristiwa 911. Anak saya juga pernah saya ajak untuk memenuhi undangan berpresentasi mengenai Islam ini di middle school. Biasanya pertanyaan2 sekitar:

  • apa itu Islam, 
  • apa rukun2nya, 
  • siapa Muhammad, 
  • apa itu Qur'an, 
  • bagaimana kita sebagai Muslim hidup di negara yang mayoritas non-Muslim ini (berkenaan dengan makanan, shalat, puasa). 


Ada juga yang bertanya mengenai:

  • terorisme dalam Islam, dan
  • yang berkenaan dengan Yesus, Bible dan Trinitas. 


Tapi kalau di sekolah biasanya pertanyaan2nya masih sopan dan tidak offensive, tidak bernada "mocking" seperti yang sering dilontarkan Islamophobes.

Mudah2an kita semua bisa menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan2 macam ini, just in case siapa tahu ada teman2 non-Muslim yang bertanya, atau kita diundang untuk presentasi di sekolah2. 

Dua doa di malam Lailatul Qadar

Berikut ini dua versi dari doa di malam Lailatul Qadr:

 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Alloohumma innaka afuwwun tuhibbul `afwa fa`fu `annii

Aisyah berkata; "Wahai Nabi Allah! Bagaimana menurutmu jika saya berada pada malam lailatul Qodar, apa yang harus saya ucapkan?" Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menjawab: "Hendaklah kamu mengucapkan: ALLAAHUMMA INNAKA AFUWWUN TUHIBBUL `AFWA FA`FU `ANNI (ya Allah Engkau adalah Maha Pengampun, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah saya)." (HR. Ahmad)


 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Alloohumma innaka 'afuwwun kariim(un), tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii

Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apakah lailatul qadr, maka apakah yang aku ucapkan padanya? Beliau mengatakan: "Ucapkan; ALLAAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN KARIIMUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku). Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR. Tirmidzi)

Thursday, August 26, 2010

Mohonlah pertolongan kepada Allah

Mudah2an Allah SWT melindungi kita semua dan keluarga kita dari segala kesulitan dan kezhaliman...amin...


Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering." (HR. Tirmidzi - hadits shahih)

Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang pada pagi setiap hari dan sore setiap malam, mengucapkan: "Bismillahil ladzi la yadhurru ma'asmihi syai-un fil-ardhi wa la fissama-i wa huwas sami'ul 'alim -Dengan nama Allah yang segala sesuatu tidak akan dapat membahayakan dengan menyebut namaNya itu, baik yang ada di bumi ataupun yang ada di langit dan Allah adalah Maha Mendengar lagi Mengetahui, sebanyak tiga kali, melainkan ia tidak akan terkena bahaya oleh sesuatu apapun." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi - hadits shahih)

Tuesday, August 24, 2010

Humor: Two Christians were lost in the Sahara desert .


One is called David, the other is called Michael .

They were dying of hunger and thirst when they suddenly came upon an oasis, with what looked like an minaret of a mosque in the middle.

David said to Michael : "Look,  let's pretend we are Muslim, otherwise these Arabs are going to kill us. I am going to call myself Mohammed."

Michael refused to change his name, he said: " My name is Michael, and I will not pretend to be other than but what I am . ...Michael."

The Imam of the mosque received both well and asked about their names .

David said: "My name is Mohammed ."

Michael said: "My name is Michael. "

The Imam turned to the helpers of the mosque and said: "Please bring some food and water for Michael only."

Then he turned to the other and said : "Well Mohammed I hope you are aware that we are still in the holy month of Ramadan."

Sunday, August 22, 2010

Tamu dari Gereja, Door to Door

Kami dulu sering juga dikunjungi Christian missionaries, sekarang2 ini sudah jarang lagi, yg masih ada biasanya Mormon...

Kalau saya tidak ada di rumah, biasanya istri saya tidak membukakan pintu, dan misionaris akan pergi karena menyangka tidak ada orang di rumah. Kalau saya ada di rumah dan ada Christian missionaries datang, saya bukakan pintu, dan saya bilang we are Muslims. Kalau mereka insist ingin diskusi, saya ajak mereka masuk dan berdiskusi. Tapi kalau kita bilang bahwa kita Muslim, tidak jarang mereka akan permisi pergi... :)

Kalau rasanya kita siap untuk berdiskusi untuk berdakwah kepada mereka, tidak ada salahnya berdiskusi. Tetapi kalau kita rasa masih belum siap, saya setuju dengan sarannya mas Ahmad Fahri , kita bisa refer mereka kepada Imam di masjid untuk informasi2 mengenai Islam. Siapa tahu Allah SWT membuka hati mereka dan memberikan hidayah. Saya kadang merasa bersalah kalau saya tidak memberikan informasi kepada mereka mengenai Islam, khawatir di akherat nanti mereka akan berdalih, "saya datang ke rumah orang ini, tapi dia sama sekali tidak memberikan jalan kepada saya untuk mengetahui apa itu Islam".

Bagus juga untuk menyiapkan pamflet yang berisikan informasi mengenai Islam. Pernah ketika missionaries memberikan pamflet/brosur, selain saya ambil saya berikan juga brosur2 mengenai Islam. Ada yang menerima, ada juga yang menolak. At least kita sudah berusaha memberikan jalan. It's their responsibility to accept or reject it.

Brosur2 mengenai Islam ini banyak dijumpai di internet, beberapa di antaranya:
http://www.dawahusa.com/ebooks/index.shtml
http://www.kalamullah.com/dawah-pamphlets.html
http://www.iiie.net/index.php?q=taxonomy/term/1  (especially: http://www.iiie.net/index.php?q=node/23)
Biasanya di masjid juga ada brosur2 mengenai Islam yang bisa kita minta untuk dakwah...

Mudah2an bermanfaat...

Friday, August 20, 2010

Imam Shamsi on FoxNews - Ground Zero Mosque

Another discussion on the proposed ICC near Ground Zero with the Chairman of NY State Conservative Party and Imam Shamsi Ali:

http://www.myfoxny.com/dpp/good_day_ny/mosque-debate-20100820


Alhamdulillah atas responsenya Imam Syams terhadap komentar dan pertanyaan bahkan yang tricky... :)
Pertanyaan Imam Syamsi nggak dijawab oleh Michael Long, why when Muslims try to build a mosque there they are called insensitive?

Seharusnya mereka tidak perlu lagi "beating around the bush".... simple straight forward answer = Islamophobia...

Mudah2an ustadz Syamsi diberikan kesehatan

Wednesday, August 18, 2010

Keith Olbermann Special Comment: There Is No 'Ground Zero Mosque'

Saya mempost link di bawah di facebook, tanpa setahu saya seorang teman saya American non-Muslim me-repost link tsb di facebook wall Tea Party group!

Saya sempat berpikir, semua adalah mudah bagi Allah SWT. Mudah bagi Dia membuat orang lain simpati dan membela hak2 Muslim padahal orang tsb bukanlah seorang Muslim. Di saat tidak banyak Muslims yang care untuk menyuarakan hak2 mereka, Allah akan membuka hati orang2 non-Muslims untuk menyuarakannya.

Please take your part as Muslim in making firm and clear statement that Islamophobia must be rejected in America and everywhere else.

http://www.youtube.com/watch?v=QZpT2Muxoo0

Sunday, August 15, 2010

Muslim bashers and the need for Muslim public relations...

Di tengah2 polemik pembangunan masjid di Amerika yang ditentang oleh Islamophobes/anti-Islam, comedian John Steward criticized the "Muslim Basher" through his jokes related to the two mosques:

Wish You Weren't Here (Tennessee Masjid):
http://www.thedailyshow.com/watch/wed-july-7-2010/wish-you-weren-t-here

Ground Zero Masjid:
http://www.thedailyshow.com/full-episodes/tue-august-10-2010-jason-bateman


Mungkin perlu ada widespread public relations and press conference dari semua organisasi Muslim seAmerika untuk menjelaskan permasalahan sebenarnya dari kebencian ini yang bersumber dari propaganda Islamophobes, yang telah berhasil mempengaruhi sebagian media massa dan elemen di pemerintahan atau law makers, juga uneducated masses.  Malah kabar dari CNN (yang sumber datanya bisa saja sudah diubah untuk membuat opini), 70% rakyat Amerika tidak setuju dengan pembangunannya. Sampai kuatnya propaganda media massa, Obama  dibuat berkomentar bahwa dalam jamuan iftar kemarin dia tidak membahas "wisdom" pembangunan gedung tsb, yg dibahas cuma "rights" of the muslims untuk membangunnya. Bahkan White House hari ini membuat press release bahwa President tetap mendukung hak2 Muslim membangun gedung tsb (sepertinya untuk membuat impression President tetap konsistent dengan statement sebelumnya di iftar dinner).

Para pemimpin organisasi Islam di Amerika rasanya perlu menjawab satu per satu dari tuduhan2 mereka yang bermacam2 yang harus diexposed di media massa untuk menjangkau audience yang luas.
- integritas dari imam pencetus usulan tsb,
- assosiasinya dengan organisasi Islam (ISNA, CAIR) yang dituduh sebagai organisasi teroris,
- apa yang akan diajarkan di dalam masjid,
- tidak jelasnya dana yang digunakan dalam pembangunan gedung tsb (takut didanai oleh wahabi),
- feeling some people yang menyamakan Islam dengan ajaran cult satanic, yang menginspire tragedi 911 (yang ditambahi berbagai bumbu2 kebencian oleh Islamophobes).
Seperti interviewnya Imam Syamsi di FoxNews yang menjawab dengan gamblang tentang point nomor 2 tuduhan mereka di atas, ini bisa merubah persepsi yang salah dari banyak orang.

Atau apakah ada yang tahu kalau sudah ada comprehensive rebuttals terhadap point2 di atas tsb?

Mudah2an Allah SWT melindungi kita semua dari kejahatan orang2 yang bodoh dan zhalim.
Amin.

Thursday, July 22, 2010

Superheros inspired by Islam

Very entertaining presentation!
I remember about the comics few years back but never know about the movie production until now..

http://www.ted.com/talks/naif_al_mutawa_superheroes_inspired_by_islam

Friday, July 16, 2010

Ground zero mosque - Reza Aslan vs. Zuhdi Jasser


Seru juga debatnya di CNN....  we need more people like Reza to argue or debate with the Islamophobes...  :)

Reza looks confidence, tampaknya karena dia merasa memiliki data (facts) yang kuat juga logical argument yg sound.

http://www.loonwatch.com/2010/07/reza-aslan-rips-republican-zuhdi-jasser-on-mosque/

Wednesday, July 14, 2010

Islamophobia dan da'wah

Islamophobia is a real problem that Muslims need to resolve together. IMHO, ini salah satu akibat dari ditinggalkannya da'wah, baik internal (pada diri, keluarga, umat Islam) maupun external (pada non-Muslims).

Saya jadi ingat ceramahnya Imam Joban di pengajian Redmond beberapa bulan yang lalu.

Banyak orang meninggalkan da'wah karena merasa dirinya masih banyak dosa dan kekurangan. Mereka beranggapan mereka harus perfect dulu baru bisa berda'wah. Padahal yang namanya manusia itu tempat salah dan dosa. Iman itu naik dan turun. Kalau kita baru mau berda'wah menunggu kalau iman kita tinggi dan stabil, tidak akan pernah kita mau memulai da'wah. Ustadz Joban memberikan contoh seorang Muslim yang merasa dirinya masih banyak dosa tapi kemudian ia berhasil membuka jalan temannya kepada Islam, hanya karena memberikan temannya Al Qur'an. Allah SWT membuka hati dan menunjuki siapa saja yang Dia kehendaki, melalui siapa saja.

Saya mengajak seluruh anggota IMSA untuk bersama2 aktif dalam da'wah di lingkungan community kita tinggal. Tidak hanya kepada Muslims saja, tapi juga kepada non-Muslims, karena kita sekarang ini part of this society dan harus involved di dalamnya. Tidak hanya dengan ucapan saja, tapi juga dengan perbuatan/bil hal. Dengan berakhlaq yang baik (lillahi ta'ala bukan show off), tapi juga dengan melakukan aktivitas2 da'wah lainnya yg terorganize rapih, seperti menulis di newspaper mengcounter miskonsepsi yang salah, membantu the poor, homeless, aktif dalam interfaith meetings, mengundang tetangga2 untuk dinner di waktu ramadhan atau eidul fitri either di rumah atau di masjid, da'wah booth di campus, library, etc. Ada baiknya kalau setiap dari kita mengerti akan fiqh da'wah, materi2 da'wah apa saja yang bisa disampaikan dan metode2nya.

Insya Allah kalau semua Muslims di negeri ini aktif melakukan da'wah lillahi ta'ala, problem2 orang membenci Islam akan sedikit demi sedikit bisa berkurang.

Tugas kita berusaha dan berdoa. Hasil akhir, terbukanya hati untuk mendapat hidayah itu hanya oleh Allah SWT.

Berikut ini ada slides mengenai da'wah to non-Muslim yang mudah2an bermanfaat untuk memotivasi kita semua untuk lebih aktif lagi berda'wah.
https://docs.google.com/present/edit?id=0AR4bDYUpI9PTZGc4ZzJnNjRfMjdoaDQ1dDRjaw&hl=en&authkey=CNqRjbUF

Mohon dikoreksi dan ditambahkan bila ada yang salah dan kurangnya.

Saturday, July 10, 2010

Dengki Penghancur Kebaikan

Semoga bermanfaat...

Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud).
Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Kullu dzi ni’matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).
Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yang dirugikan bukanlah orang yang didengki, melainkan si pendengki itu sendiri. Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Ia merugi dunia dan akhirat.” (‘Aunul Ma’bud juz 13:168)
Hilangnya pahala itu hanyalah salah satu bentuk kerugian pendengki. Masih banyak kebaikan-kebaikan atau peluang-peluang kebaikan yang akan hilang dari pendengki, antara lain:
Pertama, mengalami kekalahan dalam perjuangan. Orang yang dengki perilakunya sering tidak terkendali. Dia bisa terjebak dalam tindakan merusak nama baik, mendiskreditkan, dan menghinakan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia membayangkan akan merusak citra, kredibilitas, dan daya tarik orang yang didengkinya. Dan sebaliknya, mengangkat citra, nama baik dan kredibilitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian. Rasulullah saw. bersabda:
Dari Jabir dan Abu Ayyub Al-Anshari, mereka mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada seorang pun yang menghinakan seorang muslim di satu tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tempat yang ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorang pun yang membela seorang muslim di tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang ia menginginkan pembelaan-Nya.” (Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabrani)
Kedua, meruntuhkan kredibilitas. Ketika seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk, hasutan, dan demarketing kepada pihak lain, jangan berangan bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tidak membuka mata terhadap realitas, tidak dapat berpikir objektif, atau memang sudah “satu frekuensi” dengan si pendengki. Akan tetapi banyak pula yang mencoba melakukan tabayyun, cari informasi pembanding, dan berusaha berpikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berpikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pendengki. Orang yang memiliki hati nurani ternyata tidak senang dengan fitnah, isu murahan, atau intrik-intrik pecundang. Di mata mereka orang-orang yang bermental kerdil itu tidaklah simpatik dan tidak mengundang keberpihakan.
Orang yang banyak melakukan provokasi dan hanya bisa menjelek-jelekkan pihak lain juga akan terlihat di mata orang banyak sebagai orang yang tidak punya program dalam hidupnya. Dia tampil sebagai orang yang tidak dapat menampilkan sesuatu yang positif untuk “dijual”. Maka jalan pintasnya adalah mengorek-ngorek apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan sesuatu yang baik di mata pendengki bisa disulap menjadi keburukan. Nah, mana ada orang yang sehat akalnya suka cara-cara seperti itu?
Ketiga, mencukur gundul agama. Rasulullah saw. bersabda, “Menjalar kepada kalian penyakit umat-umat (terdahulu): kedengkian dan kebencian. Itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengatakan bahwa penyakit itu mencukur rambut, melainkan mencukur agama.” (At-Tirmidzi)
Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Akan tetapi Islam yang dibawa oleh orang yang di dadanya memendam kedengkian tidak akan dapat dirasakan rahmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki itu tidak mampu untuk sekadar menyungging senyum, mengucapkan kata ‘selamat’, atau melambaikan tangan bagi saudaranya yang mendapat sukses, baik dalam urusan dunia maupun terkait dengan sukses dalam perjuangan. Apatah lagi untuk membantu dan mendukung saudaranya yang mendapat sukses itu. Dengan demikian Islam yang dibawanya tidak produktif dengan kebaikan alias gundul.
Keempat, menyerupai orang munafik. Perilaku dan sikap pendengki mirip perilaku orang-orang munafik. Di antara perilaku orang munafik adalah selalu mencerca dan mencaci apa yang dilakukan oran lain terutama yang didengkinya. Jangankan yang tampak buruk, yang nyata-nyata baik pun akan dikecam dan dianggap buruk. Allah swt. menggambarkan perilaku itu sebagai perilaku orang munafik. Abi Mas’ud Al-Anshari –semoga Allah meridhainya– mengatakan, saat turun ayat tentang infaq para sahabat mulai memberikan infaq. Ketika ada orang muslim yang memberi infaq dalam jumlah besar, orang-orang munafik mengatakan bahwa dia riya. Dan ketika ada orang muslim yang berinfak dalam jumlah kecil, mereka mengatakan bahwa Allah tidak butuh dengan infak yang kecil itu. Maka turunlah ayat 79 At-Taubah. (Bukhari dan Muslim)
Benarlah ungkapan seorang ulama salaf: “Al-hasuudu laa yasuud (pendengki tidak akan pernah sukses).” (Kasyful-Khafa 1:430).
Kelima, tidak mampu memperbaiki diri sendiri. Orang yang dengki, manakala mengalami kekalahan dan kegagalan dalam perjuangan cenderung mencari-cari kambing hitam. Ia menuduh pihak luar sebagai biang kegagalan dan bukannya melakukan muhasabah (introspeksi). Semakin larut dalam mencari-cari kesalahan pihak lain akan semakin habis waktunya dan semakin terkuras potensinya hingga tak mampu memperbaiki diri. Dan tentu saja sikap ini hanya akan menambah keterpurukan dan sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun untuk mewujudkan kemenangan yang didambakannya.
Keenam, membuat gelap mata dan tidak dapat melihat kebenaran. Dengki membuat pengidapnya tidak dapat melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri; dan tidak dapat melihat kelebihan pada pihak lain. Akibatnya, jalan kebenaran yang terang benderang menjadi kelam tertutup mega kedengkian. Apa pun yang dikatakan, apa pun yang dilakukan, dan apa pun yang datang dari orang yang dibenci dan didengkinya adalah salah dan tidak baik. Akhirnya, dia tidak dapat melaksanakan perintah Allah swt. sebagaimana yang disebutkan dalam ayat, “Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang- orang yang mempunyai akal.” (Az-Zumar:18)
Ketujuh, membebani diri sendiri. Orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh iri dengki hidupnya menanggung beban berat yang tidak seharusnya ada. Bayangkan, setiap melihat orang lain yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat untuk tersenyum, dan yang lebih bahaya hatinya semakin penuh dengan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Enakkah kehidupan yang penuh dengan perasaan itu? Tentu saja menyesakkan. Dalam bahasa Al-Qur’an, bumi yang luas ini dirasakan sumpek. Seperti layaknya penyakit, ketika dipelihara akan mendatangkan penyakit lainnya. Demikian pula penyakit hati yang bernama iri dengki. Bila dia tidak dihilangkan akan mengundang penyakit-penyakit lainnya. Maha Benar Allah yang telah berfirman, “Di dalam hati mereka ada penyakit maka Allah tambahkan kepada mereka penyakit (lainnya).” (Al-Baqarah: 10)
Betapa sulitnya kita menghimpun kebaikan dan meraih kemenangan. Maka janganlah diperparah dan dipersulit dengan membiarkan dengki menguasai hati kita. Mari berlomba dalam kebaikan. Allahu a’lam.

Saturday, July 03, 2010

Menela'ah lebih dalam antara Ikhlash dan Riya'

Semoga bermanfaat...


oleh:  
Abu Zuhriy Rikiy Dzulkifliy

Hakikat Ikhlash
Ikhlash adalah sesuatu yang begitu mudah diucapkan akan tetapi betapa sulitnya direalisasikan. Sampai-sampai sebagian ulama salaf menyatakan: “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersaksikan bahwasanya dirinya telah ikhlash maka sungguh dia butuh untuk ikhlash lagi”, sebagaimana diucapkan oleh As-Susiy.
Hal ini dikarenakan apabila seseorang merasa telah ikhlash dalam ucapan dan perbuatannya berarti dia telah berbuat ‘ujub (kagum dan bangga dengan amalnya) yang akan menghapuskan amalannya tersebut. Sedangkan orang yang ikhlash adalah orang yang amalnya bersih dari seluruh hal yang akan menghapuskannya seperti riya`, sum’ah, ’ujub dan yang lainnya.
Berkata Ya’qub: “Orang yang ikhlash adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana dia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya.”
Kecuali kalau dalam rangka agar orang lain mengikuti perbuatan baiknya maka boleh menampakkan perbuatannya tersebut karena ada maslahat bagi orang lain.
Berkata Ayyub: “Memurnikan niat bagi orang-orang yang beramal itu lebih berat atas mereka daripada (mengerjakan) seluruh amalan-amalan.”
Berkata sebagian ulama salaf: “Ikhlash sesaat adalah keselamatan selama-lamanya, akan tetapi ikhlash itu adalah sesuatu yang sangat sulit.”
Ketika Suhail ditanya: “Apakah yang paling berat bagi jiwa?” Maka beliau menjawab: “Ikhlash, karena padanya tidak ada bagian yang lainnya.”
[Lihat: Tazkiyyatun Nufuus, karya Ibnu Rajab, Ibnul Qayyim dan Abu Hamid, hal.17, dengan beberapa perubahan.]
Hakikat riya’
Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: "Ar Riya’." (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742)
Arriya’ (الرياء) berasal dari kata kerja raâ ( راءى) yang bermakna memperlihatkan. Sedangkan yang dimaksud dengan riya’ adalah memperlihatkan (memperbagus) suatu amalan ibadah tertentu seperti shalat, shaum (puasa), atau lainnya dengan tujuan agar mendapat perhatian dan pujian manusia. Semakna dengan riya’ adalah Sum’ah yaitu memperdengarkan suatu amalan ibadah tertentu yang sama tujuannya dengan riya’ yaitu supaya mendapat perhatian dan pujian manusia.
Para pembaca yang mulia, perlu diketahui bahwa segala amalan itu tergantung pada niatnya. Bila suatu amalan itu diniatkan lkhlas karena Allah subhanahu wata’ala maka amalan itu akan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala. Begitu juga sebaliknya, bila amalan itu diniatkan agar mendapat perhatian, pujian, atau ingin meraih sesuatu dari urusan duniawi, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.
Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ’alaihi)
Ibadah merupakan hak Allah subhanahu wata’ala yang bersifat mutlak. Bahwa ibadah itu murni untuk Allah subhanahu wata’ala, tidak boleh dicampuri dengan niatan lain selain untuk-Nya. Sebagaimana peringatan Allah subhanahu wata’ala dalam firman-Nya (artinya):
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)
Alangkah indahnya perkataan imam al-fudhail bin iyadh dalam menjelaskan riya’ :
“Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya` sedangkan beramal karena manusia adalah kesyirikan, adapun yang namanya ikhlash adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya.”
Maksud beliau adalah apabila ada seseorang meninggalkan amal kebaikan karena takut riya` seperti dia tidak mau shalat sunnah karena takut riya’, berarti dia sudah terjatuh pada riya` itu sendiri. Yang seharusnya dia lakukan adalah tetap melaksanakan shalat sunnah walaupun di sekitarnya ada orang dengan tetap berusaha untuk ikhlash dalam amalnya tersebut.
[Lihat: Tazkiyyatun Nufuus, karya Ibnu Rajab, Ibnul Qayyim dan Abu Hamid, hal.17, dengan beberapa perubahan.]
Hukum Riya’
Riya’ merupakan dosa besar. Karena riya’ termasuk perbuatan syirik kecil.
Sebagaimana hadits di atas dari shahabat Mahmud bin Labid, Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: "Ar Riya’."
Selain riya’ merupakan syirik kecil, ia pun mendatangkan berbagai macam mara bahaya.
Perlu diketahui, meskipun riya’ “hanya” syirik asghar, kita tidak boleh meremehkannya karena syirik asghar termasuk dosa besar yang dosanya lebih besar dari zina, merampok atau yang semisal.
Bahaya Riya’
Penyakit riya’ merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena memilki dampak negatif yang luar biasa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian menghilangkan pahala sedekahmu dengan selalu menyebut-nyebut dan dengan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang-orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir”. (Al Baqarah: 264)
Dalam konteks ayat di atas, Allah subhanahu wata’ala memberitakan akibat amalan sedekah yang selalu disebut-sebut atau menyakiti perasaan si penerima maka akan berakibat sebagaimana akibat dari perbuatan riya’ yaitu amalan itu tiada berarti karena tertolak di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Ayat di atas tidak hanya mencela perbuatanya saja (riya’), tentu celaan ini pun tertuju kepada pelakunya. Bahkan dalam ayat yang lain, Allah subhanahu wata’ala mengancam bahwa kesudahan yang akan dialami orang-orang yang berbuat riya’ adalah kecelakaan (kebinasaan) di akhirat kelak. Sebagaimana firman-Nya:
“Wail (Kecelakaanlah) bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, dan orang-orang yang berbuat riya’, … " (Al Maa’uun: 4-7)
Diperkuat lagi, adanya penafsiran dari Ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma, makna Al Wail adalah ungkapan dari dasyatnya adzab di akhirat kelak. (Tafsir Ibnu Katsir 1/118)
Sedangkan dalam hadits yang shahih, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ancaman bagi orang yang berbuat riya’ yaitu Allah subhanahu wata’ala akan meninggalkannya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda: "Allah subhanahu wata’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan dengan mencampurkan kesyirikan bersama-Ku, niscaya Aku tinggalkan dia dan amal kesyirikannya itu”.
Bila Allah subhanahu wata’ala meninggalkannya siapa lagi yang dapat menyelamatkan dia baik di dunia dan di akhirat kelak? Dalam hadits lain, Allah subhanahu wata’ala benar-benar akan mencampakkan pelaku perbuatan riya’ ke dalam An Naar.
Sebagaimana hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan Al Imam Muslim, bahwa yang pertama kali dihisab di hari kiamat tiga golongan manusia: pertama; seseorang yang mati di medan jihad, kedua; pembaca Al Qur’an, dan yang ketiga; seseorang yang suka berinfaq. Jenis golongan manusia ini Allah subhanahu wata’ala campakkan dalam An Naar karena mereka beramal bukan karena Allah subhanahu wata’ala namun sekedar mencari popularitas. (Lihat HR. Muslim no. 1678)
Perlu diketahui, bahwa riya’ yang dapat membatalkan sebuah amalan adalah bila riya’ itu menjadi asal (dasar) suatu niatan. Bila riya’ itu muncul secara tiba-tiba tanpa disangka dan tidak terus menerus, maka hal ini tidak membatalkan sebuah amalan.
Pengobatan Riya’
Di antara cara untuk mencegah dan mengobati perbuatan riya’ adalah:
1. Mengetahui dan memahami keagungan Allah subhanahu wata’ala, yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang tinggi dan sempurna.
Ketahuilah, Allah subhanahu wata’ala adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat serta Maha Mengetahui apa-apa yang nampak ataupun yang tersembunyi. Maka akankah kita merasa diperhatikan dan diawasi oleh manusia sementara kita tidak merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata’ala?
Bukankah Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):"Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menampakkannya, pasti Allah mengetahuinya”, …" (Ali Imran: 29)
2. Selalu mengingat akan kematian.
Ketahuilah, bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Ketika seseorang selalu mengingat kematian maka ia akan berusaha mengikhlaskan setiap ibadah yang ia kerjakan. Ia merasa khawatir ketika ia berbuat riya’ sementara ajal siap menjemputnya tanpa minta izin /permisi terlebih dahulu. Sehingga ia khawatir meninggalkan dunia bukan dalam keadaan husnul khatimah (baik akhirnya) tapi su’ul khatimah (jelek akhirnya).
3. Banyak berdo’a dan merasa takut dari perbuatan riya’.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita do’a yang dapat menjauhkan kita dari perbuatan syirik besar dan syirik kecil. Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dan At Thabrani dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda: "Wahai manusia takutlah akan As Syirik ini, sesungguhnya ia lebih tersamar dari pada semut. Maka berkata padanya: “Bagaimana kami merasa takut dengannya sementara ia lebih tersamar daripada semut? Maka berkata Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam :” Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إناَّ نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ, وَ نَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُه
“Ya, Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang kami ketahui. Dan kami memohon ampunan kepada-Mu dari dosa (syirik) yang kami tidak mengetahuinya.”
4. Terus memperbanyak mengerjakan amalan shalih.
Berusahalah terus memperbanyak amalan shalih, baik dalam keadaan sendirian atau pun dihadapan orang lain. Karena tidaklah dibenarkan seseorang meninggalkan suatu amalan yang mulia karena takut riya’. Dan Islam menganjurkan umat untuk berlomba-lomba memperbanyak amalan shalih. Bila riya’ itu muncul maka segeralah ditepis dan jangan dibiarkan terus menerus karena itu adalah bisikan setan.
Apa yang kita amalkan ini belum seberapa dibandingkan amalan, ibadah, ilmu dan perjuangan para shahabat dan para ulama’. Lalu apa yang akan kita banggakan? Ibadah dan ilmu kita amatlah jauh dan jauh sekali bila dibandingkan dengan ilmu dan ibadah mereka.
Berusaha untuk tidak menceritakan kebaikan yang kita amalkan kepada orang lain, kecuali dalam keadaan darurat. Seperti, bila orang berpuasa yang bertamu, kemudian dijamu. Boleh baginya mengatakan bahwa ia dalam keadaan berpuasa. (Lihat HR. Al Imam Muslim dari sahabat Zuhair bin Harb no. 1150)
Namun boleh pula baginya berbuka (membatalkan puasa selama bukan puasa yang wajib) untuk menghormati jamuan tuan rumah.
Beberapa perkara yang bukan termasuk riya’
1. Seseorang yang beramal dengan ikhlas, namun mendapatkan pujian dari manusia tanpa ia kehendaki.
Diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dari shahabat Abu Dzar, bahwa ada seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam : “Apa pendapatmu tentang seseorang yang beramal (secara ikhlas) dengan amal kebaikan yang kemudian manusia memujinya?” Maka Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam menjawab: “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin”.
2. Seseorang yang memperindah penampilan karena keindahan Islam.
Diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dari shahabat Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Tidaklah masuk Al Jannah seseorang yang di dalam hatinya ada seberat dzarrah (setitik) dari kesombongan.” Berkata seseorang: "(Bagaimana jika) seseorang menyukai untuk memperindah pakaian dan sandal yang ia kenakan? Seraya Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala itu indah dan menyukai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain".
3. Beramal karena memberikan teladan bagi orang lain.
Hal ini sering dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Seperti Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam shalat diatas mimbar bertujuan supaya para shahabat bisa mencontohnya. Demikian pula seorang pendidik, hendaknya dia memberikan dan menampakkan suri tauladan atau figur yang baik agar dapat diteladani oleh anak didiknya. Ini bukanlah bagian dari riya’, bahkan Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الإِْسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa yang memberikan teladan yang baik dalam Islam, kemudian ada yang mengamalkannya, maka dicatat baginya kebaikan seperti orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi sedikitpun dari kebaikannya.” (HR. Muslim no. 1017)
4. Bukan termasuk riya’ pula bila ia semangat beramal ketika berada ditengah orang-orang yang lagi semangat beramal. Karena ia merasa terpacu dan terdorong untuk beramal shalih. Namun hendaknya orang ini selalu mewaspadai niat dalam hatinya dan berusaha untuk selalu semangat beramal meskipun tidak ada orang yang mendorongnya.
Pentingnya Ikhlash bagi Penuntut Ilmu
Berkata Al-Imam An-Nawawiy setelah membicarakan tentang keutamaan ilmu dan kedudukan ulama: “Ketahuilah bahwasanya apa-apa yang telah kami sebutkan dari keutamaan menuntut ilmu, hanyalah akan diperoleh bagi orang yang mencarinya dalam rangka mengharapkan Wajah Allah Ta’ala, bukan dalam rangka mencari dunia. Dan barangsiapa dalam menuntut ilmu dia mencari tujuan duniawi seperti harta, kepemimpinan, kedudukan, kemegahan, ketenaran, menarik perhatian manusia kepadanya atau ingin mendebat orang lain, atau yang sejenisnya maka ini semuanya tercela.” (Al-Majmuu’ 1/23)
Apabila seorang penuntut ilmu mendapatkan dalam dirinya kecenderungan kepada riya` dan senang untuk berbangga-bangga dengan ilmunya, maka wajib baginya untuk menyibukkan diri dengan memperbaiki niat, bersungguh-sungguh melatih jiwanya agar tetap di atas keikhlashan, menghilangkan was-was syaithan, berlindung diri dari kejahatan dan kejelekannya sampai niatnya kembali menjadi bersih dari berbagai kotoran riya dan yang lainnya, dan tertutuplah pintu-pintu masuk syaithan yang biasa menyusup dari sela-sela jiwa manusia.
Al-Khathib Al-Baghdadiy meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnus Simak bahwasanya dia berkata: Aku mendengar Sufyan Ats-Tsauriy berkata:
“Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat atas diriku daripada (memperbaiki) niatku, karena niat itu senantiasa berubah-ubah pada diriku.” (Al-Jaami’ li Akhlaaqir Raawiy wa Aadaabis Saami’ 1/317)
Al-Khathib juga meriwayatkan dari Bisyr Ibnul Harits bahwasanya beliau ketika berbicara lalu menyebutkan sanad hadits, maka beliau berkata:
“Astaghfirullaah, sesungguhnya ketika menyebutkan sanad muncul perasaan bangga dan sombong dalam hatiku.” (Ibid. 1/338)
Dia takut masuknya perasaan sombong dan bangga ke dalam hatinya, ketika dia menyebutkan sanad dari para perawi dan guru-gurunya yang meriwayatkan dari mereka, lalu hal ini menjadi sebab munculnya riya`, maka diapun mengawasi bisikan-bisikan jiwanya lalu meminta ampun kepada Rabbnya.
Al-Khathib Al-Baghdadiy meriwayatkan juga dari ‘Ubaidullah bin Abi Ja’far bahwasanya beliau berkata:
“Apabila seseorang ketika sedang berbicara di suatu majelis lalu pembicaraannya tersebut menjadikan dia ta’ajjub (kagum) maka hendaklah dia diam, dan sebaliknya apabila dia diam lalu diamnya tersebut menjadikan dia ta’ajjub maka hendaklah berbicara.” (Ibid. 1/338)
Beramal Terus Sambil Memperbaiki Niat
Sangatlah pantas bagi kita untuk memperhatikan permasalahan ini yaitu terhadap pintu-pintu masuknya syaithan yang selalu berusaha menggoda manusia, yang wajib bagi para penuntut ilmu mewaspadainya.
Yang dimaksud pintu syaithan di sini adalah godaan dan tipuannya syaithan yang menjadikan permasalahan riya` dan rasa takut darinya sebagai senjata untuk menghalangi seorang penuntut ilmu dari tujuannya (sehingga tidak lagi menuntut ilmu karena takut riya`), dan menghalangi seorang yang alim dari majelis ilmu (sehingga tidak lagi mengajarkan ilmunya karena takut riya`), menghalangi seorang da’i dan pemberi nasehat dari pelajaran-pelajarannya, dengan alasan bahwasanya manusia akan kagum dengan pembicaraannya dan hal ini mengantarkan kepada riya` atau karena semata-mata didapati dalam dirinya ada kecenderungan kepada bisikan-bisikan riya` dan senang dengan kagumnya manusia dan pujian mereka kepadanya.
Sungguh para ulama telah membedakan antara riya` yang merupakan tujuan dan pendorong atas suatu amalan dengan keadaan seorang muslim yang telah menyempurnakan amalannya dengan ikhlash kemudian dia mendapati sebagian kesenangan pada dirinya dari pujian manusia atasnya setelah dia menyelesaikan amalannya tersebut, maka hal ini tidaklah mengurangi hakikat keikhlashannya insya Allah. (Mukhtashar Minhaajil Qaashidiin hal.221)
Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Dzarr, dia berkata: Dikatakan kepada Rasulullah: “Apakah pendapat engkau terhadap seseorang yang melakukan suatu amalan kebaikan dan manusia memujinya?” Maka beliau menjawab: “Itulah balasan kebaikan yang disegerakan sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.”
Sebagaimana para ulama juga telah memberitahukan bahwasanya selayaknya bagi seorang penuntut ilmu agar jangan meninggalkan jalan menuju ilmu apabila dia mendapatkan dalam dirinya ada sesuatu dari riya`, akan tetapi yang harus dia lakukan adalah menyibukkan diri dengan memperbaiki niatnya dengan tetap meneruskan menuntut ilmu dan menyebarkan ilmu serta mengajarkannya kepada orang lain.
Berkata Al-Imam An-Nawawiy: "Tidak Selayaknya bagi seorang yang berilmu untuk tidak mengajarkan ilmunya kepada seseorang dengan alasan karena niat orang yang belajar tersebut belum benar, karena sesungguhnya dia masih diharapkan agar baik niatnya. Dan terkadang dirasakan berat oleh kebanyakan para pemula dari kalangan para penuntut ilmu masalah perbaikan niat karena lemahnya jiwa-jiwa mereka dan sedikitnya kesenangan mereka terhadap kewajiban memperbaiki niat.
Karena menghalangi atau mencegah dari mengajari mereka akan mengantarkan kepada terluputnya ilmu yang banyak, bersamaan dengan itu masih diharapkan perbaikannya dengan adanya barakah ilmu apabila dia senang ilmu. Dan sungguh para ulama salaf mengatakan: “Kami dulunya menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu itupun enggan kecuali agar dicari dalam rangka karena Allah semata.” Artinya akibat terakhirnya adalah jadilah menuntut ilmunya itu karena Allah semata." (Al-Majmuu’ 1/30)
Hal itu juga sebagaimana diterangkan oleh Al-Imam Ibnul Jauziy, di mana beliau mengatakan:
“Sungguh Iblis telah memberikan tipu dayanya kepada seorang pemberi nasehat yang ikhlash, maka Iblispun berkata kepadanya: “Orang sepertimu tidaklah memberi nasehat dan akan tetapi kamu hanya pura-pura memberi nasehat.” Akhirnya diapun diam dan berhenti dari memberi nasehat. Itulah di antara makar Iblis, karena dia menginginkan menghalangi perbuatan yang baik…. Iblispun juga berkata: “Sesungguhnya kamu ingin bernikmat-nikmat dengan apa yang kamu sampaikan dan kamu akan mendapatkan kesenangan karena hal itu, dan kadang-kadang akan muncul perasaan riya` pada ucapanmu, dan menyendiri itu lebih selamat.” Maksud dari perkataan ini adalah menghalangi dari berbagai kebaikan". (Talbiisu Ibliis hal.125)

Luruskan Niat dalam Menuntut Ilmu!
Kita akhiri pembicaraan ini dengan wasiat Abu Hamid (beliau di akhir hidupnya bertaubat dan kembali ke manhaj salaf, yang sebelumnya bermanhaj shufi) di mana beliau mengingatkan para penuntut ilmu akan wajibnya mengawasi dan memperhatikan jiwanya dan agar selalu bertanya kepadanya apa pendorong dalam mencari ilmu dan kesabarannya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan menuntut ilmu:
“Berapa malam kamu bangun untuk mengulang ilmu dan mentelaah kitab-kitab dan kamu mengharamkan dirimu untuk tidur, aku tidak tahu apa yang mendorongmu melakukan semuanya itu? Apabila niatmu mencari bagian dari dunia, perhiasannya dan kedudukan-kedudukan di dunia, serta ingin berbangga-bangga dengan teman-teman setingkatmu, maka kecelakaanlah bagimu kemudian kecelakaanlah bagimu. Dan apabila tujuanmu dalam mencari ilmu adalah dalam rangka menghidupkan syari’atnya Nabi dan mendidik akhlakmu serta mengikis habis nafsu yang cenderung kepada kejelekan, maka kebahagiaanlah bagimu kemudian kebahagiaanlah bagimu.” (Ayyuhal Walad hal.105-106)
Wallaahu A’lam, disadur dari Aadaabu Thaalibil ’Ilmi hal.31-35.
Sumber:
1. Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Edisi ke-24 Tahun ke-3 / 13 Mei 2005 M / 04 Rabi’uts Tsani 1426 H
Judul Artikel: Ikhlash, Betapa Sulitnya…
url: http://fdawj.atspace.org/awwb/th3/24.htm
2. Buletin Al Ilmu
Rabu, 16-Januari-2008
Judul Artikel: Bahaya Riya dan Pengobatannya
url: http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=1002

Wednesday, June 30, 2010

Tujuh Cara Mengatasi Kesulitan Rezeki

Semoga bermanfaat...

Ditulis Oleh: Ust. Abu Hamzah Yusuf
Liku-liku kehidupan memang tak bisa dikalkulasi dengan hitungan. Negeri yang sedemikian makmurnya ini, terancam kekurangan sandang, pangan dan papan. Kegoncangan melanda di mana-mana. Kegelisahan menjadi selimut kehidupan yang tidak bisa ditanggalkan. Begitulah kalau krisis ekonomi sudah memakan korban.
Seakan manusia telah lalai, bahwa segala yang terhampar di jagat raya ini ada Dzat yang mengaturnya. Apakah mereka tidak ingat Allah Ta’ala telah berfirman,
“Dan tidaklah yang melata di muka bumi ini melainkan Allahlah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Keyakinan yang mantap adalah bekal utama dalam menjalani asbab (usaha) mencari rezeki. Ar-Rahman (Allah yang Maha Penyayang) yang menjadikan dunia ini sebagai negeri imtihan (ujian), telah memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapi manusia. Di antaranya:

1. Berusaha dan Bekerja

Sudah merupakan sunnatullah seseorang yang ingin mendapatkan limpahan rezeki Allah harus berusaha dan bekerja. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Kalau telah ditunaikan shalat Jum’at maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Rezeki Allah itu harus diusahakan dan dicari. Tapi, kadang-kadang karena gengsi, sombong dan harga diri seseorang enggan bekerja. Padahal mulia atau tidaknya suatu pekerjaan itu dilihat apakah pekerjaan tersebut halal atau haram.
2. Taqwa

Banyak orang melalaikan perkara ini, karena kesempitan hidup yang dialaminya. Dia mengabaikan perintah-perintah Allah, karena tidak sabar menunggu datangnya pertolongan Allah. Padahal Allah Ta’ala telah menyatakan,
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
Yaitu ‘Dari jalan yang tidak diharapkan dan diangankan-angankan,’ demikian komentar Qatadah, seorang tabi’in (Tafsir Ibnu Katsir 4/48). Lebih jelas lagi Syaikh Salim Al-Hilali mengatakan bahwa Allah Yang Maha Tinggi dan Agung memberitahukan, barangsiapa yang bertaqwa kepada-Nya niscaya Dia akan memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapinya dan dia akan terbebas dari mara bahaya dunia dan akhirat serta Allah akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (Bahjatun Nadhirin 1/44).

3. Tawakkal
Allah berfirman:
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.”(QS. Ath-Thalaq: 3)
Yakni, “Barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi apa yang dia inginkan,” demikian kata Imam Al-Qurthubi dalam dalam Al-Jami’ Ahkamul Qur’an, 8/106.
Dan tidak dinamakan tawakkal bila tidak menjalani usaha. Sesungguhnya menjalani usaha merupakan bagian dari tawakkal itu sendiri. Oleh karena itu Ibnul Qoyyim mengatakan, “Tawakkal dan kecukupan (yang Allah janjikan) itu, bila tanpa menjalani asbab (usaha-pent.) yang diperintahkan, merupakan kelemahan semata, sekali pun ada sedikit unsur tawakkalnya. Hal yang demikian itu merupakan tawakkal yang lemah. Maka dari itu tidak sepantasnya seorang hamba menjadikan sikap tawakkal itu lemah dan tidak berbuat dan berusaha. Seharusnya dia menjadikan tawakkal tersebut bagian dari asbab yang diperintahkan untuk dijalani, yang tidak akan sempurna makna makna tawakkal kecuali dengan itu semua.” (Zadul Ma’ad 2/315).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan kita dalam riwayat yang shahih,
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kaian sebagaimana burung diberi rezeki. Pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, (dan) pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. An-Nasai, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
4. Syukur 
Syukur adalah jalan lain yang Allah berikan kepada kaum mukminin dalam menghadapi kesulitan rezeki. Dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman,
“Kalau seandainya kalian bersyukur, sungguh-sungguh Kami akan menambah untuk kalian (nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.” (QS. Ibrahim: 7)
Oleh karena itu dengan cara bersyukur insya Allah akan mudah urusan rezeki kita. Adapun hakekat syukur adalah, “Mengakui nikmat tersebut dari Dzat Yang Maha Memberi nikmat dan tidak mempergunakannya untuk selain ketaatan kepada-Nya,” begitu Al-Imam Qurthubi menerangkan kepada kita (Tafsir Qurthubi 9/225)

5. Berinfaq
Sebagian orang barangkali menyangka bagaimana mungkin berinfaq dapat mendatangkan rezeki dan karunia Allah, sebab dengan berinfaq harta kita menjadi berkurang. Ketahuilah Dzat Yang maha Memberi Rezeki telah berfirman,
“Dan apa-apa yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba: 39)
6. Silaturrahmi
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturrahmi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. Doa
Allah memberikan senjata yang ampuh bagi muslimin berupa doa. Dengan berdoa seorang muslim insya Allah akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menuntun kita agar berdoa tatkala kita menghadapi kesulitan rezeki.
“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah dan yang selainnya).

Sunday, June 20, 2010

Kisah Asma bint Marwan dan Ka'ab bin Asyraf

Dua kisah yang sering dibawa oleh Islamophobes untuk menghujat Nabi SAW adalah kisah pembunuhan Asma' bint Marwan dan Ka'ab bin Asyraf.

Kisah Asma bint Marwan ini meskipun ditemukan dalam sirah Ibn Ishaq, Ibn Hisyam, dan Ibn Sa'ad, dilihat dari sanadnya tidak bisa dipercaya. Dengan demikian, logically, tidak relevant lagi pertanyaan bagaimana Asma bint Marwan menemui ajalnya, karena ada atau tidaknya figure tersebut pun tidak bisa diketahui secara pasti historically.

Ini pelajaran buat kita, jangan percaya begitu saja semua kisah2 dalam sirah2 Nabi SAW tanpa mencheck reliability nya. Tidak sedikit kisah2 di sirah Nabi yang tidak memiliki sanad sehingga tidak bisa ditrace reliability nya seperti halnya dengan hadits. Tidak sedikit pula kisah2 di sirah yang memiliki sanad bahkan cenderung bisa ditemukan similarity nya dengan kisah di dalam hadits pula.

Kisah Ka'ab ibn Ashraf ini ditemukan dalam hadits shahih Bukhari, Abu Dawud, dll.
Kisahnya ini terjadi setelah perang Badar, ketika umat Islam dalam persiapan perang menghadapi pembalasan Quraisy menyerang umat Islam. Ka'ab pergi ke Mekkah dan mengobarkan semangat balas dendam Quraisy terhadap kekalahan mereka di Badr. Ini dilakukannya dengan syair2 provokasi mendorong Quraisy menghabisi umat Islam dan Muhammad di Madinah. Ibn Hisham p.365-366 states that when Ka'ab "became certain that the news was true he left the town and went to Mecca to stay with al-Muttalib who was married to `Atika. She took him in and entertained him hospitably. He began to insults against the Apostle and to recite verses in which he bewailed the Quraysh who were thrown into the pit after having been slain at Badr."

Kejadian ini terjadi dalam masa peperangan dan Ka'ab dengan jelas berpihak pada musuh dan memanasi mereka untuk menghabisi umat Islam. Ini mirip dengan propaganda kebencian dan permusuhan ang disebarkan Nazi untuk menghabisi 6 juta orang Yahudi.   Ka'ab juga menyebarkan propaganda kebencian dan permusuhan terhadap kaum Muslimin dengan syair2nya, termasuk menghina kehormatan perempuan2 Muslim. Ibn Hisham p.367 menyebutkan: "Then he composed amatory verses -expression of exciting sexual love- of an insulting nature about the Muslim women."  Syair/poetry saat itu di Arab merupakan one dangerous weapon yang bisa digunakan untuk memprovokasi terjadinya permusuhan, pembunuhan dan peperangan. Semua historians jelas2 mengakui hal ini, termasuk  orientalists seperti Rodinson, Margoliouth. "Satire was a far more effective weapon in Arabia than elsewhere" (Margoliouth, Mohammed, p.278).

Sirah Ar-Rahiq Al-Makhtum juga menyebutkan: "On hearing the news of Badr -that Qur'aish was lost-, he [Ka'ab] got terribly exasperated and swore that he would prefer death to life if the news was true. When this was confirmed he wrote poems satirizing Muhammad (peace be upon him), eulogizing Quraish and enticing them against the Prophet (peace be upon him). He then rode to Makkah where he started to trigger the fire of war, and kindle rancour against the Muslims in Madinah." (p.241)

Ka'ab tidak hanya memprovokasi pihak Mekkah tapi juga di Madinah kepada orang2 munafik dan Yahudi dengan kata2 vulgarnya. Saat itu orang2 Islam sedang mempersiapkan segala resources mereka untuk menghadapi pembalasan dari Quraisy (di Uhud), dan dalam situasi seperti itu pun Nabi Muhammad SAW sempat memperingati Ka'ab untuk berhenti dari provokasinya, tapi tidak dihiraukan: "He (Ka'b) refused, after warnings from the Prophet, to stop his dirty campaign and sinister intrigues. He was bent on fomenting a revolt against the Prophet and the Muslims in Madinah. By all these actions, Ka'b had openly declared war against the Prophet. He was dangerous and a public enemy to the nascent Muslim state" (Biography of the Prophet's Companions).

Nabi SAW sebagai pimpinan negara Madinah saat itu juga pemimpin perang berhak mengambil tindakan untuk menstop provokasi Ka'ab ini sebelum non-Muslims di Madinah terpengaruh kebencian dan memberontak untuk menghabisi umat Islam dari dalam. Sebenarnya tindakan Ka'ab jelas2 merupakan act of treason dan Bani Nadir (kaumnya Ka'ab) mendiamkannya saja (padahal mereka turut menandatangi perjanjian damai di Madinah), meskipun demikian, Nabi tidak menghukum seluruh Bani Nadir, tapi hanya menghukum si provokator. Ka'ab tinggal di fortress (benteng) yang besar dan dia termasuk orang yang disegani kaumnya dan banyak pengikutnya. Untuk memeranginya langsung tidak mudah karena akan menimbulkan peperangan dengan Bani Nadir dan meluasnya chaos di dalam Madinah, di saat para kafir Quraisy sudah siap mengattack kapan saja.

Para Islamophobes berlaku tidak honest dengan mengklaim bahwa Ka'ab tidak pantas untuk dibunuh karena cuma mengeluarkan kata2 hinaan saja yang merupakan "freedom of expression", karena mereka tidak menerangkan the whole story dan tidak melihat dari sudut pandang mereka yang sedang berperang pada zaman tsb. Dengan retorika dan pemilihan kata2 yang dibuat sedemikian rupa para Islamophobes ini berusaha membuat para pembacanya tidak melihat rangkaian peristiwa yang menyebabkan peristiwa tsb terjadi. Para Islamophobes ini juga berusaha membuat impression dengan permainan kata2, bahwa Ka'ab sebagai seorang kriminal biasa yang harus diadili dengan hukum yang berlaku. Apakah mereka lupa (atau tidak tahu) hukum apa yang ada di zaman Arab saat itu untuk mengadili orang yang melakukan act of treason dan menyebarkan propaganda berbahaya, apalagi di tengah2 pada masa peperangan?

Tolong dikoreksi kalau ada yang salah dan kurang.
Mudah2an bermanfaat...

We have no idea without God's revelation

Keimanan terhadap Tuhan, masalah dosa dan akhirat memang tidak ada yang bisa mengetahuinya tanpa informasi dari kitab suci.

"Among mankind there are people who debate about God,
without knowledge, without guidance, and without Book that brings light".
(Qur'an 22:8)

Tanpa kitab suci, manusia hanya bisa menduga2 tanpa mengetahuinya secara pasti:

"But among them follow nothing but conjectures, speculations.
Truly conjectures can be of no avail against the truth.
Verily Allah is well aware of all that they do."
(Qur'an 10:36)

Wallahu'alam.

Monday, June 07, 2010

Ad/iklan di Bus tentang hukuman mati buat murtad...

Terus terang, ketika saya membaca Islamophobic ad ini saya jadi teringat tidak sedikit orang2 Islam yang masih beranggapan bahwa orang murtad harus dihukum mati. Tidak sedikit ulama di negara2 seperti Arab Saudi, Malaysia, dan lainnya, yang menganjurkan hukum ini dalam jurisprudence mereka. Makanya tidak heran kalau orang2 non-Muslim yang baru tahu akan hal ini berusaha mengconvince masyarakat mereka akan bahayanya pandangan ini. (terlepas dari their Islamophobic agenda to spread the hate propaganda towards Islam and Muslims).

It is interesting to know apa komentar mereka yang setuju hukuman mati terhadap orang murtad ketika melihat ad ini ya?

http://www.nydailynews.com/opinion/anti-muslim-hate-rides-bus-leaving-islam-ads-prejudice-disguised-assistance-article-1.181946




Another perspective on this particular issue in Islam.

Tuesday, December 29, 2009

Racial profiling on War of Terror

Jazakallah khair Imam Shamsi...

http://www.nbcnewyork.com/on-air/as-seen-on/Racial_Profiling_and_The_War_on_Terror_New_York.html

After New York Congressman Peter King's remarks suggesting racial profiling should be used in the security screening process, Imam Shamsi Ali of the Islamic Cultural Center of NY came on NYNN to discuss the topic with David Ushery.

Tuesday, September 15, 2009

Kebaikan dalam bulan Ramadhan

Saya teringat khutbah Jum'at dua minggu yang lalu di masjid di sini..

Bulan puasa ini bisa dianalogikan seperti bulan yg ada "big sale" dengan discount yg besar2an di dalamnya, seperti big sale dgn semboyan "buy one, get 10 free", bayangkan berapa banyak orang berduyun2 yg mengantri.... Atau seperti bulan di mana ada "big return on investment", seperti adanya company yg menawarkan $1 investment akan direturn 10x sampai 700x, bayangkan berapa banyak orang berbondong2 menginvestasikan harta mereka di sana.

Belum lagi ada "bonus" besar di dalamnya, di mana satu malam yg beribadah di dalamnya bernilai 1000 bulan (~1000x30 = 30,000 hari). Seperti kalau ada company yg memberi bonus tahunan sebesar 30,000x gaji sehari, akan berapa banyak orang berbondong2 berusaha mendapatkan bonus ini.

Semua ini ada dalam bulan mulia ini dan sepenuhnya berdasarkan kebijaksaan, yg telah ditentukan oleh Allah SWT, pencipta alam semesta, bukan aturan yg dibuat2 sembarangan dan hanya omong kosong belaka untuk iming2 orang awam bodoh seperti tuduhan sebagian orang.

Orang yang menganggap buat apa ibadah kalau niatnya cari pahala serupa dengan orang yang menolak bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang memang sudah menetapkan hal ini dalam kebijaksanaannya. jangan complaint nanti kalau employee yang lain dapat bonus, tapi dia tidak mendapat apa2, dikarenakan sikap 'ujub, merasa superior dari employee lainnya.

"Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya sampai
700 kali lipat. Allah Ta`ala berfirman, `Kecuali puasa, di mana puasa itu adalah untuk diri-Ku dan Aku akan membalasnya. Dia meninggalkan nafsu syahwat dan makanan demi diri-Ku. Dan orang yang berpuasa itu memiliki 2 kegembiraan; kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat berjumpa dengan Rabbnya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi" (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada malam kemuliaan, tahukah engkau apakah malam kemuliaanitu ? Malam kemuliaan  itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar". (97:1-5)

"(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong  dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab..." (Qur'an 4:!23)


Mudah2an Allah SWT menerima semua ibadah kita, puasa kita, shalat kita, doa kita, zakat, infaq dan sedekah kita dan semua amalan lainnya. Mudah2an Allah SWT melimpahkan kesehatan dan kekuatan kepada kita semua untuk menyelesaikan ibadah di bulan Ramadhan ini dan memberikan kita semua juga keluargadan karib kerabat kita semua kesempatan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan di tahun2 mendatang.
Amin ya Rabbal 'Alamin...

Tuesday, September 08, 2009

Orang tua Nabi di neraka?

"Dari Anas: bhw seorang laki prnh bertanya, "Ya Rasulullah! Dimanakah tempat ayahku ?" 
Jawab Nabi, "Di Neraka!" Tatkala orang itu berpaling hendak pergi, beliau memanggilnya, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya bapakku & bapakmu tempatnya di neraka" 

Dari Abu Hurairah: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ziarah kekubur ibunya, lalu ia menangis yg menyebabkan orang2 disekelilingnya (para shahabat) turut menangis. Lalu beliau bersabda, 'Aku meminta izin pd Tuhanku spy aku dibolehkan utk mohon ampun baginya, tpi tidak diizinkan bagiku. Lalu aku meminta izin supaya aku dibolehkan menziarahi kuburnya, maka diizinkan bagiku. 


Kedua hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sudah lama hadits ini ramai diperdebatkan di beberapa forum diskusi antara yg pro dan kontra terhadap pendapat orang tua Nabi SAW masuk neraka.

Saya pernah menyimpan link yg memuat tulisan dari Imam Suyuthi mengenai hal ini di mana beliau membahas secara detail dalil2 dari Qur'an dan hadits2 Nabi yg berkaitan termasuk dua hadits yg disebut di bawah, dan berkesimpulan bahwa orangtua Nabi SAW tidaklah di neraka:
http://www.marifah.net/articles/prophetsparentssaved-jalaluddinalsuyuti.pdf

Monday, September 07, 2009

Diskusi singkat dengan Islamophobe

Kemarin saya menerima beberapa emails dari seorang Islamophobe. Kayaknya email2 macam ini sudah menjadi semacam modus operandi para Islamophobes untuk disebarkan dengan tambahan list of selective verses, hadith and sirah yang di copy paste dari website buku "The Prophet of Doom".
Berikut ini diskusi saya dengan Islamophobe yang satu ini yang berlangsung kemarin. Saya share di sini dengan harapan mudah2an bisa bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Mudah2an diskusi kemarin itu tidak sia2... Amin.


ISLAMOPHOBE:
your "holy" books are filled with chaos, decadence, murder, and pedophilia. mohammed is not a prophet except maybe a prophet of satan. if anyone reads the books of the koran and hadith and says "These are Holy" that person is mentally defective and in need of medical attention.

RESPONSE:
the burden of proofs is upon those who bring the accusation. everyone claims that they have truth, but they don't know what truth is.
what is truth? truth is factuality and logical. factual means every statement should be backed by observable facts. logical means every statement should be consistent without contradiction. every accusation must be backed by facts and must be logical. otherwise it must be tossed away by any sane person.

have you read the qur'an by yourself from cover to cover? i urge you to read it and see it for yourself. don't let others to deceive you especially those who already have preconceived ideas and hate in their heart. how could you judge about something justly if you already hate it in the first place without any proof?

when we talked about person in the past, we must rely on historical records that are reliable. we should not trust any report that are not reliable. and we read a biography of a person in the past, especially those that have long story, we should not read it partially, cutting and paste episodes from the story, which will make us not understanding the whole story correctly. it is like you are watching a long movie. we should watch it from start to end. this means we need to understand the context. without this, we may not understand the story correctly. good person can be portrayed as bad, and bad person can be potrayed as good. i urge you to read the story of the prophet (sirah, hadith) from cover to cover to understand the whole story and its context. do not rely on some books written by people who have hatred in their heart in the first place. i urge you to read it by yourself with sincerity and open mindness.
here is some links that you can use to read the qur'an and sira/hadith:
qur'an:  http://www.islamicity.com/mosque/ArabicScript/sindex1.htm
hadith: http://www.witness-pioneer.org/vil/hadeeth/riyad/default.htm
sira: http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/MH_LM/default.htm
i hope you read it and judge it by yourself with sincerety and open mindness.
you will find this journey of finding the truth very exciting and heart fulfilling. may god almighty, the creator of heaven and earth, guide you and all of us into the truth. amen.

ISLAMOPHOBE:
my friend i have studied islam for several years, i have read your books, DO NOT for a second think that i dont know your religion. i know it well, i know it inside and outside. their books are filled with some of the dumbest and stupidest things that have no explaination, i guess thats why things get abbrogated from them. like satan lives in your nose at night so before prayers in the morning you must snort water into your nose, or if you fall asleep while prayer the devil will pee in your ear. just stupid nonsense.

RESPONSE:
it seems what you can do is basically copy and paste selective qur'anic verses, hadith and sirah that have been taken out of taken, mostly taken from the prophet of doom book. i read this book and if you read it with sincerety you can find many fallacies in them (quoting from sources that not acceptable by scholars, from unauthentic, unreliable sources, quoting using wrong translation, quoting out of context, quoting without comprehensive knowledge about islamic jurisprudence, double standard, different standard, half-truths, etc).
about hadith that seems does not make any sense if translated literally, why not take it as an allegorical or metaphorical? many hadith have this style. also if you insists to translate this as literal, do you know anything about the nature of satan? can satan be observed by our five senses empirically? how do you judge then? and god knows best.

please free yourself from being deceived by people who hate islam without even bother to look the facts by yourself. read the qur'an from cover to cover with open mind. think other possibilities, not just one from your preconceived ideas. insha allah.

ISLAMOPHOBE:
islam is a cult. mohammed is a prophet of satan himself, if you would like more proof of this i can give it to you, but i see you have ignored defending your religion, actually your offense is your defense because nobody can defend something that rediculous and stupid. mohammed filled NO prophecies. mohammed was a violent sexually indulgent individual while Christ was peaceful, and pure. mohammed was a liar, a murderer and a pedophile, an ancient Jim Jones with no kool aid to poison his people, so he poisoned them with lies.

RESPONSE:
islam was not a new religion. it was a religion of adam and all prophets after him. it was sent down by god to reveal his true teaching that has been corrupted by many after jesus. islam taught people to return to worship only god and no others. it never teaches muslim to worship muhammad since he was only a human. if muhammad was a liar, he could have taught his followers to worship him and elevate him to high status like god, but not, he even asked people to keep sitting, not stand to up when he came to their gathering. before his prophethood he lived a rich life with his wife and enjoyed the high status in his community. after his proclaim of prophethood, his life was changed drastically, he was boycotted, opposed, and targetted for assasination by his own people. he even rejected the offer from his people to become their king with abundant of wealth with only one condition: stop teaching them to worship only god. he could've accepted their offer and live a happy life. but no, he chose otherwise. his life was full of struggles for bringing the message to the completion: worship only god almighty.

the accusation that prophet muhammad was deceived can be answered just by quoting verses from your bible: Matthew 12:22-28. jesus answered the pharisees when they accused him of deceived by devil, that THE DEVIL CANNOT STAND AGAINST HIMSELF. the qur'an is full of warnings about devil deceptions including prayer against him. prophet muhammad was also performing exorcisms in the name of god casting out devils from people who were possessed. these are found in reliable historical records. then if you follow jesus in matthew above, you could not say muhammad was deceived by devil since he was performing exorcism as jesus did and the qur'an teaching is against the devil.
i don't think you know my religion, since if you know, you won't be doing copying and pasting selective, mistranslated, out-of-context, and ignorant quotations from books written by hateful people intending to spread hate propaganda. only ignorants and bigots who would do such thing. i hope you are not one of them. again, the burden of proofs is upon those who bring the accusation. your accusation against the prophet muhammad do not have any reliable historical basis as well as sound argument. they are clouded by hateful feeling and fallacious arguments as i mentioned earlier before.
and god knows best.

ISLAMOPHOBE:
i learned islam because i wanted to know how people could be so cruel to my people in egypt (the coptic), i wanted to know why they cried out for israel to give them land, even tho the palestinians twice rejected offers for their own land for their own country, and yet they opress my people in egypt in violent ways that cannot be described and i have seen it with my own eyes. so i studied, so i could know why muslims do what they do. do not ever EVER refer to me as ignorant of your religion i think you are upset because i got you clocked, i know you by your belief. i am by no means a foolish person foolish enough to speak against something i know nothing about. your prophet commands you to destroy us, commands you to fight until the religion of the world is for allah, he commands no mercy, he commands fighting and bloodshed, he not only allows but teaches to hit women. i cannot believe in something so intolerant and violent as islam.


RESPONSE:
i don't know much about the cruelty of muslims in your country to your own people/coptics. but we should not overgeneralize this to all muslims. some muslims are extremists similar with some christians or some jews or some hindus. these extremists have wrong interpretation about their religion's teachings. we should not paint all with the same brush. sometimes people mix between politics and religions. we should know better than them. if islam teaches its followers to eradicate non muslims, there will be no christians or jews, or hindus left in egypt, syria, india, and other countries where muslim was majority and had power against them in the past. even nowadays, the majority muslim countries like indonesia and malaysia, non-muslims enjoying living even with more wealth compared with their own muslim neighbors.
i hope you see this point...


ISLAMOPHOBE:
i can know what is evil based on the Orthodox Church, islam is a direct opposite that. its an easy religion for a man and scary one for a woman. the koran and hadith are a joke, they are not divinely inspired hence the first 2 suras are very peaceful then allah changes his mind? then says that if these verses contradict the newer one replaces the old, completely negating the first 2 suras, that means allah changes his mind and didnt have it right the first time. or how allah tricked the people when Christ was crucified to make look as if He was crucified but he really wasnt, so allah also tricks people, that is evil. mohammed learned Christianity from a heretical nestorian monk who taught him all kinds of falsehoods. when mohammed supposedly seen the archangel he didnt know if it was the devil or allah. i asked a muslim cleric this question and he said this" when he went back to hadija he told her what he saw and she replied is he still there, mohammed said yes.hadija then lifted her dress exposing her private parts and asked mohammed do you still see him, mohammed replied no. hadija said then this is from allah, no holy angel would have looked upon me in that way." seriously?

RESPONSE:
please answer the following:
- do you know what the first 2 surahs you are talking about here? please let me know what you have mind.
- where is the verse(s) in the qur'an or the hadith that mention that the fighting verses in the qur'an abrogate or replace the peaceful ones?
the topic of abrogation should have basis on the qur'an and hadith. any opinion outside the qur'an and hadith cannot be used as basis, but merely opinion, there no legal binding to it.

- where in the qur'an that says god "tricks" people in the event of crucifixion?
- is it evil for god to protect his prophet from being killed or crucified by his enemy?
- where is the historical record that show this existence of heretical nestorian monk who taugh muhammad falsehood?
- who is this muslim cleric that said khadija lifted her dress after the first revelation? on what basis he said that?



ISLAMOPHOBE:
mohammed was just some power hungry guy comes along learns a bit of religion twists it and gets people to follow his version because its new. he then teaches that he knows the truth as god has revealed it to him and nobody else has the truth, jews, christians all of them got it wrong and or perverted it, i have it right the man claims. over time, as in islam, the peaceful ways start to turn more violent, the leader starts womanizing, Bukhari vol.5 no.236 "The prophet married aisha when she was a girl of six years of age and consummated hat marriage when she was nine years old", believing himself to be god or some prophet of god, as he grows more violent he also grows more and more delusional and paranoid. like in the hadith Bukhari Vol. 2 no. 167 " The sun eclipsed and the prophet jumped up terrified that it might be the hour (of judgement)" its pretty basic, mohammed did this very same thing, starting off rather peaceful and normal, over a progression of time he became more and more violent and more delusional with his sayings, maybe he was epileptic. this is actually in several areas of the hadith vol.1 nos. 1,2,3,4 etc. you know that mohammed said very insane things like adam was 90 feet tall Bukhari vol. IV no 543 narrated abu huraira:The prophet said,"allah created Adam, making him 60 cubits tall" or this Bukhari vol. IV no. 516 "Satan stays in the upper part of the nose all night." um what? or how about this scientific nonsense Muslim vol.III nos.5113 " a believer eats in one intestine while a non-believer eats in seven intestines" again, what? another connundrum. Muslim vol.IV no. 5612 It is prohibited to play chess. allahs apostle said, "He who played chess is like one who dyed his hand with the flesh and blood of swine." well i guess i must be spiritually inept cause these are just silliness to me, lol. this is why i pity muslims and i understand why they cannot conceive of Christ being God or the Trinity.

RESPONSE:

about islam peaceful turn violent:
i don't think you know the history of islam well. islam was peaceful at the beginning, and the followers were tortured and killed by the pagans until they were forced to migrate. even then the pagans still pursuing them wanted to crush them once for all. why is it wrong for these people to stand up and fight for their life? even after so many battles, when muhammad was finally victorious and entering his hometown makkah, he did not eradicate all his enemies but forgived them, including those who killed his daughter and his uncle and mutilated him. even after muhammad passed away, his shield was still in the hand of his jew neighbor in madinah for the collateral of his debt. if he was eradicating non-muslims, why on earth this jew still living in madinah as his neighbor???

the marriage with aisha:
first, the idea of being marriage to aisha beside saudah was brought up by one of his companion for him to remarry after the death of his wife, khadija. even before being proposed by muhammad, someone else had proposed aisha's hand from her parents. this shows that this was acceptable tradition back then. the pagans of makkah, the enemies of islam, who hated him could have used this if it's not acceptable to attack the personality of muhammad. but they did not since it's acceptable tradition back then.

about the eclipse:
the hadith reads: The sun eclipsed and the Prophet got up, being afraid that it might be the Hour (i.e. Day of Judgment). He went to the Mosque and offered the prayer with the longest Qiyam, bowing and prostration that I had ever seen him doing. Then he said, "These signs which Allah sends do not occur because of the life or death of somebody, but Allah makes His worshipers afraid by them. So when you see anything thereof, proceed to remember Allah, invoke Him and ask for His forgiveness."

what is so strange about this?? is it weird to be afraid of the day of judgement which noone knows when its time come? what's wrong with praying to god during eclipse?

about adam's tall:
does anyone know how tall was adam when he was created in heaven? do you know? then why could you tell that this statement was false?

about satan and intestines: this could be considered as metaphorical. do you have any evidence that this is otherwise? even the qur'an has metaphorical style of language as it was mentioned in one of the verses. what's so hard about understanding this?

about chess:
the hadith in sahih muslim does not have the word "chess" but "dice" that is associated with gambling. where do you get this word chess from??

about trinity:
it's not only muslims who do not understand trinity. but all people with common sense. it even took centuries for the church to formulate the trinity, there were divisions and sects that were labelled heretics by those who did not agree with them. tell why was this happening if jesus and all prophets ever mentioned this concept clearly and explisitly...

and god knows best.

ISLAMOPHOBE:
reading the history of islam invading in the 7th century, there was so much blood it was knee high. why?? because islam teaches this. and yes many muslims arent violent, because they dont know their religion like many other people of other faiths.
Qur'an:8:1 "I shall terrorize the infidels. So wound their bodies and incapacitate them because they oppose Allah and His Apostle."
Bukhari:V7B67N427"The Prophet said, 'If I take an oath and later find something else better than that, then I do what is better and expiate my oath.'

i have converted many muslims, you know how? teaching them about their own religion they know nothing about. women in particular are very easy to convert, many of them that come to america hate islam they are tired of being oppressed by it. i dont know how anyone can cling to a religion like islam. i know this is what you were taught but you must side with truth. ive done my research my friend, i was raised liberal, no God just reason, i changed because i sought truth, i sought out the true faith. you can keep going on and on but both you and i know where the truth is and it certainly is not islam.

RESPONSE:

where did you get your sources that islam caused so much blood being spilled knee high? please give me the references.
your quote of qur'an 8:1 is wrong. please check again your qur'an if you have any and have read it cover to cover as you claimed.
about oath/swear, people sometimes swear to not to do something because of something due to their emotion at that moment. this hadith mention teaches us that you need to expiate your oath/ pay kifarah (either feeding 10 poor people or if you can't do that fasting for three days). for example, the prophet used to eat honey and some of his wives dislike this and he swore not to eat honey again to make his wives happy. god reprimanded the prophet that he should not make the lawful food to become unlawful for him. the prophet then need to expiate his oath and pay the kifarah. what's wrong with this???

imho, muslims who converted to christianity are ignorant of their religion. they don't know anything about the qur'an, the hadith, the sirah, and their correct understanding. you seems to always say about the truth. what is the truth according to you? what is the definition?

ISLAMOPHOBE:
to me truth is definetly not islam. its a made up religion. 600 years after Christianity and we are supposed to believe a guy with many wives one of them a 9 year old? there are several sources "the arab conquest of egypt" is a great book, that actual quote comes from eye witness accounts, some of the historical manuscripts survived, while many of the bibles and such were burned, these are in the Coptic Library in alexandria, i have read them myself and was pretty shocked as i didnt know it was that bad. theres also "a lonely minority" "2000 years of coptic Christianity" those all touch on that subject if youd like to read them. the thing is, anything can be justified. i can accuse your faith and you can make excuses and justifications, and you can accuse mine and think that im making excuses and justifications, its a catch 22. one of my good friends from saudi arabia knows the koran by heart, he converted, and i dont think hes ignorant in any way. hes very smart and successful. he taught me alot of what islam itself teaches outside the koran, and i have to say i was quite disgusted. bottom line is there are metaphors, not everything is literal. i cant see it though in these blatantly violent verses, are those metaphors too? i mean when you really look at islam in a subjective way, you honestly see truth or do you see it as truth because it is what you have been taught is truth, thats the difference between you and me. i willingly chose this faith because of the evidence and because of my research of Judaism, Christianity, Islam, Buddhism etc. so there is the difference in thinking right there, i was not taught this so studying these faiths, i studied unbiased, where as you were taught to believe islam. therein lies our quandry.


RESPONSE:

how can i admit a statement that i know that it's wrong, factually as well as argumentatively. you can see anyone's opinion whether they are atheists, agnostics, hindus, budhist, etc. it doesn't matter what belief they profess, it's their argument is the core important. we don't use ad hominem in our argument. how could i trust you as a true historian if i can see a lot of ignorance and fallacies in your argument?
here is some of them:

1. quoting invalid source, outside qur'an and hadith
2. quoting gross, wrongly translated verses, hadith, sirah
3. quoting unreliable source, e.g. quoting unknown, weak, fabricated hadith, sirah
4. quoting verses, hadith and sirah out of context, e.g. context of war is taken in general context
5. double standard, e.g. mocking verses of war in the qur'an but silent on verses of war in the bible which are worst and more barbaric
6. different standard, e.g. the marriage of aisha as an acceptable custom and tradition of 7th century arabia compared with western 21th century customs.
7. generalization, e.g. small minority extremists were taken as good example of all muslims and islamic teaching
8. historical twists, e.g. you don't give any reliable reference to your so-called historical "facts" but rather claiming yourself as historian...
9. straw man, putting words in others' mouths, e.g. you are forcing your islamophobic interpretation and the extremists interpretation of islam to all muslims forcing them believe that yours are the "true" interpretation.
10. red herrings, e.g. instead of answering questions, you bring other issues just by copying and pasting islamophobic selective verses/hadiths without even bother to check and learn the sources, language and context.

if you still need to discuss about this islam-christianity thing you need to remember there are points that we have to agree to disagree... i will respond to your message tomorrow insha allah...

ISLAMOPHOBE:
na i think we are done. your pretty indoctrinated by your family or your mosque whichever. so we have to agree to disagree. but look at these verses, they are from your books and tell me that islam is not violent. seriously read them.




Diskusi pun berhenti di sini.
Mudah2an ada manfatnya...